32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Reses Anggota Dewan Medan, Netty Yuniaty Siregar

Warga Protes Indosat Minim Kucurkan CSR

RESES: Anggota DPRD Medan, Netty Yuniati Siregar saat menampung aspirasi warga Medan Perjuangan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Medan Perjuangan merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang minim akan perhatian. Kecamatan dengan total 9 kelurahan, 128 lingkungan dengan luas wilayah sekitar 421 hektare ini memiliki jumlah penduduk berkisar 121 ribu yang mayoritas di antaranya berprofesi sebagai wirausaha Home Industri dan pelaku UKM. Mereka membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, tapi seolah tak tersentuh.

Dalam kegiatan Reses anggota DPRD Medan Fraksi Gerindra, Netty Yuniaty Siregar, Sekretaris Camat (Sekcam) Medan Perjuangan, Jul Ahyudi Solin mengatakan, Pemko Medan telah berupaya mendorong para warga dalam mengembangkan usahanya. Namun pihak-pihak swasta yang berdomisili di kawasan Medan perjuangan justru enggan untuk membantu.

“Warga kami di sini mayoritas pengusaha Home Industri, Pemko Medan sudah berupaya untuk membantu, tapi tentu terbatas mengingat masih ada 20 kecamatan lagi di Kota Medan yang juga harus dibantu. Tapi perusahaan-perusahaan swasta skala besar di Medan Perjuangan ini justru tak mau membantu,” ucap Jul Ahyudi di depan Netty Siregar, Lurah Tegal Rejo dan para warga yang hadir dalam kegiatan reses yang di gelar di kantor Camat Medan Perjuangan di jalan Pendidikan, Minggu (22/12) tersebut.

Salah satu perusahaan yang dimaksud Jul Ahyudi, yakni PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) yang terletak di kecamatan mereka namun tidak mau mengucurkan bantuannya kepada masyarakat Medan Perjuangan.

“Lihat Indosat itu, mereka perusahaan berskala Internasional, katanya pemiliknya orang Qatar, tapi memberikan dana CSR-nya saja ke Medan Perjuangan tak mau. Pernah sekali mereka beri bantuan, tapi cuma beberapa tong sampah. Dengan CSR senilai 3 persen, seharusnya banyak hal yang bisa dilakukan untuk kecamatan ini. Kalau cuma tong sampah, itu hanya non koma nol nol nol persen saja. Apa manfaatnya ada Indosat itu di kecamatan ini,” cetus Jul.

Senada dengan Sekcam, para warga juga mempertanyakan hal itu. Salah satu warga, Sabariah Harahap juga menuturkan, bahwa pihaknya sangat membutuhkan bantuan dari pihak swasta, tak hanya Indosat namun juga pihak swasta lainnya. “Tolong bu Netty dipanggil dulu pihak-pihak swasta itu. Mereka buka usaha di sini, dapat untung besar, tapi warga disni tak ada dampak apa-apa,” ujarnya.

Selain itu, Sabariah juga menuturkan masalah-masalah seperti sampah, banjir, pendidikan, kesehatan dan Dukcapil di wilayahnya. Begitu juga dengan tingkat orang miskin yang masih tinggi di Medan Perjuangan, ia meminta Netty untuk mendesak Pemko Medan agar membenahi semua itu.

Menanggapi hal itu, Perwakilan Dinsos Kota Medan, Rinaldy Sitorus mengatakan, pihaknya sedang melakukan pendataan di Kota Medan. Mengenai surat miskin, sudah tidak dapat lagi dikeluarkan di kecamatan, melainkan harus langsung ke kantor Dinsos Medan karena harus disesuaikan dengan Basis Data Terpadu (BDT)

“Kami sekarang lagi mendata di Medan Utara, nanti kami akan data ke sini. Bagi yang tak terdata di BDT bisa langsung ke Dinsos dengan membawa KK dan KTP, nanti akan kami kroscek ke lapangan. Bila terbukti warga miskin, maka nanti akan kami masukkan ke dalam warah yang berhak mendapat bantuan. Tapi tidak langsung, karena bantuan dari pemerintah hanya tersedia untuk 65 ribu orang, sedangkan yang sudah terdapat sekitar 128 ribu, artinya harus mengantri,” jawabnya.

Warga lainnya, Fahmi Hasibuan juga mengeluhkan soal sulitnya mendapatkan e-KTP karena kurangnya ketersediaan blanko. Selain itu, ia juga meminta Pemko Medan untuk menertibkan sejumlah lokasi praktik mesum yang marak di Medan Perjuangan yang merusak akhlak, termasuk menertibkan peredaran Narkoba yang begitu marak di kecamatan tersebut.

Mendengar semua aspirasi tersebut, Netty Yuniaty Siregar berjanji akan segera memanggil OPD terkait untuk menuntaskan semua keluhan, termasuk berkoordinasi dengan pihak BPJS Kesehatan agar memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat.

Terkhusus untuk Indosat dan pihak swasta yang ‘membandel’, Netty berjanji akan memanggil pihak-pihak tersebut untuk mempertanyakannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan mendesak mereka untuk segera berkontribusi dalam mensejahterakan warga Medan Perjuangan. (map/ila)

Warga Protes Indosat Minim Kucurkan CSR

RESES: Anggota DPRD Medan, Netty Yuniati Siregar saat menampung aspirasi warga Medan Perjuangan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Medan Perjuangan merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang minim akan perhatian. Kecamatan dengan total 9 kelurahan, 128 lingkungan dengan luas wilayah sekitar 421 hektare ini memiliki jumlah penduduk berkisar 121 ribu yang mayoritas di antaranya berprofesi sebagai wirausaha Home Industri dan pelaku UKM. Mereka membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, tapi seolah tak tersentuh.

Dalam kegiatan Reses anggota DPRD Medan Fraksi Gerindra, Netty Yuniaty Siregar, Sekretaris Camat (Sekcam) Medan Perjuangan, Jul Ahyudi Solin mengatakan, Pemko Medan telah berupaya mendorong para warga dalam mengembangkan usahanya. Namun pihak-pihak swasta yang berdomisili di kawasan Medan perjuangan justru enggan untuk membantu.

“Warga kami di sini mayoritas pengusaha Home Industri, Pemko Medan sudah berupaya untuk membantu, tapi tentu terbatas mengingat masih ada 20 kecamatan lagi di Kota Medan yang juga harus dibantu. Tapi perusahaan-perusahaan swasta skala besar di Medan Perjuangan ini justru tak mau membantu,” ucap Jul Ahyudi di depan Netty Siregar, Lurah Tegal Rejo dan para warga yang hadir dalam kegiatan reses yang di gelar di kantor Camat Medan Perjuangan di jalan Pendidikan, Minggu (22/12) tersebut.

Salah satu perusahaan yang dimaksud Jul Ahyudi, yakni PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) yang terletak di kecamatan mereka namun tidak mau mengucurkan bantuannya kepada masyarakat Medan Perjuangan.

“Lihat Indosat itu, mereka perusahaan berskala Internasional, katanya pemiliknya orang Qatar, tapi memberikan dana CSR-nya saja ke Medan Perjuangan tak mau. Pernah sekali mereka beri bantuan, tapi cuma beberapa tong sampah. Dengan CSR senilai 3 persen, seharusnya banyak hal yang bisa dilakukan untuk kecamatan ini. Kalau cuma tong sampah, itu hanya non koma nol nol nol persen saja. Apa manfaatnya ada Indosat itu di kecamatan ini,” cetus Jul.

Senada dengan Sekcam, para warga juga mempertanyakan hal itu. Salah satu warga, Sabariah Harahap juga menuturkan, bahwa pihaknya sangat membutuhkan bantuan dari pihak swasta, tak hanya Indosat namun juga pihak swasta lainnya. “Tolong bu Netty dipanggil dulu pihak-pihak swasta itu. Mereka buka usaha di sini, dapat untung besar, tapi warga disni tak ada dampak apa-apa,” ujarnya.

Selain itu, Sabariah juga menuturkan masalah-masalah seperti sampah, banjir, pendidikan, kesehatan dan Dukcapil di wilayahnya. Begitu juga dengan tingkat orang miskin yang masih tinggi di Medan Perjuangan, ia meminta Netty untuk mendesak Pemko Medan agar membenahi semua itu.

Menanggapi hal itu, Perwakilan Dinsos Kota Medan, Rinaldy Sitorus mengatakan, pihaknya sedang melakukan pendataan di Kota Medan. Mengenai surat miskin, sudah tidak dapat lagi dikeluarkan di kecamatan, melainkan harus langsung ke kantor Dinsos Medan karena harus disesuaikan dengan Basis Data Terpadu (BDT)

“Kami sekarang lagi mendata di Medan Utara, nanti kami akan data ke sini. Bagi yang tak terdata di BDT bisa langsung ke Dinsos dengan membawa KK dan KTP, nanti akan kami kroscek ke lapangan. Bila terbukti warga miskin, maka nanti akan kami masukkan ke dalam warah yang berhak mendapat bantuan. Tapi tidak langsung, karena bantuan dari pemerintah hanya tersedia untuk 65 ribu orang, sedangkan yang sudah terdapat sekitar 128 ribu, artinya harus mengantri,” jawabnya.

Warga lainnya, Fahmi Hasibuan juga mengeluhkan soal sulitnya mendapatkan e-KTP karena kurangnya ketersediaan blanko. Selain itu, ia juga meminta Pemko Medan untuk menertibkan sejumlah lokasi praktik mesum yang marak di Medan Perjuangan yang merusak akhlak, termasuk menertibkan peredaran Narkoba yang begitu marak di kecamatan tersebut.

Mendengar semua aspirasi tersebut, Netty Yuniaty Siregar berjanji akan segera memanggil OPD terkait untuk menuntaskan semua keluhan, termasuk berkoordinasi dengan pihak BPJS Kesehatan agar memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat.

Terkhusus untuk Indosat dan pihak swasta yang ‘membandel’, Netty berjanji akan memanggil pihak-pihak tersebut untuk mempertanyakannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan mendesak mereka untuk segera berkontribusi dalam mensejahterakan warga Medan Perjuangan. (map/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/