Site icon SumutPos

Akui Event Danau Toba Tak Maksimal, Tahun Ini Dispar Promosi ke Luar Negeri

Humas Provsu
DISAMBUT TORTOR: Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut) Musa Rajekshah disambut tarian Tortor saat membuka puncak perayaan Hari Jadi ke-15 Kabupaten Samosir di Pangururan, Rabu (27/2). Perayaan ditandai penekanan tombol sirene dan pelepasan balon gas, setelah dilakukan pemotongan kue ulang tahun. Berita terkait baca di halaman 4.

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – Pelaksanaan sejumlah event di Danau Toba selama ini kerap dinilai tidak maksimal. Penyebabnya, promosi sangat minim, baik di tingkat nasional maupun internasional. Tak ingin hal itu terulang untuk 17 event dalam Calender of Event (COE) Danau Toba 2019 yang baru diluncurkan Kementerian Pariwisata di Jakarta, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Sumut, Wan Hidayati, berencana promosi ke luar negeri mulai tahun ini.

“Selama ini kegiatan pariwisata di daerah sangat minim promosi. Termasuk event-event yang digelar di kawasan Danau Toba. Belum ada satu pun event di Danau Toba yang dipromosikan hingga ke luar negeri. Tahun ini, kita usahakan (ikut),” kata Wan Hidayati kepada wartawan di Medan, Rabu (27/2).

Minimnya promosi, diakui Hidayati, menjadi salah satu faktor mengapa event-event yang dilaksanakan di Danau Toba kurang sukses dan kurang meriah. Dia mencontohkan seperti yang terjadi pada Festival Danau Toba (FDT) 2018 di Kabupaten Dairi. Karenanya, dia berharap FDT 2019 yang direncanakan akan digelar di Parapat, Kabupaten Simalungun pada 9 hingg 12 Desember 2019 dapat terlaksana maksimal.

“Tahun ini, FDT kita upayakan benar-benar spektakuler. Ada niatan lebih lagi, dari tahun-tahun sebelumnya,” harap Hidayati.

Sayangnya, dia belum mau memaparkan secara detail seperti apa konsep FDT yang akan dilaksanakan pada tahun ini.

Dia juga menyebutkan, selama ini event-event yang dilaksanakan di kawasan Danau Toba juga belum berstandar internasional. Padahal, sudah ada event internasional seperti Samosir Music International yang melibatkan musisi dari sejumlah negara.

Demikian juga dengan Grand Fondo New York Lake Toba. “Harus kita akui, kalau eventnya begitu-begitu saja,” cetus Hidayati.

Di sisi lain, dia juga mengkritik masyarakat di sekitar objek wisata di Sumut, yang menurutnyan

masih kurang sadar wisata dan cinta budaya. Namun begitu, menurut dia, akan dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

“Kemudian, fasilitas sarana dan prasarana belum memadai. Seperti amenitas (fasilitas pariwisata seperti rumah makan, restoran, toko cenderamata, dan fasilitas umum seperti sarana ibadah, kesehatan, taman, dan lain-lain), rest area, termasuk destinasi tertata dan bersih,” tutur Hidayati.

Dengan begitu, ia meminta kepada delapan kabupaten di kawasan Danau Toba untuk mengajukan event-event yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan. “Pemprov Sumut akan membantu dalam anggaran event tersebut. Event-event yang diusulkan, bukan event masyarakat local. Bukan begitu juga. Setidaknya, berstandar nasional,” sebut Hidayati.

Menurut Hidayati, untuk membangun pariwisata dengan baik harus ada kordinasi vertikal antara provinsi dan Kabupaten yang dioptimalkan. “Kemudian, senergi dengan pelaku usaha pariwisata seperti Asita, paket-paket perjalanan wisata. Kalau ini dijalani semuanya, kita yakin bisa berkualitas,” tuturnya.

Dia juga menyebutkan, untuk pembangunan infrastruktur, Pemprov Sumut sudah menyediakan anggaran tahun 2019 ini. Termasuk, untuk pengembangan pariwisata di daerah ini. “Total anggaran kita di Dinas Pariwisata Sumut ada sekitar Rp25 miliar,” pungkasnya.

COE Danau Toba 2019 Disusun Kurator dan BPODT

Senada, Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Disbudpar Sumut, Muchlis Nasution juga meminta koordinasi dan sinergitas yang solid kepada pemkab sekawasan Danau Toba, guna menyukseskan Calender of Event (COE) Danau Toba 2019. Muchlis mengatakan, COE yang telah disusun dan dirilis bertujuan baik terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Sumut.

“Tidak hanya even, kita juga harapkan dari sisi bisnis ikut berpengaruh. Harus ada orang yang datang, harus ada orang menginap di hotel dan orang yang belanja sehingga dapat mendongkrak perekonomian masyarakat kita. Kemudian keterlibatan orang di daerah juga semakin bagus, artinya kehadiran banyak even ini bagus untuk masyarakat terutama di seputar even itu berlangsung. Untuk itu diperlukan sinergitas dan koordinasi yang kuat antarpemda dalam menyukseskan even yang ada ini,” katanya menjawab Sumut Pos, Rabu (27/2).

Dari sisi anggaran, dia mengungkapkan, sebenarnya sudah ada ditampung pada masing-masing pemkab terkait. Sebab menurut dia, di masing-masing kegiatan bidang Dinas Pariwisata Pemkab se kawasan Danau Toba, sudah ada alokasi anggaran untuk kegiatan maupun promosi pariwisata mereka. “Untuk anggarannya sebenarnya masing-masing kabupaten/kota, seperti di kami (Disbudpar) itu terpisah anggarannya. Tergantung apa even yang digelar,” katanya.

Guna mendukung promosi COE Danau Toba 2019, Disbudpar Sumut sudah menyiapkan program partisipasi even di luar negeri. Pihaknya akan melibatkan stakeholder terkait seperti perusahaan travel untuk menjual paket pariwisata Sumut. “Untuk dalam negeri (promosi Danau Toba) kita sebenarnya sudah bagus ya, makanya kita mau tingkatkan promosi luar negeri. Tahun ini kita ada dikasih anggaran lebih baik dari sebelumnya untuk promosi ke luar negeri,” katanya.

Sesuai rencana dan program yang telah disusun, promosi COE Danau Toba dan pariwisata Sumut di luar negeri 2019 seperti di Kota Berlin, Jerman, Italia, Korea dan Malaysia yang memang menjadi pasar wisman terbesar bagi Sumut. “Eropa juga perlu kita masuki mengingat dekat-dekat even pariwisata dunia yang diselenggarakan tahun ini,” katanya.

Kesempatan itu disampaikannya, seingat dia pada tahun lalu tidak ada peluncuran secara eksklusif daftar COE Danau Toba seperti 2019 ini oleh Kemenpar. Dia juga tak mengingat persis dari 16 daftar COE 2019 itu, apakah ada penambahan atau kegiatan yang baru. “Jadi tahun ini ada kurator namanya yang menyusun even-even itu, dimana mereka juga sebagai penilai atas kegiatan yang sudah berjalan tahun lalu. Kemasannya sudah sebaik tahun ini, tapi saya tidak ingat, apakah ada perubahan. Beberapa diantaranya sudah terselenggara di kawasan Danau Toba,” katanya.

Selain ada kurator dari pusat, imbuh dia, sebagai pelaksana atas terkonsepnya COE Danau Toba 2019 berkat kerja dari BPODT. Oleh kedua unsur inilah dibahas lebih komprehensif daftar kalender even Danau Toba tersebut. “Dari even itu barulah dikurasi maka muncullah COE ini. Tapi saya tak tahu detil kegiatan tahun lalu dan tahun ini. Namun tetap ada kami pernah dimintai saran untuk mengkurasi kalender even, meski semua hasilnya diputuskan oleh usulan dari BPODT,” katanya.

Anggota DPRD Sumut, Muhri Fauzi Hafiz mengingatkan Pemprovsu untuk lebih meningkatkan target kunjungan wisatawan mancanegara dari 320 ribu pengunjung menjadi 500 ribu pengunjung per tahun. Penetapan target pengunjung wisman itu, menurut dia, masih jauh dari target nasional yaitu satu juta pengunjung. “Oleh karenanya diminta kepada Pemprovsu khususnya Disbudpar agar dapat menaikkan target kunjungan wisman mengingat Danau Toba salah satu KSPN,” ujarnya.

Pihaknya mengingatkan agar Pemprovsu jangan hanya fokus pada pengembangan KSPN Danau Toba, sebab Sumut punya banyak potensi pariwisata seperti Bahorok dan Tangkahan di Langkat, Nias serta daerah lainnya. “Pemprov sebagai perpanjangan tangan pusat dan koordinator wilayah, tentu harus mensinergikan semua ini supaya peningkatan PAD kita dari sektor pariwisata menjadi lebih optimal lagi,” kata politisi Partai Demokrat itu.

Dukung Festival Seni Budaya DKSU

Sementara Gubsu Edy Rahmayadi mengapresiasi serta mendukung penuh Festival Seni dan Kebudayaan Sumut yang akan dilaksanakan Dewan Kesenian Sumatera Utara (DKSU) pada 19-24 Maret 2019. Menurutnya, kegiatan-kegiatan seperti festival tersebut berpotensi semarakkan pariwisata Sumut.

“Bagus ini, festival inikan merupakan salah satu metode sosialisasi seni dan budaya. Sehingga lebih banyak masyarakat yang kenal dengan keberagaman seni dan budaya kita di Sumut ini, dengan begitu menarik minat orang untuk berwisata ke sini,” ujarnya saat menerima kunjungan dari Ketua DKSU Baharuddin Saputra beserta rombongan di ruang kerjanya lantai 10, Kantor Gubsu Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, Rabu (27/2).

Pariwisata sebagai salah satu sektor yang juga diprioritaskan oleh Pemprov Sumut, kata Edy, membutuhkan strategi dan rencana-rencana yang mantap untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Sumut. “Festival ini salah satu contohnya, semakin banyak event-event seperti ini, apalagi tersebar di media, akan memberi kesan positif tentang Sumut,” ucapnya.

Saat ini, kata Gubernur, Pemprov sedang berusaha untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dari 230.000 hingga 500.000 pengunjung. Karena itu disayangkan, jika masih ada kesan-kesan negatif yang ditampilkan tentang Sumut di media, seperti demo, kriminal, dan lainnya. “Hal-hal seperti ini kan tentu mengurangi minat orang untuk datang dan berinvestasi, nah kita butuh kegiatan seperti ini yang menyejukkan,” tuturnya.

Edy Rahmayadi kemudian berpesan agar kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut direncanakan dengan baik dan detail. Seluruh kesenian dan kebudayaan dari delapan etnis harus tergambar pada festival nantinya. “Hubungan kita dengan seni dan budaya kental sejak dulu, tolong hidupkan dan kembalikan lagi itu,” katanya.

Sebelumnya, Ketua DKSU Baharuddin Saputra menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Edy yang telah menerima dirinya dan rombongan. Baharuddin menjelaskan bahwa DKSU berencana untuk menyelenggarakan Festival Seni Budaya Sumut pada tanggal 19-24 Maret 2019 di Taman Budaya Sumut.

“Di sana nantinya akan digelar parade budaya dimulai dari Lapangan Merdeka hingga lokasi utama. Setelah itu beralngsung beberapa lomba, pameran lukisan dan fotografi, pertunjukan dan atraksi, intinya akan ada banyak stage di sana. Kita harapkan kehadiran Bapak untuk membuka festival nantinya,” ucapnya.

Baharuddin juga menjelaskan bahwa Festival Seni Budaya ini merupakan festival perdana dan merupakan gebrakan dari kepengurusan DKSU periode 2017-2022 untuk tahun 2019. Seluruh kabupaten/kota akan diinformasikan untuk turut memeriahkan festival. (gus/prn)

Exit mobile version