Site icon SumutPos

Konvoi Disalib, Puluhan Sabhara Turun Keroyok Pasutri

Polisi-Ilustrasi
Polisi-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi layaknya preman ditunjukkan sekitar 30 personel Bintara Sabhara Polda Sumut angkatan 2015 di Jalan KH Nasution, Medan Johor, Sabtu (25/6) malam.

Mereka mengeroyok pasangan suami istri, R Harahap (29) dan WO (29) warga Labuhanbatu Utara (Labura). Mirisnya, pengeroyokan terjadi di depan dua anak mereka yang masih kecil.

Informasi dihimpun, malam itu korban yang mengendarai mobil Toyota Agya melaju dari flyover Amplas menuju Simpang pos. Di depan mereka melaju truk polisi membawa puluhan personel.

Menganggap truk melaju sangat lambat, R berusaha mendahuluinya. Upaya tersebut berlangsung hingga Jalan Tritura. Belakangan, dia berpikiran si sopir memang sengaja menghalangi.

“Kalau aku ke kiri, truk (polisi) ke kiri. Kalau aku ke kanan mereka juga ke kanan. Begitu juga saat aku mengambil jalur tengah, mereka berada di tengah,” kesal R.

Situasi mulai memanas saat mobil korban berjarak sangat dekat dengan truk. Beberapa oknum melakukan provokasi dengan mengatakan agar jangan mendahului mereka, bahkan sampai melemparkan botol air mineral ke arah mobil mereka.

Tindakan provokasi itu tidak menyurutkan R untuk mendahului truk. Ketika tiba di simpang Jalan Karya Jaya, Medan Johor, dirinya berhasil mendahului dengan menerobos lampu merah. Berikutnya, dia berhenti dan berniat bertanya.

“Aku terpaksa lakukan itu untuk mempertanyakan sikap para Polisi-polisi itu. Kok begitu tingkah dan cara mereka memperlakukan masyarakat,” sebut R.

Namun rencana ‘nekatnya’ justru berbuntut apes. Belum lagi turun, puluhan polisi turun dari truk dan mengerumuni mobilnya. Tidak diketahui siapa memulai, beberapa oknum dengan beringas menganiaya R dengan cara keroyokan.

“Kalau aku sih tidak apa-apa dipukuli mereka, tetapi dua orang anakku yang masih berusia 3 tahun dan delapan bulan apa jadinya? Apalagi ada juga anak pembantuku di dalam mobil itu yang masih duduk di kelas satu SMP,” ungkapnya.

Tak hanya R, istrinya juga tak luput dari amuk ‘Rambo Kota’ tersebut. Beberapa pukulan sempat mendarat ke tubuh WO. Bahkan jilbab wanita ini sampai lepas dari kepala. Panik, WO terus berteriak minta tolong sembari memegang anaknya di dalam mobil.

“Mereka menyentuh istriku dari belakang dan merusak mobilku di hadapan anak-anakku yang masih kecil. Ini sungguh perbuatan keji dan sudah saya laporkan ke Propam dan Polresta Medan perihal penganiayaan ini,” pungkasnya.

Dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Sumut, AKBP Rina Sari Ginting membenarkan adanya kejadian tersebut. Menindaklanjuti laporan korban, sedikitnya 15 personel yang diduga melakukan penganiayaan telah diperiksa.

Versi laporan yang diterimanya, saat itu mobil dinas Polri jenis truk dan pickup sama-sama melintas, namun mobil Agya yang dikendarai korban digas saat berada di samping rombongan polisi sambil mengacungkan jari tangannya ke arah personel Dit Sabhara yang sedang berhenti.

Tidak lama, mobil yang dikendarai korban kembali berbalik arah dan kembali berhenti di samping mobil Dalmas Polisi.

Berikutnya personel langsung mengerumuni mobil korban hingga terjadi adu mulut. Ketika terjadi adu mulut, pengemudi mobil Agya terus menggas-gas mobilnya yang menggunakan knalpot racing. Emosi, anggota Dit Sabhara memukuli mobil korban. Tetapi, tidak ada di antara para personel itu yang memukuli pengemudi dan penumpangnya.

Mantan Kapolresta Binjai itu menambahkan semua yang diperiksa berpangkat brigadir polisi dua (Bripda). Kita tetap melakukan pemeriksaan untuk mengetahui duduk persoalannya. “Kalau bersalah pasti diberi sanksi. Untuk itu, kita tunggu hasilnya,” tutupnya. (gib/ras)

Exit mobile version