29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Penanganan Aksi Demo Dinilai Tak Sesuai SOP, Gerindra Desak Kapoldasu Minta Maaf

Ketua DPD Gerindra Sumut, Gus Irawan Pasaribu.
Triadi wibowo/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Sumatera Utara meminta Kapolda Sumut, Agus Andrianto me-minta maaf secara terbuka atas tindakan represif yang dilakukan oleh anggotanya sehingga menimbulkan korban di kala-ngan mahasiswa dan anggota DPRD Provinsi Sumut akibat penanganan di luar SOP yang telah ditetapkan.

Hal ini disampaikan Partai Gerindra Sumut melalui pernyataan sikapnya yang diterima Sumut Pos, Jumat (27/9) atas demonstrasi elemen mahasiswa Kota Medan di DPRD Sumut yang berujung ricuh pada Selasa (24/9) kemarin.

Dalam siaran pers yang diteken Ketua DPD Gerindra Sumut Gus Irawan Pasaribu dan Sekretaris Robert Lumban Tobing, Rabu (25/9) itu, Gerindra Sumut menyesalkan tindakan represif aparat saat mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa berbagai perguruan tinggi yang berlangsung Selasa (24/9) karena menimbulkan korban bukan saja mahasiswa, tapi juga menyasar anggota DPRD Provinsi Sumut.

Gus Irawan menegaskan, pemukulan terhadap anggota DPRD Provinsi Sumut tersebut memastikan bahwa pola penanganan yang dilakukan oleh aparat kepolisian dalam hal penanganan aksi unjuk rasa di luar SOP yang telah ditetapkan sehingga dapat menyasar siapa saja karena dilakukan secara sembrono.

“Untuk itu, kami meminta Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto untuk menegakkan aturan sesuai ketentuan kepada oknum yang telah bertindak di luar standar operasional pengamanan sebagai pelajaran kepada yang lainnya. Sehingga hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi di masa mendatang,” katanya.

Tindakan refresif yang dilakukan aparat kepolisian tersebut, menurut dia, tidak hanya menimbulkan korban di kalangan mahasiswa saja tetapi juga dilakukan kepada anggota DPRD Provinsi Sumut yang dipukuli oleh aparat kepolisian justru di kantor DPRD Provinsi Sumut tempat yang bersangkutan bertugas.

“Bahwa bila hal tersebut tidak dilakukan, kami meminta kepada Kapolri Jend. (Pol) Tito Karnavian untu mencopot lrjen (Pol) Agus Andrianto sebagai Kapolda Sumatera Utara,” tegas Gus dalam siaran pers tersebut.

Selain itu jika tindakan tegas tidak diambil, Gerindra Sumut juga mengingatkan agar Kapolri turun tangan menyelesaikan kasus tersebut. “Semoga apa yang terjadi saat ini tidak berulang di kemudian hari. Karena kami memahami bahwa institusi Kepolisian adalah institusi yang mengayomi seluruh anak bangsa di negeri ini,” katanya.

Seperti diketahui, dalam unjuk rasa Selasa lalu, salah seorang Anggota DPRD Sumut yang notabene kader Gerindra Sumut, Pintor Sitorus menjadi korban penangkapan dan pemukulan oknum intel kepolisian. Kejadian tersebut diketahui bermula lantaran Pintor Sitorus merekam peristiwa unjuk rasa ribuan elemen mahasiswa Kota Medan di DPRD Sumut. Pintor sendiri juga diketahui sudah menjalani pemeriksaan kesehatan pascakejadian tersebut. (prn/gus)

Ketua DPD Gerindra Sumut, Gus Irawan Pasaribu.
Triadi wibowo/sumut pos

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Sumatera Utara meminta Kapolda Sumut, Agus Andrianto me-minta maaf secara terbuka atas tindakan represif yang dilakukan oleh anggotanya sehingga menimbulkan korban di kala-ngan mahasiswa dan anggota DPRD Provinsi Sumut akibat penanganan di luar SOP yang telah ditetapkan.

Hal ini disampaikan Partai Gerindra Sumut melalui pernyataan sikapnya yang diterima Sumut Pos, Jumat (27/9) atas demonstrasi elemen mahasiswa Kota Medan di DPRD Sumut yang berujung ricuh pada Selasa (24/9) kemarin.

Dalam siaran pers yang diteken Ketua DPD Gerindra Sumut Gus Irawan Pasaribu dan Sekretaris Robert Lumban Tobing, Rabu (25/9) itu, Gerindra Sumut menyesalkan tindakan represif aparat saat mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa berbagai perguruan tinggi yang berlangsung Selasa (24/9) karena menimbulkan korban bukan saja mahasiswa, tapi juga menyasar anggota DPRD Provinsi Sumut.

Gus Irawan menegaskan, pemukulan terhadap anggota DPRD Provinsi Sumut tersebut memastikan bahwa pola penanganan yang dilakukan oleh aparat kepolisian dalam hal penanganan aksi unjuk rasa di luar SOP yang telah ditetapkan sehingga dapat menyasar siapa saja karena dilakukan secara sembrono.

“Untuk itu, kami meminta Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto untuk menegakkan aturan sesuai ketentuan kepada oknum yang telah bertindak di luar standar operasional pengamanan sebagai pelajaran kepada yang lainnya. Sehingga hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi di masa mendatang,” katanya.

Tindakan refresif yang dilakukan aparat kepolisian tersebut, menurut dia, tidak hanya menimbulkan korban di kalangan mahasiswa saja tetapi juga dilakukan kepada anggota DPRD Provinsi Sumut yang dipukuli oleh aparat kepolisian justru di kantor DPRD Provinsi Sumut tempat yang bersangkutan bertugas.

“Bahwa bila hal tersebut tidak dilakukan, kami meminta kepada Kapolri Jend. (Pol) Tito Karnavian untu mencopot lrjen (Pol) Agus Andrianto sebagai Kapolda Sumatera Utara,” tegas Gus dalam siaran pers tersebut.

Selain itu jika tindakan tegas tidak diambil, Gerindra Sumut juga mengingatkan agar Kapolri turun tangan menyelesaikan kasus tersebut. “Semoga apa yang terjadi saat ini tidak berulang di kemudian hari. Karena kami memahami bahwa institusi Kepolisian adalah institusi yang mengayomi seluruh anak bangsa di negeri ini,” katanya.

Seperti diketahui, dalam unjuk rasa Selasa lalu, salah seorang Anggota DPRD Sumut yang notabene kader Gerindra Sumut, Pintor Sitorus menjadi korban penangkapan dan pemukulan oknum intel kepolisian. Kejadian tersebut diketahui bermula lantaran Pintor Sitorus merekam peristiwa unjuk rasa ribuan elemen mahasiswa Kota Medan di DPRD Sumut. Pintor sendiri juga diketahui sudah menjalani pemeriksaan kesehatan pascakejadian tersebut. (prn/gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/