MEDAN- Mantan Ketua KPU Sumut, Irham Buana Nasution akhirnya muncul juga. Dia pun mau menjawab berbagai pertanyaan yang selama ini menggantung. Terutama soal kedekatannya dengan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar nonaktif.
Ditemui pada malam hari di satu tempat di sekitar Jalan T Daud, Irham bersama koleganya mau menerima untuk dikonfirmasi pada akhir pekan kemarin.
Dalam pertemuan singkat itu, Irham membeberkan, dirinya tidak bisa bertemu dengan Sumut Pos karena ada kesibukan untuk konsolidasin
menemui simpul-simpul warga ke daerah-daerah seperti di Tebingtinggi dan Serdangbedagai.
“Saya terkadang sampai larut malam di daerah-daerah dalam rangka konsolidasi penguatan simpul-simpul masyarakat sebagai penguatan dukungan untuk saya yang maju menjadi Caleg Partai Golkar untuk DPR RI dari Dapil Sumut I,” katanya.
Dia pun menegaskan kalau hubungan khususnya dengan Sedarita Ginting dan Akil Mochtar itu tidak ada. Hubungannya hanya sebatas lembaga. Saat itu dia menjabat sebagai Ketua KPU Sumut dan sering beracara karena ada gugatan di MK.
“Kalau ditanyakan kenal dengan beliau (Akil Mochtar, Red), ya saya kenal. Karena dia itukan Ketua MK atau hakim MK. Ya saya kenal, tapi kalau ada hubungan dekat manalah saya kenal dekat, dia itu orang ternama di pusat sedangkan saya siapa di daerah ini,” ucapnya.
Irham tak menampik jika ada yang menyimpulkan dia dekat dengan Akil Mochtar karena hakim tersebut menangani perkara di Sumut. “Ya mungkin, tapi itukan karena ketepatan saja beliau (Akil Mochtar, Red) yang menjadi hakim ketuanya. Karena hakim di MK itukan terbatas, sedangkan perkaranya di seluruh Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut, dia menyatakan, sebenarnya sebagai anggota atau ketua KPU Sumut secara undang-undang tidak larang menjadi advokat. Tapi dikarenakan khawatir menjadi tidak independen, maka secara pribadi tidak lagi beracara selama sekitar 10 tahun menjabat Ketua KPU Sumut.
Dari Jakarta, meski telah menjadi Kuasa Hukum Akil Mochtar, Otto Hasibuan mengaku belum pernah sekali pun kliennya menceritakan seperti apa kedekatan hubungannya dengan Irham Buana Nasution.
Karena itu, Otto menyatakan belum dapat memberi keterangan lebih jauh. Apakah benar selama ini Irham merupakan salah satu penghubung Akil terkait suap guna memuluskan penanganan perkara kasus perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang masuk ke MK.
“Pak Akil tidak pernah bercerita soal tersebut. Jadi saya tidak tahu, apakah Pak Akil kenal dengan mantan Ketua KPU tersebut atau tidak,” ujarnya menjawab koran ini di Jakarta, Jumat (25/10).
Jawaban senada juga diterima koran ini, saat mencoba menanyakan hal yang sama kepada Kuasa hukum Akil lainnya, Tamsil Sjoekoer. “Pak Akil nggak pernah cerita soal itu, apakah dia punya hubungan khusus dengan Irham. Jadi saya juga nggak bisa menjawab,” ujarnya menanggapi pertanyaan sampai sejauh mana kedekatan Akil dengan Irham karena informasi yang beredar di Sumut, Irham selama ini dikenal sebagai penghubung Akil.
Karena itu atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, Tamsil mengaku perlu mengonfirmasi terlebih dahulu kepada kliennya agar dapat memberikan jawaban secara pasti. Sebab pada hakikatnya, yang mengetahui ada tidaknya hubungan kedekatan antar keduanya, hanya mereka berdualah yang dapat menjawab secara persis. “Saya akan coba konfirmasi dulu langsung ke Pak Akil ya. Mungkin Senin (28/10) besok (hari ini, Red), saya baru ketemu dengan beliau lagi. Kemarin juga sudah ada yang menanyakan hal ini kepada saya, tapi sama seperti yang saya utarakan, saya belum bisa menjawab. Nanti coba Senin hubungi lagi ya,” katanya.
Selain mencoba mencari informasi lewat dua pengacaranya, koran ini juga masih mencoba mengonfirmasi langsung kepada Akil. Namun sayangnya, nomor telepon genggam milik yang bersangkutan yang selama ini dapat dihubungi, tidak lagi aktif. Demikian juga saat coba hendak dikonfirmasi langsung saat Akil menjalani pemeriksaan Majelis Kehormatan Hakim (MKH) di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Akil yang dalam beberapa pekan terakhir mendekam dalam tahanan KPK, ternyata tidak dibawa lewat lobi depan.
Begitu usai diperiksa, oleh petugas KPK, diketahui ia kembali dibawa memasuki ke ruang sel tahanan yang terletak di lantai bawah KPK, dengan melewati pintu samping.
Diberitakan sebelumnya, seorang pengacara yang biasa beracara di MK, menceritakan, dirinya pernah dibisiki seseorang yang mengingatkan agar jangan berharap banyak kliennya bisa menang di persidangan MK, jika Irham Buana sudah turun tangan. Pasalnya, menurut sumber, Irham dekat dengan hakim MK Akil Mochtar, yang juga mantan anggota DPR dari Partai Golkar. (ril/gir)