23.9 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Pasien Jantung Bocor Meninggal

Pasca Operasi di RS Penang Malaysia

MEDAN-Pasca menjalani operasi jantung bocor 10 November lalu di RS Glenegles Penang Malaysia, Luthfi Aulia Akbar (7 bulan) bocah penderita jantung bocor, akhirnya meninggal, Rabu (21/11) dini hari lalu.

Bayi pasangan Muhdiantoro (35) dan Dewi (30) warga Jalan Kelambir Lima Kelurahan Tanjung Gusta, Medan Helvetia itu sebelumnya diberangkatkan ke Penang atas bantuan dari Rotari Club Medan Deli untuk menjalani operasi.

Keterangan Muhdiantoro, ayah kandung sang bocah mengatakan jika anak pertamanya itu diberangkatkan ke Penang 6 November 2012 lalu. Setelah mendapatkan perawatan, pada 10 November tim medis RS Glenegles Penang Malaysia selanjutnya menjalani operasi sang bocah.

“Setelah dioperasi, dan berdasarkan pemeriksaan dokter di sana, jantung Luthfi dinyatakan baik dan boleh keluar dari RS seminggu setelah 17 November 2012 lalu,”sebut Muhdiantoro, saat dikonfirmasi, Selasa (27/11).

Akan tetapi, bilang Muhdiantoro, karena Luthfi harus menjalani check up pada Selasa (20/11), keluarga memutuskan untuk menetap di Penang.
“Dia (Luthfi) sempat menjalani check up. Namun, setelah check up, keesokan harinya (Rabu dini hari, 21/11) keadaan anak saya makin memburuk dan dinyatakan meninggal,” ujarnya.

Setelah dinyatakan meninggal, Luthfi selanjutnya disimpan di lemari es RS untuk menunggu kepastian kepulangannya ke Medan. Ibunya meminta pertolongan jasa agen untuk membantu kepulangan ibu dan anak tersebut.

“Agen menetapkan biaya kepengurusan semuanya sekitar 6500 RM atau sekitar Rp20 juta lebih. Karena kebingungan dan kami ingin mereka pulang, akhirnya kami meminjam biaya dari orang lain untuk membayar jasa agen tersebut. Saat itu pihak Rotari tidak bisa dihubungi karena Pak Biebie yang ngurus anak saya sedang sakit,” ungkap Muhdiantoro.
Karena uang tersebut tidak bisa ditransfer untuk pembiayaan kepada agen, akhirnya Muhdiantoro menyusul anak dan istrinya ke Pineng dengan membawa uang 6500 RM. Karena pesawat hanya ada keesokan harinya, keluarga Muhdiantoro itu bisa pulang kembali ke Medan Kamis (22/11) dengan pesawat Sriwijaya Airline.

“Di sana, anak saya sudah diurus agen dalam hal pemandian, salat dan peti jenazah serta tiket pesawat kami semua,” katanya.(uma)

Pasca Operasi di RS Penang Malaysia

MEDAN-Pasca menjalani operasi jantung bocor 10 November lalu di RS Glenegles Penang Malaysia, Luthfi Aulia Akbar (7 bulan) bocah penderita jantung bocor, akhirnya meninggal, Rabu (21/11) dini hari lalu.

Bayi pasangan Muhdiantoro (35) dan Dewi (30) warga Jalan Kelambir Lima Kelurahan Tanjung Gusta, Medan Helvetia itu sebelumnya diberangkatkan ke Penang atas bantuan dari Rotari Club Medan Deli untuk menjalani operasi.

Keterangan Muhdiantoro, ayah kandung sang bocah mengatakan jika anak pertamanya itu diberangkatkan ke Penang 6 November 2012 lalu. Setelah mendapatkan perawatan, pada 10 November tim medis RS Glenegles Penang Malaysia selanjutnya menjalani operasi sang bocah.

“Setelah dioperasi, dan berdasarkan pemeriksaan dokter di sana, jantung Luthfi dinyatakan baik dan boleh keluar dari RS seminggu setelah 17 November 2012 lalu,”sebut Muhdiantoro, saat dikonfirmasi, Selasa (27/11).

Akan tetapi, bilang Muhdiantoro, karena Luthfi harus menjalani check up pada Selasa (20/11), keluarga memutuskan untuk menetap di Penang.
“Dia (Luthfi) sempat menjalani check up. Namun, setelah check up, keesokan harinya (Rabu dini hari, 21/11) keadaan anak saya makin memburuk dan dinyatakan meninggal,” ujarnya.

Setelah dinyatakan meninggal, Luthfi selanjutnya disimpan di lemari es RS untuk menunggu kepastian kepulangannya ke Medan. Ibunya meminta pertolongan jasa agen untuk membantu kepulangan ibu dan anak tersebut.

“Agen menetapkan biaya kepengurusan semuanya sekitar 6500 RM atau sekitar Rp20 juta lebih. Karena kebingungan dan kami ingin mereka pulang, akhirnya kami meminjam biaya dari orang lain untuk membayar jasa agen tersebut. Saat itu pihak Rotari tidak bisa dihubungi karena Pak Biebie yang ngurus anak saya sedang sakit,” ungkap Muhdiantoro.
Karena uang tersebut tidak bisa ditransfer untuk pembiayaan kepada agen, akhirnya Muhdiantoro menyusul anak dan istrinya ke Pineng dengan membawa uang 6500 RM. Karena pesawat hanya ada keesokan harinya, keluarga Muhdiantoro itu bisa pulang kembali ke Medan Kamis (22/11) dengan pesawat Sriwijaya Airline.

“Di sana, anak saya sudah diurus agen dalam hal pemandian, salat dan peti jenazah serta tiket pesawat kami semua,” katanya.(uma)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/