32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Dangkal Akibat Bertahun-tahun Tak Dikeruk, Warga Tanjung Rejo Sunggal Resahkan Luapan Sungai Batuan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sungai Batuan yang terletak di wilayah Kelurahan Tanjung Rejo, Medan Sunggal tidak pernah dikeruk selama bertahun-tahun. Akibatnya, setiap kali hujan deras turun, air sungai kerap meluap bahkan membanjiri rumah warga karena dangkalnya sungai yang tak lagi mampu menampung debit air. Kondisi ini tak hanya membuat warga merasa dirugikan karena rusaknya perabotan rumah tangga yang terendam luapan air sungai, tetapi juga meresahkan warga karena dinilai mengancam keselamatan.

RESES: Anggota DPRD Kota Medan, Mulia Syahputra Nasution, saat menggelar reses di Jalan Perjuangan No. 20, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Selasa (22/12) sore.istimewa/sumu tpos.
RESES: Anggota DPRD Kota Medan, Mulia Syahputra Nasution, saat menggelar reses di Jalan Perjuangan No. 20, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Selasa (22/12) sore.istimewa/sumu tpos.

“Akibatnya, luapan air sungai kerap menggenangi rumah warga. Dan ini masih menjadi momok bagi warga Tanjung Rejo,” ungkap Camat Medan Sunggal, Indra Mulia Nasution pada Reses I Masa Sidang I Tahun Kedua TA 2020 yang digelar anggota DPRD Kota Medan, Mulia Syahputra Nasution, di Jalan Perjuangan No. 20, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Selasa (22/12) sore.

Dikatakan Indra, karena Sungai Batuan semakin dangkal dan tak mampu mengalirkan debit air dalam jumlah besar, terkadang luapan air bisa mencapai 3 hingga 4 meter. Air luapan sungai itu masuk hingga ke komplek-komplek yang ada di Kelurahan Tanjung Rejo.

Dikatakan Indra, tak berbeda dengan Sungai Batuan, drainase di Jalan Setia Budi yang juga tidak pernak dikorek hingga mengakibatkan kedangkalan sungai dan membuat jalan Setia Budi selalu tergenang air saat hujan mengguyur Kota Medan.

“Memang, untuk urusan sungai dan drainase ini kewenangan Provinsi dan BWS, tapi tidak ada salahnya kami suarakan ke wakil kami di legislatif untuk bisa berkoordinasi dengan rekannya di Provinsi, sehingga normalisasi sungai dan drainase bisa dilakukan. Khususnya Sungai Batuan, dangkalnya sudah luar biasa. Kalau tidak dikeruk, sama saja kondisinya akan tetap begitu-begitu saja,” ungkap Indra.

Senada dengan itu, Kepling VIII, Gustinus Lase, meminta agar hasil Musrenbang diperhatikan, sehingga segala keinginan masyarakat yang disampaikan melalui Musrenbang lingkungan, kelurahan hingga kecamatan bisa terjawab.

Sementara, Julia Br Siregar, meminta agar penyaluran Bansos dapat dilakukan secara merata kepada masyarakat. “Kami sudah kumpulkan KK dan KTP, tapi tidak dapat bantuan. Sepertinya yang membagi pilih-pilih orang. Kalau bisa, semua dapat dan tidak pilih-pilih,” pintanya.

Menjawab berbagai keluhan yang disampaikan warga, Mulia Syahputra Nasution, mengatakan persoalan Sungai Batuan sudah dikoordinasikan dengan Badan Wilayah Sungai (BWS) Sumatera Utara untuk dilakukan normalisasi. “Ke depan, dengan Wali Kota Medan yang baru, koordinasi ini semakin diperkuat, sehingga persoalan ini bisa segera diatasi,” katanya.

Hasil evaluasi yang dilakukan DPRD terhadap kinerja Dinas PU, kata Mulia, ditemukan ada salah perencanaan dan salah pembangunan fisiknya, sehingga banyak drainase tidak mampu menampung debit air. Namun begitu, kata Mulia, semua keluhan dan aspirasi yang terungkap menjadi masukan bagi dewan untuk disampaikan nantinya dalam sidang paripurna DPRD guna ditindaklanjuti menjadi program pembangunan. (map/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sungai Batuan yang terletak di wilayah Kelurahan Tanjung Rejo, Medan Sunggal tidak pernah dikeruk selama bertahun-tahun. Akibatnya, setiap kali hujan deras turun, air sungai kerap meluap bahkan membanjiri rumah warga karena dangkalnya sungai yang tak lagi mampu menampung debit air. Kondisi ini tak hanya membuat warga merasa dirugikan karena rusaknya perabotan rumah tangga yang terendam luapan air sungai, tetapi juga meresahkan warga karena dinilai mengancam keselamatan.

RESES: Anggota DPRD Kota Medan, Mulia Syahputra Nasution, saat menggelar reses di Jalan Perjuangan No. 20, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Selasa (22/12) sore.istimewa/sumu tpos.
RESES: Anggota DPRD Kota Medan, Mulia Syahputra Nasution, saat menggelar reses di Jalan Perjuangan No. 20, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Selasa (22/12) sore.istimewa/sumu tpos.

“Akibatnya, luapan air sungai kerap menggenangi rumah warga. Dan ini masih menjadi momok bagi warga Tanjung Rejo,” ungkap Camat Medan Sunggal, Indra Mulia Nasution pada Reses I Masa Sidang I Tahun Kedua TA 2020 yang digelar anggota DPRD Kota Medan, Mulia Syahputra Nasution, di Jalan Perjuangan No. 20, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Selasa (22/12) sore.

Dikatakan Indra, karena Sungai Batuan semakin dangkal dan tak mampu mengalirkan debit air dalam jumlah besar, terkadang luapan air bisa mencapai 3 hingga 4 meter. Air luapan sungai itu masuk hingga ke komplek-komplek yang ada di Kelurahan Tanjung Rejo.

Dikatakan Indra, tak berbeda dengan Sungai Batuan, drainase di Jalan Setia Budi yang juga tidak pernak dikorek hingga mengakibatkan kedangkalan sungai dan membuat jalan Setia Budi selalu tergenang air saat hujan mengguyur Kota Medan.

“Memang, untuk urusan sungai dan drainase ini kewenangan Provinsi dan BWS, tapi tidak ada salahnya kami suarakan ke wakil kami di legislatif untuk bisa berkoordinasi dengan rekannya di Provinsi, sehingga normalisasi sungai dan drainase bisa dilakukan. Khususnya Sungai Batuan, dangkalnya sudah luar biasa. Kalau tidak dikeruk, sama saja kondisinya akan tetap begitu-begitu saja,” ungkap Indra.

Senada dengan itu, Kepling VIII, Gustinus Lase, meminta agar hasil Musrenbang diperhatikan, sehingga segala keinginan masyarakat yang disampaikan melalui Musrenbang lingkungan, kelurahan hingga kecamatan bisa terjawab.

Sementara, Julia Br Siregar, meminta agar penyaluran Bansos dapat dilakukan secara merata kepada masyarakat. “Kami sudah kumpulkan KK dan KTP, tapi tidak dapat bantuan. Sepertinya yang membagi pilih-pilih orang. Kalau bisa, semua dapat dan tidak pilih-pilih,” pintanya.

Menjawab berbagai keluhan yang disampaikan warga, Mulia Syahputra Nasution, mengatakan persoalan Sungai Batuan sudah dikoordinasikan dengan Badan Wilayah Sungai (BWS) Sumatera Utara untuk dilakukan normalisasi. “Ke depan, dengan Wali Kota Medan yang baru, koordinasi ini semakin diperkuat, sehingga persoalan ini bisa segera diatasi,” katanya.

Hasil evaluasi yang dilakukan DPRD terhadap kinerja Dinas PU, kata Mulia, ditemukan ada salah perencanaan dan salah pembangunan fisiknya, sehingga banyak drainase tidak mampu menampung debit air. Namun begitu, kata Mulia, semua keluhan dan aspirasi yang terungkap menjadi masukan bagi dewan untuk disampaikan nantinya dalam sidang paripurna DPRD guna ditindaklanjuti menjadi program pembangunan. (map/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/