26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Banyak Lakukan Riset dan Inovasi, Dua Guru Besar USU Berstatus Ilmuwan Berpengaruh di Dunia

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua orang dosen Universitas Sumatera Utara (USU), yakni Prof Dr Eng Himsar Ambarita ST MT dan Prof Drs Mahyuddin MIT PhD masuk dalam daftar 2% Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia yang datanya dilansir oleh Elsevier BV dan Stanford University.

ILMUAN: Dua dosen USU, Prof Dr Eng Himsar Ambarita ST MT (kiri) dan Prof Drs Mahyuddin MIT PhD masuk daftar 2% Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia.

Rilis update database per tanggal 20 Oktober 2021 itu memuat 58 ilmuwan berafiliasi Indonesia yang masuk daftar dalam kategori single year.

PROF Dr Eng Himsar Ambarita ST MT yang merupakan Guru Besar USU dari Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik menduduki posisi ke-44 dalam daftar tersebut.  Sedangkan Prof Drs Mahyuddin MIT PhD, yang juga merupakan Guru Besar USU dari Fasilkom TI, berada di posisi ke-58.

Prof Himsar Ambarita mengaku sangat bersyukur dan termotivasi untuk melakukan lebih banyak kerja riset yang bermanfaat dengan adanya data tersebut. Khususnya riset berbasis teknologi yang memiliki kontribusi dalam memudahkan manusia untuk menjalani fungsi sosial dan ekonomi. 

“Saya berharap di tahun-tahun mendatang akan semakin banyak dosen USU yang berhasil masuk dalam daftar ini, serta memberikan pengaruh signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Himsar kepada wartawan, Kamis (28/10).

Rektor USU Dr Muryanto Amin SSos MSi, mengharapkan dosen USU dalam peringkat daftar 2% Ilmuwan Paling Berpengaruh Dunia itu, akan mampu membuka pintu lebih lebar bagi USU untuk mencapai tujuannya sebagai perguruan tinggi berstandar internasional. “Saya mengucapkan selamat kepada dua orang dosen USU tersebut dan berterima kasih atas seluruh dedikasi dan kontribusi yang diberikan terhadap kemajuan iptek sekaligus mendorong kemajuan USU ke kancah internasional,” katanya.

Muryanto mengucapkan selamat kepada dua guru besar USU itu. Semoga terus menunjukkan prestasi terbaik untuk mengharumkan nama USU. Baik di tingkat nasional maupun internasional. “Semoga prestasi ini dapat lebih ditingkatkan dan diikuti oleh dosen-dosen USU lainnya, sehingga akan memberikan dampak positif bagi peningkatan reputasi USU di pemeringkatan internasional,” tutur Muryanto.

Prof Dr Eng Himsar Ambarita ST, MT, dan Prof Drs Mahyuddin MIT PhD, telah banyak melakukan kegiatan riset dan inovasi. Sehingga hasilnya, dianggap oleh Elsevier-Stanford University kualitasnya memiliki dampak yang sangat baik.

Himsar Ambarita dikenal sebagai dosen yang banyak melakukan riset. Salah satu risetnya berjudul Rancang Bangun Mesin Pengering Surya Kontinu Sistem Integrasi Photovoltaic-Thermal (PV-T) dan Thermal Storage, dianggap Elsevier-Stanford University memiliki dampak yang sangat baik. Pengering matahari tersebut bisa beroperasi di malam hari, sehingga waktu pengeringan yang dibutuhkan menjadi lebih pendek.

Beberapa riset Himsar lainnya adalah Perbaikan Mutu Kakao Indonesia melalui Metode Pengeringan (2013-2014), Karakteristik Adsorben campuran Alumina Aktif dan Karbon Aktif sebagai Generator Mesin Pendingin Energi Surya (2014-2015), Modifikasi dan pengujian mesin diesel berbahan bakar ganda (dual-fuel) diesel-biogas (2016), Rancang Bangun Alat Desalinasi Air Laut Energi Surya Hibrida Sistem Vakum Alami Bertingkat (2016-2017).

Riset lainnya tentang rancang bangun pemanas air tenaga surya system pipa panas menggunakan Fluida Sekunder (2017), Mesin Pengering kompak yang memanfaatkan panas buang kondensor sistem pengkondisian udara (2017) dan Pengembangan, Analysis dan Optimasi Kolektor Surya Plat Datar Hybrid (2018). Publikasi Himsar muncul di scopus per 23 Oktober 2021 sebanyak 134 buah dengan h index 14.

Himsar lahir 10 Juni 1972. Menyelesaikan S1 di USU, S2 diInstitut Teknologi Bandung (ITB) dan S3 di Muroran Institute of Technology, JAPAN itu. Dua bukunya telah terbit, berjudul Perpindahan Panas dan Massa (Penyelesaian Analitik dan Numerik) dan Termodinamika Teknik Fundamental dan Aplikasi, pada tahun 2017. Lima tahun terakhir, ia mendapat beberapa penghargaan, yakni Best Published Paper 2006 dari Japan Solar Energy Society di tahun 2007

Selain itu meraih Penghargaan Inovasi Bidang Otomotif Sumatera Utara dari IMI Sumut pada tahun 2013, The most efficient Urban Concept Alternative Gasoline car in Asia 2014 (Advisor) dari Shell Asia pada tahun 2014 dan Pembimbing Tim Horas sebagai wakil Sumut pada ajang perlombaan mobil Hemat Energi tingkat Asia dari Pemprov Sumatera Utara di tahun 2014.

Namanya juga masuk dalam tim perumusan berbagai kebijakan publik dan rekayasa sosial, di antaranya; Tim Ahli Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi GRK Pemprov Sumatera Utara (2012), Development on Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) on Small scale Renewable Energy in Indonesia (2013) dan Penyusunan RJP USU 2014-2039, Renstra 2014 – 2019 dan Renstra 2020 – 2024. Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Tim World Class University (WCU) USU. Terkait namanya masuk dalam ilmuwan paling berpengaruh di dunia itu, Himsar merasa bersyukur dan berharap semakin banyak dosen USU yang meraih prestasi itu. (gus)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua orang dosen Universitas Sumatera Utara (USU), yakni Prof Dr Eng Himsar Ambarita ST MT dan Prof Drs Mahyuddin MIT PhD masuk dalam daftar 2% Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia yang datanya dilansir oleh Elsevier BV dan Stanford University.

ILMUAN: Dua dosen USU, Prof Dr Eng Himsar Ambarita ST MT (kiri) dan Prof Drs Mahyuddin MIT PhD masuk daftar 2% Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia.

Rilis update database per tanggal 20 Oktober 2021 itu memuat 58 ilmuwan berafiliasi Indonesia yang masuk daftar dalam kategori single year.

PROF Dr Eng Himsar Ambarita ST MT yang merupakan Guru Besar USU dari Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik menduduki posisi ke-44 dalam daftar tersebut.  Sedangkan Prof Drs Mahyuddin MIT PhD, yang juga merupakan Guru Besar USU dari Fasilkom TI, berada di posisi ke-58.

Prof Himsar Ambarita mengaku sangat bersyukur dan termotivasi untuk melakukan lebih banyak kerja riset yang bermanfaat dengan adanya data tersebut. Khususnya riset berbasis teknologi yang memiliki kontribusi dalam memudahkan manusia untuk menjalani fungsi sosial dan ekonomi. 

“Saya berharap di tahun-tahun mendatang akan semakin banyak dosen USU yang berhasil masuk dalam daftar ini, serta memberikan pengaruh signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Himsar kepada wartawan, Kamis (28/10).

Rektor USU Dr Muryanto Amin SSos MSi, mengharapkan dosen USU dalam peringkat daftar 2% Ilmuwan Paling Berpengaruh Dunia itu, akan mampu membuka pintu lebih lebar bagi USU untuk mencapai tujuannya sebagai perguruan tinggi berstandar internasional. “Saya mengucapkan selamat kepada dua orang dosen USU tersebut dan berterima kasih atas seluruh dedikasi dan kontribusi yang diberikan terhadap kemajuan iptek sekaligus mendorong kemajuan USU ke kancah internasional,” katanya.

Muryanto mengucapkan selamat kepada dua guru besar USU itu. Semoga terus menunjukkan prestasi terbaik untuk mengharumkan nama USU. Baik di tingkat nasional maupun internasional. “Semoga prestasi ini dapat lebih ditingkatkan dan diikuti oleh dosen-dosen USU lainnya, sehingga akan memberikan dampak positif bagi peningkatan reputasi USU di pemeringkatan internasional,” tutur Muryanto.

Prof Dr Eng Himsar Ambarita ST, MT, dan Prof Drs Mahyuddin MIT PhD, telah banyak melakukan kegiatan riset dan inovasi. Sehingga hasilnya, dianggap oleh Elsevier-Stanford University kualitasnya memiliki dampak yang sangat baik.

Himsar Ambarita dikenal sebagai dosen yang banyak melakukan riset. Salah satu risetnya berjudul Rancang Bangun Mesin Pengering Surya Kontinu Sistem Integrasi Photovoltaic-Thermal (PV-T) dan Thermal Storage, dianggap Elsevier-Stanford University memiliki dampak yang sangat baik. Pengering matahari tersebut bisa beroperasi di malam hari, sehingga waktu pengeringan yang dibutuhkan menjadi lebih pendek.

Beberapa riset Himsar lainnya adalah Perbaikan Mutu Kakao Indonesia melalui Metode Pengeringan (2013-2014), Karakteristik Adsorben campuran Alumina Aktif dan Karbon Aktif sebagai Generator Mesin Pendingin Energi Surya (2014-2015), Modifikasi dan pengujian mesin diesel berbahan bakar ganda (dual-fuel) diesel-biogas (2016), Rancang Bangun Alat Desalinasi Air Laut Energi Surya Hibrida Sistem Vakum Alami Bertingkat (2016-2017).

Riset lainnya tentang rancang bangun pemanas air tenaga surya system pipa panas menggunakan Fluida Sekunder (2017), Mesin Pengering kompak yang memanfaatkan panas buang kondensor sistem pengkondisian udara (2017) dan Pengembangan, Analysis dan Optimasi Kolektor Surya Plat Datar Hybrid (2018). Publikasi Himsar muncul di scopus per 23 Oktober 2021 sebanyak 134 buah dengan h index 14.

Himsar lahir 10 Juni 1972. Menyelesaikan S1 di USU, S2 diInstitut Teknologi Bandung (ITB) dan S3 di Muroran Institute of Technology, JAPAN itu. Dua bukunya telah terbit, berjudul Perpindahan Panas dan Massa (Penyelesaian Analitik dan Numerik) dan Termodinamika Teknik Fundamental dan Aplikasi, pada tahun 2017. Lima tahun terakhir, ia mendapat beberapa penghargaan, yakni Best Published Paper 2006 dari Japan Solar Energy Society di tahun 2007

Selain itu meraih Penghargaan Inovasi Bidang Otomotif Sumatera Utara dari IMI Sumut pada tahun 2013, The most efficient Urban Concept Alternative Gasoline car in Asia 2014 (Advisor) dari Shell Asia pada tahun 2014 dan Pembimbing Tim Horas sebagai wakil Sumut pada ajang perlombaan mobil Hemat Energi tingkat Asia dari Pemprov Sumatera Utara di tahun 2014.

Namanya juga masuk dalam tim perumusan berbagai kebijakan publik dan rekayasa sosial, di antaranya; Tim Ahli Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi GRK Pemprov Sumatera Utara (2012), Development on Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) on Small scale Renewable Energy in Indonesia (2013) dan Penyusunan RJP USU 2014-2039, Renstra 2014 – 2019 dan Renstra 2020 – 2024. Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Tim World Class University (WCU) USU. Terkait namanya masuk dalam ilmuwan paling berpengaruh di dunia itu, Himsar merasa bersyukur dan berharap semakin banyak dosen USU yang meraih prestasi itu. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/