MEDAN, SUMUTPOS.CO – Polemik ketidakhadiran Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dalam pelantikan Muryanto Amin sebagai Rektor USU periode 2021-2026 di Jakarta, Kamis (28/1), direspon pihak Pemprov Sumut.
Melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut, Irman Oemar, ketidakhadiran Gubernur Edy Rahmayadi dalam pelantikan rektor baru USU tersebut, tidak ada kaitan dengan dugaan kasus self plagiarisme Muryanto Amin berdasarkan surat keputusan mantan rektor, Runtung Sitepu, sudah dicabut atau belum.
Katanya, secara tegas sejak awal Gubsu Edy tidak masuk dalam persoalan SK Prof Runtung, melainkan menyerahkan sepenuhnya apapun keputusan pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Jadi Gubsu tidak dalam posisi mengambil sikap apakah SK itu dicabut atau tidak, melainkan patuh apa yang diputuskan oleh pemerintah pusat,” katanya kepada Sumut Pos, Jumat (29/1).
Menurut dia, Gubsu Edy Rahmayadi sedari awal menegaskan dirinya selaku unsur Majelis Wali Amanat (MWA) USU patuh sepenuhnya terhadap keputusan yang diambil Kemendikbud terhadap pelantikan Rektor USU Muryanto Amin.
Mantan kepala Bappeda dan kepala Balitbang Sumut menambahkan, tentang ketidakhadiran Gubsu pada pelantikan Muryanto sepenuhnya karena Gubsu pada waktu bersamaan sedang melaksanakan tugas pokok selaku gubernur di Langkat.
Seperti diketahui, MWA USU resmi melantik Muryanto Amin sebagai Rektor USU periode 2021-2026. Pelantikan berlangsung di Auditorium Gedung D Lantai 2, Komplek Kemendikbud Jalan Jenderal Sudirman Pintu 1 Senayan Jakarta Pusat, Kamis kemarin.
Usai pelantikan, pria yang akrab disapa Mury berharap agar di masa kepemimpinannya nanti seluruh civitas akademika USU dapat kembali menyatukan energi dan kekuatan untuk membangun USU yang lebih baik. Terlebih tantangan yang dihadapi semakin berat, khususnya dalam mewujudkan visi dan misi USU untuk masuk dalam jajaran world class university. “Juga dalam melakukan adaptasi teknologi dalam metode pembelajaran, di tengah pandemi yang belum juga kunjung melandai,” katanya.
Ia komit akan melaksanakan seluruh program yang telah disampaikannya dalam tahapan audisi pemilihan rektor USU sebelumnya. Yakni, seluruh sumber daya yang dimiliki USU harus sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal, untuk memperbaiki sektor-sektor yang belum tersentuh dan juga menyempurnakan pekerjaan-pekerjaan yang sudah dimulai di masa kepemimpinan rektor sebelumnya.
“Selain itu, USU juga akan meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah maupun pihak-pihak terkait lainnya dalam membangun USU yang lebih baik, serta dalam bingkai pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi,” kata lelaki kelahiran 30 September 1974 yang sebelumnya menjabat dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU itu.
Adapun Mury lolos sebagai rektor terpilih dengan mendapatkan 18 suara (57,75%). Ia mengungguli dua kandidat lain, yakni Prof dr Farhat yang memperoleh 11 suara (35,75%), dan Muhammad Arif Nasution yang mendapatkan dua suara (6,5%). (prn/ila)