25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Jumlah Penumpang Naik 100%

MEDAN- Perayaan Cheng Beng (sembahyang kubur)  yang jatuh pada Jumat (29/3) kemarin hingga Kamis  depan (4/4), berpengaruh pada peningkatan jumlah penumpang etnis Thionghoa di Bandara Polonia.

CHENG BENG: Sejumlah warga Tionghoa ziarah  kuburan keluarga  mereka  Jalan Kedai Durian Medan, Jumat (29/3).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
CHENG BENG: Sejumlah warga Tionghoa ziarah di kuburan keluarga mereka di Jalan Kedai Durian Medan, Jumat (29/3).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Hal ini juga mempengaruhi harga tiket pesawat rute Medan-Jakarta maupun sebaliknya serta beberapa rute domestik lainnya. Misalnya saja, untuk rute domestik Jakarta-Medan mencapai harga tertinggi hingga Rp1,8 juta untuk pesawat Lion Air. Harga ini lebih mahal dibanding rute Medan-Jakarta. Harga  maskapai lainnya tak jauh berbeda, seperti Sriwijaya Air, Citilink dan lainnya.

Penumpang Lion Air, Ahi (45), yang tiba di Medan dari Jakarta mengatakan, harga tiket tujuan Jakarta-Medan mengalami lonjakan mulai dari Rp1,5 juta lebih. Padahal, bila sepi penumpang, harga tiket Jakarta-Medan hanya mencapai Rp500 ribu ke atas. “Saya lahir di Medan, saat ini bekerja di Jakarta. Karena  Cheng Beng, saya balik ke Medan. Tradisi Cheng Beng lebih bermakna bila dibandingkan dengan Imlek karena pada sembahyang kubur adalah sembahyang pada leluhur. Ini tanda bakti kita pada orangtua dan diawal kita. Sedangkan Imlek, kita lebih memilih keluar negeri,” ujarnya.

Hal yang senada juga diungkapkan Suriati (32), warga Medan yang bekerja di Batam. Ia memutuskan kembali ke Medan untuk merayakan Cheng Beng. “harga tiket Batam-Medan memang naik. Biasalah, kalau ada momen libur maka harga tiket pesawat naik. Saya balik ke Medan karena mau ke leluhur. Mohon doa restu dan kebaikan di dunia,” ungkapnya.

Sementara, Air Duty Manager Bandara Polonia, Jamal mengatakan, perayaan Cheng Ben membuat jumlah penumpang di Bandara Polonia melonjak dan dipenuhi etnis Tionghoa, baik itu penumpang maupun penjemput. “Saking padatnya, hingga menimbulkan macet di jalan menuju bandara,” ujarnya kemarin (29/3).

Dijelaskannya, kemacetan tersebut karena banyaknya kendaraan roda empat yang masuk dan keluar dari bandara. “Karena macet tersebut, dan tidak tertampung di bandara. Akhirnya, kita buat kebijakan parkir khusus dirubah menjadi parkir biasa hingga pukul 14.00 WIB pada hari ini (kemarin,Red),” lanjutnya.

Tingginya jumlah penumpang di Bandara Polonia sama tingginya saat musim Lebaran dan Natal. “Peningkatannya sekitar 100 persen bila dibandingkan dengan hari biasa,” tambahnya.

Selain kebijakan parkir, Jamal menambahkan, salah satu maskapai mengajukan permohon izin untuk mengubah pesawat yang digunakan. Seperti Lion Air, yang biasanya menggunakan pesawat 737-900 IR, mengganti dengan pesawat type 747-400 yang mampu menampung hingga 500 penumpang.
Sementara itu, perayaan Cheng Ben yang bertepatan dengan perayaan Paskah pada Jumat (29/3), kemarin, PT Kereta Api Divre I Sumut-Aceh tidak menambah gerbong penumpang. Sebab, pemesanan tiket hingga hari Minggu mendatang masih belum maksimal.

Humas PT KAI Divre I Rapino Situmorang menjelaskan, untuk mendapatkan tiket, masyarakat lebih memilih untuk datang langsung atau tidak melakukan pemesanan secara online yang disediakan oleh PT KAI. “Mulai Jumat (29/3) penumpang Go Show ya. Datang langsung saat mau berangkat. Jadi, kalau berdasarkan pemesanan tidak ada peningkatan sama sekali,” ungkapnya.

Dijelaskannya, penambahan gerbong kereta api ini hanya terjadi pada Kamis (28/3) kemarin untuk tujuan Medan-Rantau Prapat. Penambahan ada 2 gerbong bisnis, dan 1 gerbong eksekutif.  “Tapi kalau saat ini hingga Minggu malam belum ada kebijakan untuk menambah gerbong,” lanjutnya.
Rapino mengatakan, terkait libur panjang ini tidak mengalami lonjakan.  (ram)

MEDAN- Perayaan Cheng Beng (sembahyang kubur)  yang jatuh pada Jumat (29/3) kemarin hingga Kamis  depan (4/4), berpengaruh pada peningkatan jumlah penumpang etnis Thionghoa di Bandara Polonia.

CHENG BENG: Sejumlah warga Tionghoa ziarah  kuburan keluarga  mereka  Jalan Kedai Durian Medan, Jumat (29/3).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
CHENG BENG: Sejumlah warga Tionghoa ziarah di kuburan keluarga mereka di Jalan Kedai Durian Medan, Jumat (29/3).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Hal ini juga mempengaruhi harga tiket pesawat rute Medan-Jakarta maupun sebaliknya serta beberapa rute domestik lainnya. Misalnya saja, untuk rute domestik Jakarta-Medan mencapai harga tertinggi hingga Rp1,8 juta untuk pesawat Lion Air. Harga ini lebih mahal dibanding rute Medan-Jakarta. Harga  maskapai lainnya tak jauh berbeda, seperti Sriwijaya Air, Citilink dan lainnya.

Penumpang Lion Air, Ahi (45), yang tiba di Medan dari Jakarta mengatakan, harga tiket tujuan Jakarta-Medan mengalami lonjakan mulai dari Rp1,5 juta lebih. Padahal, bila sepi penumpang, harga tiket Jakarta-Medan hanya mencapai Rp500 ribu ke atas. “Saya lahir di Medan, saat ini bekerja di Jakarta. Karena  Cheng Beng, saya balik ke Medan. Tradisi Cheng Beng lebih bermakna bila dibandingkan dengan Imlek karena pada sembahyang kubur adalah sembahyang pada leluhur. Ini tanda bakti kita pada orangtua dan diawal kita. Sedangkan Imlek, kita lebih memilih keluar negeri,” ujarnya.

Hal yang senada juga diungkapkan Suriati (32), warga Medan yang bekerja di Batam. Ia memutuskan kembali ke Medan untuk merayakan Cheng Beng. “harga tiket Batam-Medan memang naik. Biasalah, kalau ada momen libur maka harga tiket pesawat naik. Saya balik ke Medan karena mau ke leluhur. Mohon doa restu dan kebaikan di dunia,” ungkapnya.

Sementara, Air Duty Manager Bandara Polonia, Jamal mengatakan, perayaan Cheng Ben membuat jumlah penumpang di Bandara Polonia melonjak dan dipenuhi etnis Tionghoa, baik itu penumpang maupun penjemput. “Saking padatnya, hingga menimbulkan macet di jalan menuju bandara,” ujarnya kemarin (29/3).

Dijelaskannya, kemacetan tersebut karena banyaknya kendaraan roda empat yang masuk dan keluar dari bandara. “Karena macet tersebut, dan tidak tertampung di bandara. Akhirnya, kita buat kebijakan parkir khusus dirubah menjadi parkir biasa hingga pukul 14.00 WIB pada hari ini (kemarin,Red),” lanjutnya.

Tingginya jumlah penumpang di Bandara Polonia sama tingginya saat musim Lebaran dan Natal. “Peningkatannya sekitar 100 persen bila dibandingkan dengan hari biasa,” tambahnya.

Selain kebijakan parkir, Jamal menambahkan, salah satu maskapai mengajukan permohon izin untuk mengubah pesawat yang digunakan. Seperti Lion Air, yang biasanya menggunakan pesawat 737-900 IR, mengganti dengan pesawat type 747-400 yang mampu menampung hingga 500 penumpang.
Sementara itu, perayaan Cheng Ben yang bertepatan dengan perayaan Paskah pada Jumat (29/3), kemarin, PT Kereta Api Divre I Sumut-Aceh tidak menambah gerbong penumpang. Sebab, pemesanan tiket hingga hari Minggu mendatang masih belum maksimal.

Humas PT KAI Divre I Rapino Situmorang menjelaskan, untuk mendapatkan tiket, masyarakat lebih memilih untuk datang langsung atau tidak melakukan pemesanan secara online yang disediakan oleh PT KAI. “Mulai Jumat (29/3) penumpang Go Show ya. Datang langsung saat mau berangkat. Jadi, kalau berdasarkan pemesanan tidak ada peningkatan sama sekali,” ungkapnya.

Dijelaskannya, penambahan gerbong kereta api ini hanya terjadi pada Kamis (28/3) kemarin untuk tujuan Medan-Rantau Prapat. Penambahan ada 2 gerbong bisnis, dan 1 gerbong eksekutif.  “Tapi kalau saat ini hingga Minggu malam belum ada kebijakan untuk menambah gerbong,” lanjutnya.
Rapino mengatakan, terkait libur panjang ini tidak mengalami lonjakan.  (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/