MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara (Sumut), Abyadi Siregar merasa kaget luar biasa begitu mendapat penjelasan tentang hilangnya sampel atau spesimen untuk swab test seorang anak PDP yang dirawat di RSUD dr Pirngadi Medan.
Diduga, inilah yang menjadi penyebab tak keluarnya hasil tes swab anak tersebut. “Saya kaget luar biasa mendengar informasi bahwa specimen atau sampel untuk swab tes anak itu hilang,” n
cetus Abyadi Siregar mengkritik atas lambannya keluar hasil tes swab anak PDP yang dirawat di RSUD dr Pirngadi Medan.
Abyadi menyebutkan, atas laporan tersebut pihaknya kemudian menelusuri masalah ini, dengan berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk dengan pihak laboratorium RS USU dan pihak RSUD dr Pirngadi Medan.
Dari hasil penelusuran itu, Ombudsman menerima keterangan bahwa sampel atau spesimen anak itu ternyata hilang. “Mereka tidak mengetahui kemana barangnya,” ujarnya.
Oleh karena itu, untuk mengganti spesimen yang hilang tersebut, akhirnya dilakukan kembali pengambilan spesimen baru terhadap anak tersebut pada 27 Mei 2020. Hasilnya sendiri baru akan diketahui tiga hari setelah pengambilan spesimen itu dilakukan.
Untuk itu, Abyadi sangat menyayangkan hilangnya spesimen tersebut. Ia menduga, kalau saja hal ini tidak ditelusuri dan tidak dibongkar, bisa jadi belum diketahui sampai kapan anak tersebut harus menjalani isolasi di rumah sakit.”Kan kasihan betul itu anak. Terkatung-katung akibat buruknya layanannya,” tegasnya.
Berdasarkan temuan ini, Abyadi menjadi curiga, jangan-jangan kasus serupa tidak hanya dialami satu orang. Karena itu, untuk kesekian kalinya, ia kembali meminta agar Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut melakukan evaluasi kinerjanya.
“Perbaiki sistem komunikasi dan koordinasi antar internal dan eksternal. Perbaiki penanganan layanan kesehatan dan perbaiki juga layanan penyaluran bantuan kesejahteraan sosial,” tukasnya.
Terpisah, Jubir GTPP Covid-19 Provinsi Sumut dr Aris Yudhariansyah yang dikonfirmasi wartawan perihal ini membenarkannya.
Menurut dia, memang bisa saja spesimen itu hilang karena banyaknya spesimen yang diambil dari pasien Covid-19. “Bisa saja terjadi karena ada penumpukan spesimen,” katanya.
Ia menjelaskan, jumlah spesimen yang masuk ada dalam waktu yang bersamaan cukup banyak. Apalagi, tambah dia, disaat menjelang hari lebaran lalu.
“Kalau memang hilang ya kita swab ulang. Jumlah banyak, sampel itu sempat antri beberapa saat karena lebaran, kan bisa saja,” tuturnya.
Diketahui, sebelumnya Ombudsman RI Perwakilan Sumut menerima laporan terkait lambatnya hasil pemeriksaan swab seorang anak PDP yang dirawat di RS Pirngadi Medan keluar. Padahal, specimen anak tersebut sudah diambil pada 8 Mei 2020.
Hal itu juga menyebabkan anak berumur 12 tahun itu, tidak bisa mendapatkan kepastian yang jelas atas kondisinya. Selain itu dia juga belum tahu sampai kapan harus menjalani isolasi di rumah sakit sejak dirawat pada 4 Mei lalu. (int/ila)