MEDAN- Kantor DPP LSM Perintis sekaligus Media Online Rajawali News, di Jalan Mesjid Helvetia Medan diserang dan dirusak kawanan orang tak dikenal (OTK) bersenjatakan kapak dan senpi, Selasa (28/8) malam.
Pihak pengelola melaporkan aksi premanisme tersebut ke Markas Polresta Medan, malam itu juga sesuai nomor polisi: STPLP/23/6/K/VIII/2012/SPKT RESTA MDN, tanggal 29 Agustus 2012.
Keterangan Ketua Umum DPP LSM Perintis, Hendra Silitonga malam itu dia dan istrinya sedang bersilaturahmi ke salah satu kediaman pembina LSM Perintis. Baru saja duduk sekitar 5 menit, tiba-tiba telepon dari staf di kantor berdering melaporkan adanya aksi anarkis.
Staf kantor DPP LSM Perintis, Eva Juliyanti dan Fahmi Ikwan melaporkan, pria tak dikenal berjumlah empat orang tersebut dengan membabibuta menghancurkan steling/etalase n
ponsel yang berada di teras kantor itu dengan menggunakan kapak.
Mendengar laporan itu, Hendra dan istrinya Linda yang masih berada di kawasan Setia Budi tersebut bergegas kembali balik ke kantor. Begitu sampai terlihat kurumuman warga, serta kondisi etalase yang rusak parah akibat hantaman kapak sebanyak dua kali.
Eva Juliyanti dan Fahmi Ikwan yang kebetulan duduk-duduk di teras sangat terkejut dan trauma, sehingga tidak sempat melakukan hal apapun. Namun, begitu para pelaku kabur keduanya berteriak rampok.
Warga sekitar yang mendengar suara pecah keras dan teriakan rampok itu pada berhamburan keluar. Namun, sejumlah warga lainnya yang berusaha mengejar pelaku juga turut mendapat hadangan kapak pelaku, sehingga tidak berani mengejar mereka. Menurut informasi warga, selain menggunakan kapak, para pelaku juga terlihat memiliki senpi dan belati.
Hendra didampingi sejumlah pengurus lainnya malam itu juga membuat laporan ke Mapolresta Medan. Namun, sekembali dari kantor polisi, baru diketahui selain merusak etalase, para OTK itu juga ternyata ada menggasak sejumlah barang dagangan yang ada di dalam etalase berupa ponsel, aksesoris, voucher, kartu perdana.
Pihak LSM Perintis merasa kecewa atas tidak adanya sikap proaktif dan olah TKP dari pihak kepolisian, apalagi menurut Hendra, kasus teror dan premanisme ini bukan hal biasa dan belakangan ini semakin merajalela terjadi di wilayah Sumatera Utara, khususnya dialami wartawan dan LSM.
Diduga kejadian ini merupakan teror terkait berbagai kasus kejahatan dan ilegal logging yang diungkap LSM Perintis serta sejumlah berita-berita panas yang diterbitkan media online Rajawali News. Hal ini diperkuat dengan informasi warga sekitar yang menyebutkan bahwa sebelumnya gerombolan ini sempat mondar mandir di depan TKP dan bertanya-tanya dimana kantor LSM Perintis.
“Kami harap aparat kepolisian proaktif dan melakukan olah TKP, agar dapat segera diungkap motif dari aksi barbar tersebut. Apalagi kasus ini jangan dianggap enteng, karena sangat diyakini terkait dengan penanganan dan pengungkapan sejumlah kasus yang diungkap LSM Perintis serta sejumlah berita yang telah diekspos media online tersebut. Kami kecewa malah polisi menyuruh kami memfoto sendiri kerusakan yang dialami lalu menyerahkan foto-foto itu kepada polisi,” beber Hendra.
Menanggapi peristiwa itu, Markas Komando Pusat Satuan Pelaksana (Mako Satlak) Intelijen Sumut angkat bicara. Komandan Satlak Intelijen Sumut, Karsendya Toni Andeska, SH melalui Kabag Humasnya Karsenda Syafriandi Tanjung meminta agar Kapolda Sumut segera mengusut tuntas kasus teror dan kekerasan yang terjadi di kantor DPP LSM Perintis dan media online Rajawali News tersebut.
“Kami mengimbau agar pihak Poldasu beserta jajarannya bekerja profesional dan serius dalam menangani setiap kasus teror dan kekerasan ala premanisme di Sumut. Kami desak agar kasus pengrusakan fasilitas kantor LSM Perintis dan Rajawali News itu diusut tuntas dan menangkap otak pelakunya,” ujarnya.
Dikatakannya, sebelumnya komandan sudah instruksikan kepada saya agar disikapi dengan tegas siapa dalang sebenarnya, karena berita ini sudah kami kordinasikan ke Makopus di Jakarta, dan pihak pusat menginstruksikan agar segera ditindaklanjuti.
“Pusat menekankan jangan ada satupun elemen masyarakat yang tertindas akibat sering vocal menyikapi setiap masalah dan temuan di lapangan. Elemen yang konsern membela kepentingabn masyakarat dan Negara harus dibela dan dilindungi,” ujarnya.
Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Moch Yoris Marzuki mengaku, sudah menurunkan anggota ke lokasi untuk mengumpulkan bukti-bukti. “Masih kita periksa dan kita selidiki,” kata Yoris. (ari/jon)