MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dr Ir Benny Pasaribu Mec dikukuhkan menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Punguan Pomparan Raja Pasaribu Indonesia (PPRPI) di hadapan ribuan keluarga besar Pasaribu se-Indonesia di Pardede Hall Medan, Minggu (27/8).
Pengukuhan ini ditandai dengan penyerahan Pataka oleh dewan penasehat diwakili AKBP Purn Surdimal Pasaribu dan mendapat penyematan seperangkat pakaian adat berikut Tongkat Tunggal Panaluan yang menggambarkan sosok pemimpin.
Acara diawali dengan ibadah Kristen, khotbah disampaikan Pdt Oloan pasaribu MTh, Bishop GKPI Emeritus. Selanjutnya Benny Pasaribu melantik kepengurusan DPP PPRPI se-Indonesia untuk membantunya di dalam menggerakkan roda organisasi. Kemeriahan acara semakin semarak ketika Gubernur Sumut Edy Rahmayadi hadir di acara tersebut.
Benny Pasaribu mengatakan, PPRPI baru terbentuk setahun lalu, tepatnya 1 Mei 2022 dan baru disahkan pada Mubes di aula Raja Inal Siregar kantor Gubernur Sumut. Perkumpulan sama seperti Ormas yang berdiri sebagai mitra kerja pemerintah yang sudah terdaftar di Menkumham. “Pasaribu siap membantu pemerintah. Jangan kita beroposisi atau melawan pemerintah, kami akan membangun SDM. Kami berharap gubernur juga memberi dana pendidikan kepada putra-putri Pasaribu yang kurang mampu tapi semangat sekolahnya luar biasa,” kata Benny Pasaribu.
PPRPI kata Benny, bukan hanya melaksanakan program adat istiadat, tapi memberdayakan SDM lewat bantuan pendidikan dan pemberdayaan UMKM serta membangun peradaban bangsa. Sehingga keturunan Pasaribu akan menjadi orang lebih beradab dan mengikuti budaya sekaligus kemajuan ilmu pengetahuan teknologi (Iptek). “Partangiangan bolon ini bisa disebut silaturahmi nasional dan doa bersama. Kita hadir mulai dari Aceh sampai Merauke, berkumpul di sini sebagai rasa ucapan syukur kami kepada Tuhan,” ujarnya.
Dia juga berharap, hadirnya organisasi ini bisa menjadi mitra pemerintah, untuk kembali membangun kampung halaman. “Saya kira kampung Pasaribu ada di mana-mana. Nenek moyang kami hidup berpindah-pindah. Mereka membuka lahan, membangun kerjaan, jadi kalau Pasaribu kembali ke kampungnya masing-masing diharapakan bisa ikut memajukan Sumut ,” harapnya.
Sementara Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, mengajak puta-putri Marga Pasaribu yang tergabung dalam PPRPI menggalakkan kembali konsep pembangunan “Marsipature Hutanabe”. Karena konsep tersebut merupakan salah satu keunggulan Sumut, yang ingin menjadikan putra-putri daerah sebagai orang terdepan untuk pembangunan daerahnya.
“Ada pepatah suku Batak “Marsipature Hutanabe”, di mana pun Pasaribu, pasti tahu kampungnya, walau mereka saat ini ada di Jakarta, Belanda, hingga Sabang sampai Merauke. Tapi mereka harus tahu asal usul nenek moyang mereka ada di Sumatera Utara. Kita harapkan, mereka sukses di perantauan untuk pulang ke kampung, bangunlah kampung nenek moyang kita,” kata Edy.
Marga yang dimilki masyarakat Sumut, kata Edy, merupakan sebuah identitas memperkuat ikatan keluarga yang erat. Inilah kebesaran Sumut, ada stempel marga yang membuat sebuah ikatan yang kokoh dan pemersatu untuk saling memberikan dukungan. Dikatakannya juga, Pemprov Sumut memiliki banyak program pembangunan, baik pertanian, peternakan dan kehutanan, yang bisa dikolaborasikan dengan PPRPI, sehingga Sumut ini bisa terus maju.”Kita ada DPR RI, DPRD dan DPD RI, ayo sama-sama kita bergandengan tangan, kita besarkan kampung kita ini, “ harapnya.
Edy pun mengungkapkan, dia juga bagian dari Marga Pasaribu. Karena bapa tuanya (abang bapaknya) menikah dengan boru Pasaribu. Dia juga berbesan dengan Marga Pasaribu. Istrinya (Ketua Tim penggerak PKK Sumut adalah boru Lubis (Nawal Lubis) yang juga masih ada kaitan dengan marga Pasaribu. (adz/ila)