26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kadisdik tak Becus

Giliran PC PMII Demo Hasan Basri

MEDAN-Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Medan, Hasan Basri, kini dalam posisi rawan. Bagaimana tidak, sejak kasus kelas gelap dan siswa sisipan di beberapa SMA Negeri di Medan mengemuka, dirinya langsung dihujani suara pencopotan.

Tuntutan pencopotan terbaru disuarakan oleh massa yang mengatasnamakan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII). Mereka melakukan aksi damai di halaman Kantor Wali Kota Medan. “Medan hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih cerah dari sekarang menjadi moto Kota Medan yang selalu dipajang di seluruh kntor SKPD sampai Kantor Camat dan Kantor Kelurahan. Tapi, fakta di lapangan jauh dari harapan masyarakatn karena banyak permasalahan yang belum tersentuh sama sekali,” kata Rahman selaku koordinator aksi, Kamis (29/9).

Dijelaskannya, begitu permasalahan pendidikan yang didapatkan oleh masyarakat Kota Medan akibat mahalnya biaya pendidikan. Belum lagi sekolah tidak layak pakai dan mutu pendidikan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. “Kalangan orangtua sudah mulai mengeluh dengan adanya indikasi di sekolah-sekolah negeri yang hanya didapat oleh orang yang berduit saja. Ini membuktikan ketidakbecusan kepala Dinas Pendidikan dalam menjalankan amanah yang diembankan yang menjadikan masyarakat Kota Medan semakin menjerit,” bebernya.

Selain itu, massa juga meminta agar Pemko Medan untuk merealisasikan dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dengan sesuai dan tepat sasaran. Sedangkan untuk kepala sekolah agar diawasi dengan mengawal dalam mendidik siswa SLTP dan SLTA dengan adanya genk motor yang sudah sangat meresahkan.

“Wali Kota Medan harus mencopot Kadisdik Kota Medan terkait adanya indikasi kelas gelap dan siswa sisipan di sekolah negeri,” kata Rahman lagi.Anggota Komisi B DPRD Medan yang juga Ketua Fraksi PKS DPRD Medan Salman Alfarizi juga bersuara. Menurutnya, sikap Komisi B dan Pemko Medan adalah menyalahkan Kadisdik dan kepala sekolah sebagai pihak yang bertanggung jawab terkait siswa sisipan dan kelas gelap yang ditemukan di SMAN 2, SMAN 3, dan SMAN 4. “Sebenarnya kan, muaranya itu terletak pada kepala sekolah. Dan, kepala sekolah tidak akan berani jika tidak ada instruksi Kadisdik Kota Medan. Penanggungjawabnya itu, Kadisdik Kota Medan, jika sejak awal tidak dibukanya keran (pintu masuk) itu mungkin tidak akan terjadi permasalahan kelas gelap dan siswa sisipan itu. Siswa diterima itu kan karena adanya arahan dari Kadisdik Kota Medan. Makanya, kita tentukan sikap untuk mengganti Kadisdik Kota Medan,” katanya.

Sementara Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, mengaku malah tidak mendapat rekomendasi dari Komisi B terkait pencopotan Hasan Basri. Meski begitu, wali kota menjelaskan telah membentuk tim terkait kasus tersebut. “Mengenai rekomendasi tak ada tu,” katanya singkat dengan berlalu menuju ke Taman Marga Satwa Kota Medan untuk pemberian nama terhadap Harimau Sumatera yang baru lahir.(adl)

Giliran PC PMII Demo Hasan Basri

MEDAN-Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Medan, Hasan Basri, kini dalam posisi rawan. Bagaimana tidak, sejak kasus kelas gelap dan siswa sisipan di beberapa SMA Negeri di Medan mengemuka, dirinya langsung dihujani suara pencopotan.

Tuntutan pencopotan terbaru disuarakan oleh massa yang mengatasnamakan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII). Mereka melakukan aksi damai di halaman Kantor Wali Kota Medan. “Medan hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih cerah dari sekarang menjadi moto Kota Medan yang selalu dipajang di seluruh kntor SKPD sampai Kantor Camat dan Kantor Kelurahan. Tapi, fakta di lapangan jauh dari harapan masyarakatn karena banyak permasalahan yang belum tersentuh sama sekali,” kata Rahman selaku koordinator aksi, Kamis (29/9).

Dijelaskannya, begitu permasalahan pendidikan yang didapatkan oleh masyarakat Kota Medan akibat mahalnya biaya pendidikan. Belum lagi sekolah tidak layak pakai dan mutu pendidikan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. “Kalangan orangtua sudah mulai mengeluh dengan adanya indikasi di sekolah-sekolah negeri yang hanya didapat oleh orang yang berduit saja. Ini membuktikan ketidakbecusan kepala Dinas Pendidikan dalam menjalankan amanah yang diembankan yang menjadikan masyarakat Kota Medan semakin menjerit,” bebernya.

Selain itu, massa juga meminta agar Pemko Medan untuk merealisasikan dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dengan sesuai dan tepat sasaran. Sedangkan untuk kepala sekolah agar diawasi dengan mengawal dalam mendidik siswa SLTP dan SLTA dengan adanya genk motor yang sudah sangat meresahkan.

“Wali Kota Medan harus mencopot Kadisdik Kota Medan terkait adanya indikasi kelas gelap dan siswa sisipan di sekolah negeri,” kata Rahman lagi.Anggota Komisi B DPRD Medan yang juga Ketua Fraksi PKS DPRD Medan Salman Alfarizi juga bersuara. Menurutnya, sikap Komisi B dan Pemko Medan adalah menyalahkan Kadisdik dan kepala sekolah sebagai pihak yang bertanggung jawab terkait siswa sisipan dan kelas gelap yang ditemukan di SMAN 2, SMAN 3, dan SMAN 4. “Sebenarnya kan, muaranya itu terletak pada kepala sekolah. Dan, kepala sekolah tidak akan berani jika tidak ada instruksi Kadisdik Kota Medan. Penanggungjawabnya itu, Kadisdik Kota Medan, jika sejak awal tidak dibukanya keran (pintu masuk) itu mungkin tidak akan terjadi permasalahan kelas gelap dan siswa sisipan itu. Siswa diterima itu kan karena adanya arahan dari Kadisdik Kota Medan. Makanya, kita tentukan sikap untuk mengganti Kadisdik Kota Medan,” katanya.

Sementara Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, mengaku malah tidak mendapat rekomendasi dari Komisi B terkait pencopotan Hasan Basri. Meski begitu, wali kota menjelaskan telah membentuk tim terkait kasus tersebut. “Mengenai rekomendasi tak ada tu,” katanya singkat dengan berlalu menuju ke Taman Marga Satwa Kota Medan untuk pemberian nama terhadap Harimau Sumatera yang baru lahir.(adl)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/