25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Mahasiswa UISU Ribut Lagi

UNJUK RASA: Ratusan mahasiswa Kedokteran UISU berunjuk rasa di kampus UISU Jalan Sisingamangaraja, Jumat (29/11). Mereka menuntut pihak universitas mempertegas status pendidikan dan legalitas ijazah yang dikeluarkan kopertis.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
UNJUK RASA: Ratusan mahasiswa Kedokteran UISU berunjuk rasa di kampus UISU Jalan Sisingamangaraja, Jumat (29/11). Mereka menuntut pihak universitas mempertegas status pendidikan dan legalitas ijazah yang dikeluarkan kopertis.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

MEDAN-  Pernyataan yang dilontarkan oleh dua yayasan UISU dalam upaya penyatuan, ternyata belum sepenuhnya terealisasi. Pasalnya, masalah Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) tetap menjadi akar persoalan.

Hal ini terlihat saat aksi yang dilakukan oleh ratusan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (FK-UISU) jalan SM Raja Me dan, Jumat (29/11). Dalam aksinya ma hasiswa menuntut agar Wakil Dekan FK UISU, dr Rahmad Nasution beserta jajarannya mundur dari jabatan.

Dekan beserta jajarannya dinilai tidak mampu mempercepat proses akademik mahasiswa FK UISU, mengingat data Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) mahasiswa belum juga didaftarkan.

Dalam aksi ini, mahasiswa juga melakukan aksi dengan menggembok semua pintu masuk ke dalam kampus, sehingga Wakil Dekan dan jajaran nya,beserta dosen ‘Tersandera’ di dalam kampus,  bersama ratusan mahasiswa yang sudah berkumpul.

“Kami minta Wakil Dekan dan jajaran nya untuk mundur, karena tidak mampu menyelesaikan persoalan akademik mahasiswa,” ujar mahasiswa FK UISU, Jimmy.

Dikatakannya, pihak Dekan telah berbohong mengenai persoalan pembayaran uang kuliah semester, karena sebelumnya uang kuliah dapat dibayar setelah data mahasiswa terdaftar di EPSBED, namun nyatanya saat ini masih juga diminta. “Dulu dia (Rahmad Nasution) mengatakan pembayaran uang kuliah setelah mahasiswa terdaftar di EPSED. Tapi sekarang malah diminta, ini jelas pembodohan” kata mahasiswa Semester akhir ini.

Karena desakan begitu banyak agar Wakil Dekan menjumpai mahasiswa , akhirnya Rahmad Nasution, bersama Wakil Pembantu Dekan II, dan III pun turun untuk menjumpai mahasiswa. “Untuk data mahasiswa sudah kita kirimkan,” katanya.

Karena merasa tidak percaya lagi dengan apa yang diucapkan, ratusan mahasiswa pun kompak bersuara agar Wakil Dekan mundur dari jabatan. Merasa kalah vokal dengan ratusan mahasiswa yang mendesaknya untuk mundur, Rahmad Nasution yang sempat menjumpai massa pun akhirnya angkat kaki dan kembali ke ruangannya disusul Wakil Pembantu lainnya.

Para mahasiswa juga meminta audit keuangan FK UISU, karena hingga saat ini , fasilitas belajar mengajar tidak sebanding dengan uang yang telah dikeluarkan. “Kami menduga birokrat dan Yayasan kampus ini telah korupsi dan memperkaya diri sendiri” kata Jimmy lagi.

Rekan mahasiswa yang lain nya, Andre juga  mengatakan mahasiswa akan terus menggelar demo sebelum tuntutan mahasiswa terpenuhi. “Kami ada lebih dari seribu lima ratusan mahasiswa FK UISU, dan status kami gak jelas sebelum didaftarkan di EPSBED,” katanya. (put)

UNJUK RASA: Ratusan mahasiswa Kedokteran UISU berunjuk rasa di kampus UISU Jalan Sisingamangaraja, Jumat (29/11). Mereka menuntut pihak universitas mempertegas status pendidikan dan legalitas ijazah yang dikeluarkan kopertis.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
UNJUK RASA: Ratusan mahasiswa Kedokteran UISU berunjuk rasa di kampus UISU Jalan Sisingamangaraja, Jumat (29/11). Mereka menuntut pihak universitas mempertegas status pendidikan dan legalitas ijazah yang dikeluarkan kopertis.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

MEDAN-  Pernyataan yang dilontarkan oleh dua yayasan UISU dalam upaya penyatuan, ternyata belum sepenuhnya terealisasi. Pasalnya, masalah Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) tetap menjadi akar persoalan.

Hal ini terlihat saat aksi yang dilakukan oleh ratusan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (FK-UISU) jalan SM Raja Me dan, Jumat (29/11). Dalam aksinya ma hasiswa menuntut agar Wakil Dekan FK UISU, dr Rahmad Nasution beserta jajarannya mundur dari jabatan.

Dekan beserta jajarannya dinilai tidak mampu mempercepat proses akademik mahasiswa FK UISU, mengingat data Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) mahasiswa belum juga didaftarkan.

Dalam aksi ini, mahasiswa juga melakukan aksi dengan menggembok semua pintu masuk ke dalam kampus, sehingga Wakil Dekan dan jajaran nya,beserta dosen ‘Tersandera’ di dalam kampus,  bersama ratusan mahasiswa yang sudah berkumpul.

“Kami minta Wakil Dekan dan jajaran nya untuk mundur, karena tidak mampu menyelesaikan persoalan akademik mahasiswa,” ujar mahasiswa FK UISU, Jimmy.

Dikatakannya, pihak Dekan telah berbohong mengenai persoalan pembayaran uang kuliah semester, karena sebelumnya uang kuliah dapat dibayar setelah data mahasiswa terdaftar di EPSBED, namun nyatanya saat ini masih juga diminta. “Dulu dia (Rahmad Nasution) mengatakan pembayaran uang kuliah setelah mahasiswa terdaftar di EPSED. Tapi sekarang malah diminta, ini jelas pembodohan” kata mahasiswa Semester akhir ini.

Karena desakan begitu banyak agar Wakil Dekan menjumpai mahasiswa , akhirnya Rahmad Nasution, bersama Wakil Pembantu Dekan II, dan III pun turun untuk menjumpai mahasiswa. “Untuk data mahasiswa sudah kita kirimkan,” katanya.

Karena merasa tidak percaya lagi dengan apa yang diucapkan, ratusan mahasiswa pun kompak bersuara agar Wakil Dekan mundur dari jabatan. Merasa kalah vokal dengan ratusan mahasiswa yang mendesaknya untuk mundur, Rahmad Nasution yang sempat menjumpai massa pun akhirnya angkat kaki dan kembali ke ruangannya disusul Wakil Pembantu lainnya.

Para mahasiswa juga meminta audit keuangan FK UISU, karena hingga saat ini , fasilitas belajar mengajar tidak sebanding dengan uang yang telah dikeluarkan. “Kami menduga birokrat dan Yayasan kampus ini telah korupsi dan memperkaya diri sendiri” kata Jimmy lagi.

Rekan mahasiswa yang lain nya, Andre juga  mengatakan mahasiswa akan terus menggelar demo sebelum tuntutan mahasiswa terpenuhi. “Kami ada lebih dari seribu lima ratusan mahasiswa FK UISU, dan status kami gak jelas sebelum didaftarkan di EPSBED,” katanya. (put)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/