26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Ada 215 Kasus Kebakaran, Jumlah Kebakaran Meningkat

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
KEBAKARAN: Pedagang berada di depan toko mereka saat api telah berhasil dipadamkan di Pasar Petisah, Medan, beberapa waktu lalu.
Senin (13/8). Sedikitnya 10 kios pedagang baju dan makanan terbakar dan penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran (P2K) Medan mencatat jumlah kebakaran yang terjadi di Kota Medan selama tahun 2018 sebanyak 215 kasus. Jumlah ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2017 Plt Kepala Dinas P2K Medan, Elfis Sibarani mengatakan, dari 215 peristiwa kebakaran yang terjadi selama 2018 menyebabkan kerugian sebesar Rp26,969 miliar. Sedangkan pada 2017 hanya terjadi 201 kasus dengan total kerugian Rp42,018 miliar. “Secara jumlah memang meningkat, tapi tidak terlalu signifikan. Namun untuk nilai kerugian mengalami penurunan,” kata Elfis baru-baru ini.

Dikatakan dia, dari kasus kebakaran di tahun 2018 paling banyak terjadi pada Juli dengan jumlah mencapai 29 kasus. Untuk penyebab terbesar masih diakibatkan korslet listrik atau hubungan arus pendek. Kemudian, akibat kompor gas dan obat nyamuk.

“Berdasarkan kawasan, dari 21 Kecamatan di Kota Medan, Kecamatan Medan Petisah dan Medan Deli paling tinggi terjadi peristiwa kebakaran. Sedangkan tahun lalu terbanyak terjadi di Medan Helvetia dan Medan Baru,” ungkapnya.

Menurut Elfis, tak hanya nilai kerugian yang menurun dibanding tahun 2017, jumlah korban jiwa juga demikian. “Tahun 2018 korban jiwa meninggal dunia berdasarkan data kita ada satu orang, sementara di tahun 2017 itu sebanyak 6 orang. Sedangkan yang mengalami luka-luka mencapai 11 orang di tahun 2018, tahun 2017 14 orang,” bebernya.

Pihaknya akan terus melakukan berbagai program guna mencegah terjadinya kebakaran. Untuk menurunkan jumlah peristiwa kebakaran ini, akan melakukan sejumlah kegiatan yang sudah diprogramkan tahun 2019. “Di antaranya melakukan penyuluhan, dan pelatihan kepada masyarakat yang terus membudayakan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebab-penyebab peristiwa kebakaran,” paparnya.

Sementara, Wakil Ketua Komisi D DPRD Medan, Salman Alfarisi menuturkan, untuk menekan jumlah kasus kebakaran memang perlu intens dilakukan sosialiasi pencegahan. Namun, paling penting peran serta masyarakat.

“Masyarakat harus waspada dengan berbagai potensi penyebab kebakaran. Berbagai penyebab itu, harus terus diingatkan agar terhindar dari bencana yang disebabkan manusia,” ujarnya. (ris/ila)

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
KEBAKARAN: Pedagang berada di depan toko mereka saat api telah berhasil dipadamkan di Pasar Petisah, Medan, beberapa waktu lalu.
Senin (13/8). Sedikitnya 10 kios pedagang baju dan makanan terbakar dan penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran (P2K) Medan mencatat jumlah kebakaran yang terjadi di Kota Medan selama tahun 2018 sebanyak 215 kasus. Jumlah ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2017 Plt Kepala Dinas P2K Medan, Elfis Sibarani mengatakan, dari 215 peristiwa kebakaran yang terjadi selama 2018 menyebabkan kerugian sebesar Rp26,969 miliar. Sedangkan pada 2017 hanya terjadi 201 kasus dengan total kerugian Rp42,018 miliar. “Secara jumlah memang meningkat, tapi tidak terlalu signifikan. Namun untuk nilai kerugian mengalami penurunan,” kata Elfis baru-baru ini.

Dikatakan dia, dari kasus kebakaran di tahun 2018 paling banyak terjadi pada Juli dengan jumlah mencapai 29 kasus. Untuk penyebab terbesar masih diakibatkan korslet listrik atau hubungan arus pendek. Kemudian, akibat kompor gas dan obat nyamuk.

“Berdasarkan kawasan, dari 21 Kecamatan di Kota Medan, Kecamatan Medan Petisah dan Medan Deli paling tinggi terjadi peristiwa kebakaran. Sedangkan tahun lalu terbanyak terjadi di Medan Helvetia dan Medan Baru,” ungkapnya.

Menurut Elfis, tak hanya nilai kerugian yang menurun dibanding tahun 2017, jumlah korban jiwa juga demikian. “Tahun 2018 korban jiwa meninggal dunia berdasarkan data kita ada satu orang, sementara di tahun 2017 itu sebanyak 6 orang. Sedangkan yang mengalami luka-luka mencapai 11 orang di tahun 2018, tahun 2017 14 orang,” bebernya.

Pihaknya akan terus melakukan berbagai program guna mencegah terjadinya kebakaran. Untuk menurunkan jumlah peristiwa kebakaran ini, akan melakukan sejumlah kegiatan yang sudah diprogramkan tahun 2019. “Di antaranya melakukan penyuluhan, dan pelatihan kepada masyarakat yang terus membudayakan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebab-penyebab peristiwa kebakaran,” paparnya.

Sementara, Wakil Ketua Komisi D DPRD Medan, Salman Alfarisi menuturkan, untuk menekan jumlah kasus kebakaran memang perlu intens dilakukan sosialiasi pencegahan. Namun, paling penting peran serta masyarakat.

“Masyarakat harus waspada dengan berbagai potensi penyebab kebakaran. Berbagai penyebab itu, harus terus diingatkan agar terhindar dari bencana yang disebabkan manusia,” ujarnya. (ris/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/