30 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Identitas Penembak Terendus

Motifnya Diduga Persaingan Bisnis

MEDAN-Polisi sudah mengantongi identitas pelaku penembakan pengusaha ikan dan garam, Suwito alias Awie (36) dan istrinya Dora Halim (32). Namun, untuk kepentingan penyelidikan identitas pelaku masih dirahasiakan polisi.

”Aku nggak berani bilang, nanti jadi kabur semuanya. Kita tunggu saja, kita sudah mengarah ke sana,” ujar seorang petugas yang minta namanya dirahasiakan. Petugas itu menjelaskan dari hasil penyelidikan, Suwito terlibat masalah lahan pengelolaan  ikan di Belawan dan Tanjung Balai.

Diduga tak senang saingan bisnisnya itu menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa korban. Menurutnya, senjata yang digunakan pelaku adalah jenis FN kaliber 4,5 mm dan Baretta kaliber 2,9 mm.  “Kalau FN itu biasanya memang digunakan sesama aparat, tapi kalau dalam kasus ini kemungkinan besar pelakunya warga sipil yang dipersenjatai,” katanya.

Alasannya, kata petugas itu, dari rentetan tembakan pelaku memang bisa pakai senjata api tapi tak terlatih seperti aparat. “Kalau aparat tembakannya tidak membabi buta kayak gitu,” tukasnya sembari terus meminta untuk tak menulis namanya.

Kapolda Sumut, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro yang langsung menggelar perkara bersama Kapolresta Medan, Kombes Pol Tagam Sinaga, Dir Reskrim Poldasu, Kombes Pol Agus Ardiyanto, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Herry Subiansaori kepada wartawan, berdasarkan hasil penyelidikan pelaku berjumlah empat orang.
“Dua yang jadi eksekutor, dua lagi menunggu di atas sepeda motor,” tegas Wisjnu.

Menurutnya, dari tubuh kedua korban ditemukan 27 proyektil peluru yakni 19 proyektil dari tubuh Suwito dan 8 proyektil dari tubuh istrinya.

Menurut Wisjnu, hingga kemarin saksi yang diperiksa berjumlah 10 orang masing-masing pembantu, warga sekitar dan seorang  tukang sate yang melihat pelaku mondar-mandir di sekitar lokasi. “Selanjutnya nanti kalau sudah ada perkembangan pasti saya kasih tahu. Sekarang biarka kami bekerja dulu, pasti saya akan kasih  tahu saya nggak akan tutup-tutupi,” ujarnya.

Wisjnu mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memberi informasi kepada polisi apabila ada yang mencurigakan di  lingkungan tempat tinggal masing-masing. “Saya harap kepada masyarakat agar dapat menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan masing-masing,” ujarnya sembari naik ke mobil dinasnya.

Polresta Medan juga sudah membentuk enam tim untuk mengungkap kasus yang menghebohkan itu. “Tim ini punya tugas  masing-masing,” tegas Kapolresta Medan, Kombes Pol Tagam Sinaga. Saat disinggung mengenai motifnya, Tagam belum bisa memastikan.

Sementara Kapolsek Medan Timur, Kompol Patar Silalahi Sik mengaku, berdasarkan keterangan saksi-saksi pelaku memiliki ciri-ciri tinggi 165 cm, berbadan tegap dan kurus serta menggunakan jaket hitam  dan memakai helm.

Peluru Tembus Leher Dora

Kemarin (30/3), petugas Forensik RSUD dr Pirngadi Medan berhasil mengangkat proyektil di tubuh Suwito alias Awie dan Dora Halim. Menurut Kepala Forensik RSUD dr Pirngadi Medan, dr Surjit Singh SPF DFM didampingi dr Mistar Ritonga SPF pengangkatan proyektil di tubuh kedua korban berlangsung hingga pukul 06.00 WIB.

“Dari tubuh Dora Halim ditemukan tiga proyektil yakni luka tembak bagian leher sebelah kiri tembus ke kanan, luka tembak pada dada dan lengan kiri dan bawah,” ungkap Surjit di ruang Instalasi Jenazah RSUD dr Pirngadi Medan.
Sedangkan korban Suwito alias Awie, lanjutnya, ditemukan empat proyektil luka robek pada bagian kening, luka tembak pada bagian kepala, dada dan perut. “Pengangkatan proyektil mulai dari pukul 12.00 WIB malam dan selesai pukul 06.00 WIB. Yang luka tembus ditemukan pada korban wanita yakni pada leher, bahu dan pada lengan kiri bahu,” jelasnya.

Jika dilihat secara umum, sambungnya, penyebab korban mati seketika karena terkena pada daerah vital seperti jantung (dada, Red) atau pada otak. “Tujuh proyektil yang diangkat dari kedua korban tembakan akan diserahkan ke Laboratorium Forensik Polda Sumut untuk diuji balistik. Untuk jarak tembak yang dilakukan pelaku akan di ketahui setelah uji balistik,” paparnya.

Kantor Camat Buka 24 Jam

Akibat peristiwa pembunuhan itu Pemko Medan akan memberlakukan instruksi yakni, semua Kantor Camat di Medan harus buka selama 24 jam.

Hal itu dikemukakan Wali Kota Medan Rahudman Harahap usai mengikuti Paripurna DPRD Medan tentang Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Wali Kota Medan Tahun 2010, Rabu (30/3).

Selain itu, Rahudman juga menegaskan kepada seluruh perangkat di jajaran Pemko Medan mulai dari kepling, lurah dan camat untuk lebih antisipatif terhadap wilayahnya. Dia juga meminta pada perangkat kecamatan itu untuk lebih peka, stand by untuk melihat perkembangan yang ada di masyarakat baik perubahan penduduk serta keluar masuk penduduk di wilayahnya masing-masing.

“Imbauan saya kepada seluruh warga Kota Medan agar tetap lebih waspada. Kepada kepling, lurah dan camat serta aparat kepolisian untuk saling menjaga kekondusifan Kota Medan,” tuturnya.

Dia menilai kekondusifan Kota Medan tidak terlalu bermasalah dengan terjadinya kasus itu. “Jangan langsung kita menilai bahwa Kota Medan ini tidak aman. Secara umum kan sudah bisa dilihat bahwa Kota Medan ini aman,” ujarnya.

Dia juga mengaku sudah meminta langsung pada Sekda Kota Medan untuk segera membuat edaran instruksi Wali Kota Medan kepada camat, lurah dan kepling agar segera membuat dan mengaktifkan lagi Posko Siskamling. Untuk kantor camat juga sejak 1 April ini harus buka 24 jam penuh.

“Saya sudah sampaikan pada Sekda untuk segera membuat edaran instruksi Wali Kota pada Camat, Lurah dan Kepling agar segera membuat Posko Siskamling. Untuk kantor camat, mulai 1 April juga semuanya harus buka 24 jam penuh supaya ada monitor kontrol kita terhadap keamanan dan ketertiban lingkungannya masing-masing melalui surat edaran tersebut. Saya juga mengimbau kerjasama yang baik dengan aparat keamanan kita agar kasus itu bisa diusut tuntas,” jelasnya.

Sekda Kota Medan, Ir Syaiful Bahri sendiri yang dikonfirmasi wartawan mengakui surat edaran instruksi yang dimaksud Wali Kota Medan tersebut sudah dipersiapkan dan akan segera diedarkan sebelum 1 April 2011. “Sudah disiapkan nanti akan segera disampaikan ke seluruh camat, lurah dan kepling. Ini merupakan instruksi wajib pada seluruh perangkat kecamatan di Medan dan agar meningkatkan kordinasi dengan aparat kepolisian,” tegasnya.(mag-7/mag-8/ari/ala/smg)

Motifnya Diduga Persaingan Bisnis

MEDAN-Polisi sudah mengantongi identitas pelaku penembakan pengusaha ikan dan garam, Suwito alias Awie (36) dan istrinya Dora Halim (32). Namun, untuk kepentingan penyelidikan identitas pelaku masih dirahasiakan polisi.

”Aku nggak berani bilang, nanti jadi kabur semuanya. Kita tunggu saja, kita sudah mengarah ke sana,” ujar seorang petugas yang minta namanya dirahasiakan. Petugas itu menjelaskan dari hasil penyelidikan, Suwito terlibat masalah lahan pengelolaan  ikan di Belawan dan Tanjung Balai.

Diduga tak senang saingan bisnisnya itu menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa korban. Menurutnya, senjata yang digunakan pelaku adalah jenis FN kaliber 4,5 mm dan Baretta kaliber 2,9 mm.  “Kalau FN itu biasanya memang digunakan sesama aparat, tapi kalau dalam kasus ini kemungkinan besar pelakunya warga sipil yang dipersenjatai,” katanya.

Alasannya, kata petugas itu, dari rentetan tembakan pelaku memang bisa pakai senjata api tapi tak terlatih seperti aparat. “Kalau aparat tembakannya tidak membabi buta kayak gitu,” tukasnya sembari terus meminta untuk tak menulis namanya.

Kapolda Sumut, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro yang langsung menggelar perkara bersama Kapolresta Medan, Kombes Pol Tagam Sinaga, Dir Reskrim Poldasu, Kombes Pol Agus Ardiyanto, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Herry Subiansaori kepada wartawan, berdasarkan hasil penyelidikan pelaku berjumlah empat orang.
“Dua yang jadi eksekutor, dua lagi menunggu di atas sepeda motor,” tegas Wisjnu.

Menurutnya, dari tubuh kedua korban ditemukan 27 proyektil peluru yakni 19 proyektil dari tubuh Suwito dan 8 proyektil dari tubuh istrinya.

Menurut Wisjnu, hingga kemarin saksi yang diperiksa berjumlah 10 orang masing-masing pembantu, warga sekitar dan seorang  tukang sate yang melihat pelaku mondar-mandir di sekitar lokasi. “Selanjutnya nanti kalau sudah ada perkembangan pasti saya kasih tahu. Sekarang biarka kami bekerja dulu, pasti saya akan kasih  tahu saya nggak akan tutup-tutupi,” ujarnya.

Wisjnu mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memberi informasi kepada polisi apabila ada yang mencurigakan di  lingkungan tempat tinggal masing-masing. “Saya harap kepada masyarakat agar dapat menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan masing-masing,” ujarnya sembari naik ke mobil dinasnya.

Polresta Medan juga sudah membentuk enam tim untuk mengungkap kasus yang menghebohkan itu. “Tim ini punya tugas  masing-masing,” tegas Kapolresta Medan, Kombes Pol Tagam Sinaga. Saat disinggung mengenai motifnya, Tagam belum bisa memastikan.

Sementara Kapolsek Medan Timur, Kompol Patar Silalahi Sik mengaku, berdasarkan keterangan saksi-saksi pelaku memiliki ciri-ciri tinggi 165 cm, berbadan tegap dan kurus serta menggunakan jaket hitam  dan memakai helm.

Peluru Tembus Leher Dora

Kemarin (30/3), petugas Forensik RSUD dr Pirngadi Medan berhasil mengangkat proyektil di tubuh Suwito alias Awie dan Dora Halim. Menurut Kepala Forensik RSUD dr Pirngadi Medan, dr Surjit Singh SPF DFM didampingi dr Mistar Ritonga SPF pengangkatan proyektil di tubuh kedua korban berlangsung hingga pukul 06.00 WIB.

“Dari tubuh Dora Halim ditemukan tiga proyektil yakni luka tembak bagian leher sebelah kiri tembus ke kanan, luka tembak pada dada dan lengan kiri dan bawah,” ungkap Surjit di ruang Instalasi Jenazah RSUD dr Pirngadi Medan.
Sedangkan korban Suwito alias Awie, lanjutnya, ditemukan empat proyektil luka robek pada bagian kening, luka tembak pada bagian kepala, dada dan perut. “Pengangkatan proyektil mulai dari pukul 12.00 WIB malam dan selesai pukul 06.00 WIB. Yang luka tembus ditemukan pada korban wanita yakni pada leher, bahu dan pada lengan kiri bahu,” jelasnya.

Jika dilihat secara umum, sambungnya, penyebab korban mati seketika karena terkena pada daerah vital seperti jantung (dada, Red) atau pada otak. “Tujuh proyektil yang diangkat dari kedua korban tembakan akan diserahkan ke Laboratorium Forensik Polda Sumut untuk diuji balistik. Untuk jarak tembak yang dilakukan pelaku akan di ketahui setelah uji balistik,” paparnya.

Kantor Camat Buka 24 Jam

Akibat peristiwa pembunuhan itu Pemko Medan akan memberlakukan instruksi yakni, semua Kantor Camat di Medan harus buka selama 24 jam.

Hal itu dikemukakan Wali Kota Medan Rahudman Harahap usai mengikuti Paripurna DPRD Medan tentang Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Wali Kota Medan Tahun 2010, Rabu (30/3).

Selain itu, Rahudman juga menegaskan kepada seluruh perangkat di jajaran Pemko Medan mulai dari kepling, lurah dan camat untuk lebih antisipatif terhadap wilayahnya. Dia juga meminta pada perangkat kecamatan itu untuk lebih peka, stand by untuk melihat perkembangan yang ada di masyarakat baik perubahan penduduk serta keluar masuk penduduk di wilayahnya masing-masing.

“Imbauan saya kepada seluruh warga Kota Medan agar tetap lebih waspada. Kepada kepling, lurah dan camat serta aparat kepolisian untuk saling menjaga kekondusifan Kota Medan,” tuturnya.

Dia menilai kekondusifan Kota Medan tidak terlalu bermasalah dengan terjadinya kasus itu. “Jangan langsung kita menilai bahwa Kota Medan ini tidak aman. Secara umum kan sudah bisa dilihat bahwa Kota Medan ini aman,” ujarnya.

Dia juga mengaku sudah meminta langsung pada Sekda Kota Medan untuk segera membuat edaran instruksi Wali Kota Medan kepada camat, lurah dan kepling agar segera membuat dan mengaktifkan lagi Posko Siskamling. Untuk kantor camat juga sejak 1 April ini harus buka 24 jam penuh.

“Saya sudah sampaikan pada Sekda untuk segera membuat edaran instruksi Wali Kota pada Camat, Lurah dan Kepling agar segera membuat Posko Siskamling. Untuk kantor camat, mulai 1 April juga semuanya harus buka 24 jam penuh supaya ada monitor kontrol kita terhadap keamanan dan ketertiban lingkungannya masing-masing melalui surat edaran tersebut. Saya juga mengimbau kerjasama yang baik dengan aparat keamanan kita agar kasus itu bisa diusut tuntas,” jelasnya.

Sekda Kota Medan, Ir Syaiful Bahri sendiri yang dikonfirmasi wartawan mengakui surat edaran instruksi yang dimaksud Wali Kota Medan tersebut sudah dipersiapkan dan akan segera diedarkan sebelum 1 April 2011. “Sudah disiapkan nanti akan segera disampaikan ke seluruh camat, lurah dan kepling. Ini merupakan instruksi wajib pada seluruh perangkat kecamatan di Medan dan agar meningkatkan kordinasi dengan aparat kepolisian,” tegasnya.(mag-7/mag-8/ari/ala/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/