Perampokan Gubernur LIRA Sumut
BELAWAN- Guna mengusut kasus perampokan yang dialami Rizaldi Mavi yang kini menjabat Gubernur LIRA Sumut, Polres Pelabuhan Belawan sudah memeriksa dua orang saksi. Namun, polisi belum bisa mampu menangkap para pelaku.
“Kami sudah periksa dua orang saksi. Saat ini, kami masih melakukan proses penyelidikan untuk pengembangan. Namun, korban belum dapat diperiksa karena masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit,” kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Hamam W Sik, Sabtu (30/7). Hamam juga mengatakan, pihaknya belum dapat menangkap pelaku, namun begitu, dia berjanji akan menangkap pelaku secepatnya.
Saat ditanya, apakah kemungkinan pelaku perampokan tersebut oknum polisi seperti yang disampaikan korban, Hamam menampiknya. “Itukan masih kata korban, kemungkinan itu hanya motif yang dilakukan kawanan perampok dengan menyaru sebagai polisi untuk memberhentikan mobilnya,” kilahnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan, pihaknya akan melakukan pengecekan ke tempat kejadian perkara (TKP). “Kami masih dalami kasus ini dulu, apakah kasus ini ada unsur lain seperti dendam atau memang murni perampokan,” tandasnya.
Sementara, Wali Kota LIRA Kota Medan Ganda Manurung mendesak agar Kapoldasu segera mengusut tuntas pelaku perampokan yang menyaru sebagai petugas kepolisian dan Dinas Perhubungan tersebut. “Dalam peristiwa ini polisi benar-benar kecolongan. Jadi, kami selaku masyarakat Kota Medan, meminta pada Kapoldasu untuk menciptakan rasa aman di Sumut,” kata Ganda Manurung dampingi unsur pengurus LIRA Medan seperti Wakil Wali Kota Hartono Ekowadi, Sekda Ibeng Syafruddin Rani, Asisten III Gandi Manurung, Hasler Marbun, dan Dharma Putra saat mengunjungi Rizaldi Mavi di RS Permata Bunda, Sabtu (30/7).
Sementara, Rizaldi Mavi dengan kondisi tubuh penuh luka lembam akibat penganiayaan yang dialaminya, masih intensif di Rumah Sakit Permata Bunda. Di Kamar Zamrud 103, Rizaldi masih bisa menerima tamu yang membesuk.
Kepada wartawan koran ini dia mengungkapkan, pelaku sekitar lima orang, satu di antaranya wanita yang mengaku Polwan. “Saat itu mereka melakukan razia. Mereka memaksa saya masuk ke mobil yang katanya akan dibawa ke Polresta Medan,” ungkap Rizal.
Namun di dalam mobil, dia ditodong pistol. “Tangan saya diborgol, mata dan mulut dilakban. Untungnya mata saya tak sepenuhnya dilakban. Makanya saya tahu dibawa ke mana. Seorang pelaku mengatakan, saya akan dibawa ke Binjai. Ternyata, saya dibawa ke Asahan,” ungkapnya. (mag-11/rud)