Site icon SumutPos

Pura-pura Ngusuk Penumpang, Tarik Tas & Lompat ke Avanza

Foto: Gibson/PM Buyung, Hotlan Simbolon, dan Lilianti, tukang tersangka pelaku copet penumpang angkot modus kusuk, diamankan di Polsek Patumbak, Kamis (30/7/2015).
Foto: Gibson/PM
Buyung, Hotlan Simbolon, dan Lilianti, tukang tersangka pelaku copet penumpang angkot modus kusuk, diamankan di Polsek Patumbak, Kamis (30/7/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pria yang ditembak mati polisi terkait pencopetan modus kusuk di angkot, ternyata bernama asli Rusli Lubis. Namun, dia kerap disapa Loli oleh rekan-rekannya, khususnya komplotan sindikatnya. Jasadnya sendiri Kamis (30/7) dijemput keluarga dari RS Bhayangkara Medan.

Loli yang diketahui keluarga sebagai penarik betor itu, disemayamkan di Desa Lau Dendang, Percut Seituan, kediaman orangtuanya. Diana br Lubis, adik Loli, mengaku abangnya itu diyakini terlibat sindikat copet dan perampokan pasca masalah rumah tangganya.

“Istrinya suka main serong karena penghasilan abang kami ini pas-pasan. Karena itu pula Bang Rusli jadi nekat, karena sebelumnya dia pernah curhat sama aku,” jelasnya, mengaku Rusli meninggalkan 3 orang anak laki-laki, tertua baru kelas 2 SMP.

Dibeber Diana, abangnya curhat soal masalah istrinya serta nasib ketiga anaknya, karena penghasilan yang pas-pasan. Dasar itulah dia menitipkan ketiga anaknya ke orangtuanya. Sementara istrinya meninggalkannya. Sejak itu Rusli jadi awut awutan dan sering mabuk mabukan dan akhirnya berteman dengan teman yang tak baik.

“Sejak ditinggal istrinya dia jadi pemabuk dan jarang pulang ke rumah orangtua. Kami sebenarnya sangat sedih dengan kematian Bang Rusli. Tapi mau tak mau terpaksa mengikhlaskanya,” tambahnya.

Panit Reskrim Polsek Patumbak, Ipda Samosir mengaku semua biaya administrasi sudah diurus. “Sudah aman. Sudah kita urus dan jenazahnya sudah kita antarkan ke rumah duka,” jelasnya.

Terpisah, 3 pelaku lain, telah dijebloskan ke sel. Mereka adalah Buyung Uning alias Uning (64) warga Percut Seituan, Hotlan Simbolon (46) warga Jl. Simpang Limun Kampung Tran Plita Tanjung Beringin, Kec. Sumbul, Dairi dan Lilianti br Manalu (32) warga Jl. Raharja, Kec. Medan Tuntungan.

Pengakuan Buyung, dia baru pertama kali melakukan aksi pencurian modus kusuk itu. “Aku hanya ikut-ikutan saja Bang,” kilahnya.

Sementara Hotlan justru mengaku sering beraksi. “Namanya juga usaha, dan biasanya dapat,” ucapnya.

Lilianti sendiri mengaku sudah 3 kali ikut dalam aksi pencopetan itu. Biasanya anggota komploan naik angkot, pura-pura kusuk penumpang, ambil tasnya dan kabur ke Avanza komplotan yang terus  mengikuti.

Itu dilakukannya karena kebutuhan ekonomi untuk menghidupi satu anaknya. “Saya ikut melakukan 2 kali di Kampung Lalang dan 1 kali di Simpang Kantor. Itu semua terpaksa saya lakukan karena tidak ada kerjaan lain. Sementara anak saya satu – satunya yang masih berumur 13 tahun butuh biaya sekolah. Saya menyesal,” ujarnya sembari tunduk.

Panit Reskrim Polsek Patumbak, Iptu E. Sitanggang menegaskan keempat pelaku memang pemain spesialis copet modus kusuk dalam angkot yang sudah memiliki jaringan yang cara kerjanya cukup rapi. Mereka kerap melakukan aksinya di Pinang Baris, Padang Bulan, Kampung Lalang dan Simpang Amplas.

“Sejauh ini kita ketahui sudah ada 8 LP di Polsek Patumbak dan tadi siang ada korban yang datang dari wilayah Delitua. Mereka memang pemain. Dan, korbannya sudah banyak ditipu dari dalam angkot,” tandasnya.

Saat ini, keterangan ketiga pelaku sedang didalami. “Kita juga sudah menanyakan kepada anggota seperti apa kronologisnya. Kita terus mencari laporan-laporannya terhadap pelaku. Bagi korban yang pernah kehilangan uang dan dompet di bus, silahkan untuk memastikan ke Polsek Patumbak,” ujarnya.

Orang Berastagi Cek Pelaku
Sementara itu, Juna br Sembiring (38) warga Bulan Julu Berastagi mendatangi Polsek Patumbak. Dia membaca berita bahwa Polsek Patumbak menembak dan menangkap pelaku penipuan modus kusuk di angkot. Sembari mencari ruang penyidik, dia menanyakan dimana ketiga pelakunya.

Akhirnya, wanita yang mengaku kehilangan tas tersebut berteriak setelah melihat ketiga pelaku. “Iya, yang dua itu mencuri tasku,” teriaknya sembari menepuk bahu temannya.

Diceritakannya, dia dijambret di dalam angkot 103 Rahayu saat menuju Plaza Medan Fair Jl. Gatot Subroto, Rabu (29/7) jam 15.00 Wib. “Saya dari Berastagi rumah saya naik Bus Sutra. Sampai di loket Sutra di Jalan Jamin Ginting, saya menyambung angkot 103 mau ke Carefour. Kemudian, masuklah mereka dua orang memepet saya. Dan merayu untuk kusuk. Kemudian mereka berhasil mengambil tas saya yang berisi uang dan emas. Lalu mereka lompat dan masuk ke Mobil Avanza Hitam,” terangnya.

Sadar tasnya sudah diambil, Juna lalu mencoba melaporkan ke Polisi Lalulintas yang saat itu bertugas. “Aku harap mereka dihukum,” pungkasnya sembari meninggalkan Polsek Patumbak.

Diberitakan sebelumnya, penembakan berawal saat Polsek Patumbak melakukan patroli di sekitar Jalan SM Raja ke arah Tol Belmera. Sembari mencari DPO, petugas mengelilingi sekitar Terminal Amplas. Nah, tepat di samping jembatan layang, petugas melihat Hotlan yang berstatus DPO dan rekan-rekannya sedang mengintai korban. Melihat itu, petugas langsung merapat dan hendak menangkap ke empatnya.

Namun, kedatangan mereka diketahui salah seorang pelaku. Panik, ketiganya pun berusaha kabur. Namun petugas yang mengendarai sepeda motor langsung mengejar mobil para pelaku. Karena tak terus tancap gas, pelaku sempat menabrak dan menyeret Aiptu AO Tamba dan warga sipil bernama Eko sepanjang 3 meter. Merasa nyawanya terancam, petugas melepaskan tembakan ke arah mobil pelaku.

Naas, ternyata timah panas polisi mengenai kepala Loli. Melihat temannya bersimbah darah, Hotlan pun menghentikan mobilnya. Detik berikutnya, petugas lain langsung menangkap pelaku. (gib/mri/bay/trg)

Exit mobile version