26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Badan Pesawat Belum Dapat

Tak Satupun Jenazah dalam Kondisi Utuh

Sementara, untuk mengidentifikasi para korban, tim Disaster Victim Investigation (DVI) Mabes Polri memerlukan waktu lama. Kesulitan mereka hadapi, lantaran dari 24 kantung jenazah yang dibawa ke RS Polri semalam tidak satu pun jenazah dalam kondisi utuh.

“Kami harus katakan tentang ini bahwa yang kami terima itu body part, potongan-potongan tubuh. Tidak ada satupun dari kantung jenazah itu yang kita terima dalam bentuk jenazah yang masih utuh,” ujar Kapusdokkes Polri Brigjen Arthur Tampi di RS Polri, Jakarta, Selasa (30/10).

Karenanya, keterangan keluarga mengenai ciri-ciri fisik korban diharapkan dibawa ke RS Polri untuk membantu proses identifikasi. Begitu pula dengan rekam medis korban seperti rekam gigi. “Termasuk foto-foto terakhir. Apalagi kalau foto itu senyum dan ada giginya itu sangat diperlukan untuk lakukan proses identifikasi,” pinta Arthur.

Namun saat ini yang paling memungkinkan untuk mengenali korban yakni menggunakan deoxyribonucleic acid atau DNA. Sebab potongan tubuh jenazah yang diserahkan tidak memiliki sidik jari dan gigi. “Gigi ndak kita temukan, sidik jari belum kita temukan. Nah yang paling mungkin DNA,” ungkapnya.

Untuk melakukan tes DNA juga memerlukan waktu 1X24 jam untuk satu jenazah. Diharapkan, keluarga korban yang datang merupakan orang tua, anak, kakak, maupun adik. “Sekali lagi kira perlu waktu. Karena masyarakat pasti bertanya kenapa lama? Dengan body part yang kita temukan, paling cepat kita akan dapat mengidentifikasi yang sudah ada itu adalah sekitar 4-8 hari ke depan,” tutur Arthur. (dna/JPC)

Tak Satupun Jenazah dalam Kondisi Utuh

Sementara, untuk mengidentifikasi para korban, tim Disaster Victim Investigation (DVI) Mabes Polri memerlukan waktu lama. Kesulitan mereka hadapi, lantaran dari 24 kantung jenazah yang dibawa ke RS Polri semalam tidak satu pun jenazah dalam kondisi utuh.

“Kami harus katakan tentang ini bahwa yang kami terima itu body part, potongan-potongan tubuh. Tidak ada satupun dari kantung jenazah itu yang kita terima dalam bentuk jenazah yang masih utuh,” ujar Kapusdokkes Polri Brigjen Arthur Tampi di RS Polri, Jakarta, Selasa (30/10).

Karenanya, keterangan keluarga mengenai ciri-ciri fisik korban diharapkan dibawa ke RS Polri untuk membantu proses identifikasi. Begitu pula dengan rekam medis korban seperti rekam gigi. “Termasuk foto-foto terakhir. Apalagi kalau foto itu senyum dan ada giginya itu sangat diperlukan untuk lakukan proses identifikasi,” pinta Arthur.

Namun saat ini yang paling memungkinkan untuk mengenali korban yakni menggunakan deoxyribonucleic acid atau DNA. Sebab potongan tubuh jenazah yang diserahkan tidak memiliki sidik jari dan gigi. “Gigi ndak kita temukan, sidik jari belum kita temukan. Nah yang paling mungkin DNA,” ungkapnya.

Untuk melakukan tes DNA juga memerlukan waktu 1X24 jam untuk satu jenazah. Diharapkan, keluarga korban yang datang merupakan orang tua, anak, kakak, maupun adik. “Sekali lagi kira perlu waktu. Karena masyarakat pasti bertanya kenapa lama? Dengan body part yang kita temukan, paling cepat kita akan dapat mengidentifikasi yang sudah ada itu adalah sekitar 4-8 hari ke depan,” tutur Arthur. (dna/JPC)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/