25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jadi Sarana Pendidikan, Bina Generasi Islam

Masjid Al-Ikhlas Sunggal, Bukan Sekadar Rumah Ibadah

Saat ini masjid tidak cuma dimanfaatkan untuk tempat ibadah, tapi juga untuk melakukan berbagai kegiatan keagamaan, seperti peringatan hari besar agama. Bahkan, masjid juga dimanfaatkan untuk sarana pendidikan keagamaan bagi para generasi muda Islam.

Rahmat Sazaly Munthe, Medan

Salah satu masjid yang sangat aktif menggelar pendidikan keagamaan yakni Masjid Al-Ikhlas Medan Sunggal. Pengurus masjid ini menyelenggarakan pendidikan Al Quran gratis kepada setiap anak-anak warga sekitar masjid tersebut.

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan ilmu pengetahuan tentang agama Islam yang lebih terarah sejak dini, sehingga generasi muda Islam memiliki akhlak dan moral serta bertakwa kepada Allah SWT.

Apalagi saat ini, kondisi zaman yang memang menuntut adanya peran aktif dari semua pihak untuk memperbaiki akhlak dan moral generasi muda saat ini. “Tak hanya itu, kita juga menyelenggarakan pendidikan berupa madrasah dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA). Madrasah ini bertujuan untuk memberikan pendidikan yang layak bagi warga sekitar, tentunya dituntun dengan ilmu agama yang memadai,” ungkap Ketua Badan Kenaziran Masjid (BKM) Al Ikhlas H Muhsin Siddik, Rabu (29/2).

Kini masjid yang telah dapat menampung 500-an jamaah ini memberikan manfaat yang cukup besar bagi warga sekitar. Tentunya dalam hal pendidikan keagamaan. “Kita memang sengaja sangat getol untuk memberikan pengetahuan agama kepada masyarakat, terutama bagi anak-anak. Karena, satu ilmu pengetahuan itu akan menajdi sangat berguna bagi diri seorang individu bila dia telah terbiasa sejak dini melakukannya,” kata Muhsin.

Sebelum kokoh dan megah seperti sekarang, masjid yang dibangun pada 1960-an ini dulunya masih berdindingkan papan, beratap seng dan berlantai tanah. “Saat hujan, maka lantai pun tergenang air. Uniknya dulu masjid ini mempunyai dua lantai, dimana lantai kedua sebenarnya digunakan untuk melantunkan adzan. Namun, karena keadaan yang mendesak, terkadang lantai dua ini pun digunakan untuk salat,” terang Muhsin. Namun, masjid ini juga telah mengalami beberapa kali pemugaran, yakni, pada tahun 80-an, dan pada 2002 lalu.

Masjid ini digagas oleh Kapten Hayat, H Mahyudin dan H Badrul Djamali. Maksud dan tujuan dibangunnya masjid ini, karena ketiga pendahulu tersebut memiliki keinginan membangun sebuah rumah ibadah agar bisa terus beribadah kepada Allah SWT. Dan masjid ini juga diharapkan dapat menjadi pusat pendidikan keagamaan bagi warga sekitar.

“Hal ini juga merupakan harapan dari semua warga yang berada di sekitar masjid,” terang Muhsin.

Hingga saat ini masjid yang dibangun oleh swadaya masyarakat sekitar masjid ini telah memberikan manfaat yang cukup besar. Tak hanya peranan sebagai tempat ibadah dan silaturahmi antar warga, tapi juga meningkatkan mutu pendidikan agama masyarakat sekitarnya.

Sekitar tahun 80-an masjid ini mulai dibangun secara permanen. Hingga pada 2002 kembali direnovasi seiring pembangunan menara.(*)

Masjid Al-Ikhlas Sunggal, Bukan Sekadar Rumah Ibadah

Saat ini masjid tidak cuma dimanfaatkan untuk tempat ibadah, tapi juga untuk melakukan berbagai kegiatan keagamaan, seperti peringatan hari besar agama. Bahkan, masjid juga dimanfaatkan untuk sarana pendidikan keagamaan bagi para generasi muda Islam.

Rahmat Sazaly Munthe, Medan

Salah satu masjid yang sangat aktif menggelar pendidikan keagamaan yakni Masjid Al-Ikhlas Medan Sunggal. Pengurus masjid ini menyelenggarakan pendidikan Al Quran gratis kepada setiap anak-anak warga sekitar masjid tersebut.

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan ilmu pengetahuan tentang agama Islam yang lebih terarah sejak dini, sehingga generasi muda Islam memiliki akhlak dan moral serta bertakwa kepada Allah SWT.

Apalagi saat ini, kondisi zaman yang memang menuntut adanya peran aktif dari semua pihak untuk memperbaiki akhlak dan moral generasi muda saat ini. “Tak hanya itu, kita juga menyelenggarakan pendidikan berupa madrasah dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA). Madrasah ini bertujuan untuk memberikan pendidikan yang layak bagi warga sekitar, tentunya dituntun dengan ilmu agama yang memadai,” ungkap Ketua Badan Kenaziran Masjid (BKM) Al Ikhlas H Muhsin Siddik, Rabu (29/2).

Kini masjid yang telah dapat menampung 500-an jamaah ini memberikan manfaat yang cukup besar bagi warga sekitar. Tentunya dalam hal pendidikan keagamaan. “Kita memang sengaja sangat getol untuk memberikan pengetahuan agama kepada masyarakat, terutama bagi anak-anak. Karena, satu ilmu pengetahuan itu akan menajdi sangat berguna bagi diri seorang individu bila dia telah terbiasa sejak dini melakukannya,” kata Muhsin.

Sebelum kokoh dan megah seperti sekarang, masjid yang dibangun pada 1960-an ini dulunya masih berdindingkan papan, beratap seng dan berlantai tanah. “Saat hujan, maka lantai pun tergenang air. Uniknya dulu masjid ini mempunyai dua lantai, dimana lantai kedua sebenarnya digunakan untuk melantunkan adzan. Namun, karena keadaan yang mendesak, terkadang lantai dua ini pun digunakan untuk salat,” terang Muhsin. Namun, masjid ini juga telah mengalami beberapa kali pemugaran, yakni, pada tahun 80-an, dan pada 2002 lalu.

Masjid ini digagas oleh Kapten Hayat, H Mahyudin dan H Badrul Djamali. Maksud dan tujuan dibangunnya masjid ini, karena ketiga pendahulu tersebut memiliki keinginan membangun sebuah rumah ibadah agar bisa terus beribadah kepada Allah SWT. Dan masjid ini juga diharapkan dapat menjadi pusat pendidikan keagamaan bagi warga sekitar.

“Hal ini juga merupakan harapan dari semua warga yang berada di sekitar masjid,” terang Muhsin.

Hingga saat ini masjid yang dibangun oleh swadaya masyarakat sekitar masjid ini telah memberikan manfaat yang cukup besar. Tak hanya peranan sebagai tempat ibadah dan silaturahmi antar warga, tapi juga meningkatkan mutu pendidikan agama masyarakat sekitarnya.

Sekitar tahun 80-an masjid ini mulai dibangun secara permanen. Hingga pada 2002 kembali direnovasi seiring pembangunan menara.(*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/