Oleh: Drs H Hasan Maksum Nasution SH, S.Pd.I, MA
Bila kita dilahirkan seorang muslim, maka kenanganmu yang paling dini adalah sebuah doa yang dimulai dengan “Bismillahirahmanirrohim” dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kita tentu ingat bagaimana kita di pangkuan ibu menghafal kata-kata di luar kepala. Kita mendengar ayah mengucapkan dan menerangkan, bahwa doa itu adalah ayat dari surah pertama di dalam kitab suci Alquran, sebuah doa yang penuh ilham.
Doa ini masih membekas di dalam diri kita hingga hari ini dan selalu membantu pada saat-saat penting dalam hidup ini. Hingga saat inipun doa itu masih beserta kita, seperti halnya azan yang dibisikkan ke telinga kita sewaktu kita baru lahir.
Globalisasi dalam bidang informasi, komunikasi dan teknologi menyebabkan semakin meningkatnya fenomena perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan. Pasar bebas, kemampuan bersaing, serta penguasaan pengetahuan menjadi makin penting untuk kemajuan suatu bangsa.
Sumber daya alam yang samakin terbatas tidak lagi dapat menjadi tumpuan modal, karena sumber kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik ke model intelektual, pengetahuan, sosial dan kredibilitas.
Pada abad pengetahuan ini diperlukan masyarakat yang berpengetahuan yang diperoleh dengan cara belajar sepanjang hayat. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang hares dikuasai oleh masyarakat sangat beragam dan berkualitas, sehingga diperlukan fikiran yang kreatif yang mendorong untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan belajar dalam mengakses, memilih, menilai pengetahuan dan mengatasi situasi yang membingungkan dan penuh ketidak pasatian ini.
Creative Thingking
Banyak pihak yang mempelajari kreativitas, menarik kesimpulan, bahwa banyak hal dapat dilakukan untuk memungkinkan seseorang individu menambahkan atau sedikitnya menggunakan kemampuan kreatifnya secara lebih baik. Kita dapat mengatakan, bahwa tanpa adanya orang-orang yang kreatif, mungkin dunia kita tidak akan seperti halnya sekarang. Pada abad sekarang ini banyak terdapat ahli-ahli berpikir kreatif yang dibuktikan oleh macam-macam penemuan yang bagi masyarakat lingkungan umpamanya seseorang yang kreatif tentu mendayagunakan dan menimba dari kekuatan-kekuatan emosional mental, di bawah alam sadar yang dimilikinya, serta memiliki fleksibilitas tinggi dalam pemikiran, tindakan-tindakannya dan perumusan saran-saran.
Terlepas dari apakah ia dalam lingkungan sebuah organisasi swasta, organisasi yang tidak mengejar laba, ataupun lainnya, fungsi yang paling penting adalah dalam pemecahan masalah. Tindakan mencari dan memilih secara sadar antara cara-cara untuk membina, kita kearah yang kita inginkan, inilah yang kita harapkan atau yang kita sebut creative thingking.
Membangun Masyarakat Madani
Memahami Islam sebenarnya tidak boleh setengah-setengah, sebab akan berakibatkan salah pengertian dan salah informasi yang pada akhirnya memburukkan agama Islam. Sebagai contoh, ibadah yang dilakukan umat Islam seperti salat, puasa, zakat dan haji hanya berhenti sebatas membayar kewajiban atau menjadi lambang kesalehan, sedangkan buah dari ibadah yang berdimensi sosial tidak tampak, sehingga di masyarakat tedadi kesalah pahaman dalam menghayati peran agama itu.
Peran spiritualitas agama menjadi mandek terkristal dalam kumpulan mitos tanpa makna, agama tidak muncul di dalam sata kesadaran kritis terhadap situasi aktuali. Sambil menanamkan kesadaran hijrah maknawiyah bagi umat Islam, artinya, karena kita telah terbenam pada suatu kondisi kejiwaan, kesadaran, perinsif dan lingkungan semakin dalam di dalam kenestapaan, dan inilah saatnya membangun gaung masyarakat madani.
Mari Kita Bina Secara Harmonis Antara Umat Agama
Betapa kuasa dan Maha Agung Tuhan Yang Maha Esa, telah menciptakan kita dengan keaneka ragaman suku, budaya, warna kulit, bentuk rupa, jenis kelamin dan agama. Kepluralan sesuatu yang kodrati dalam kehidupan, sebagaimana dijelaskan dalam Alquran surah Al-Hujurat ayat 13 yang artinya: “Hai manusia, sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. Dan selanjunya dalam surah an-Nahl ayat 125 yang artinya: “Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan dan bijaksana”. Dengan demikian kita menyadari petunjuk Tuhan ini menghendaki agar kita mampu saling memahami, saling kenal mengenal, saling menghargi, saling hormat menghormati, untuk dapat membangun negeri kita ini menjadi makmur, sentosa, damai dan sejahtera. Betapa indahnya kebersamaan yang terjalin dengan baik antara sesama.
Jauhkan Fitnah
Karena itu ajakan berbuat baik dan pencegahan perbuatan munkar terus berjalan dan tidak pernah berhenti. Mengajak kepada, kebaikan dan mencegah kemungkaran adalah kewajiban setiap muslim. Sikap terbaik bagi seorang muslim yang mengetahui saudaranya melakukan kejahatan seharusnya menasehatinya dengan baik.
Jika yang bersangkutan membangkang, maka orang yang mengetahuinya hendaklah menyampaikan kepada yang berwenang. Sabda Nabi Muhammad SAW. yang artinya: “Tolonglah saudaramu, sama ada ia sebagai orang zolim maupun orang yang dizolimi, maka janganlah kamu saling menzolimi”. (HR. Muslim). Dan akhirnya janganlah kita, saling caci mencaci antara sata sama lainnya, dan ingat firman Allah dalam surah Al-Hujurat ayat 11 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah merendahkan/menghina segolongan kepada segolongan yang lain, karena boleh jadi yang di hina itu lebih baik daripada yang menghina”.
Artinya, bahwa menghina itu dapat menimbulkan fitnah yang amat berbahaya bagi kesejahteraan besama, dapat dapat memecah persahabatan dan persaudaraan, bahkan penghinaan itu dapat mengorbankan rasa kebencian dan permusuhan antara sesama manusia yang akibatnya tidak lain adalah keadaan masyarakat menjadi kacau balau dan bercerai berai, padahal bercerai berai itu dilarang oleh agama.
Penulis dosen STAI Sumatera, PTI Al Hikmah, PGSD Hikmatul Fadhillah, STAI RA Batangkuis.