25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Perbanyak Puasa di Hari Asyura

TEBING TINGGI- Sesungguhnya bulan Muharram adalah bulan yang agung dan diberkahi. Bulan pertama dari penanggalan hijriyah ini, merupakan salah satu dari empat bulan haram yang disebutkan Allah.
Bulan Asyura adalah hari kesepuluh di bulan muharam, dan dimaknai sebagai wujud momentum kemenangan setelah lepas dari ujian dan cobaan berat.

Menurut Ustad Zulkarnain SAg, kepada Sumut Pos, Kamis (8/12), menjelasakan, firman Allah Swt dalam surat At-Taubah ayat 36 berbunyi, “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu”.

Maknanya, sebut Zulkarnain, dimintakan kepada setiap orang, jangan menganiaya diri sendiri dalam bulan-bulan dimaksud. Hal tersebut dimaksudkan agar manusia tidak menzalimi dirinya sendiri pada bulan-bulan haram, karena dosanya lebih besar dari pada bulan-bulan lainnya. Adapun keempat bulan yang diharamkan Allah yaitu, Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

“Menurut Imam Qatadah Rahimakumullah, bahwa kezaliman pada bulan-bulan haram lebih besar dosanya daripada berbuat zalim di bulan selainnya. Walaupun perbuatan zalim secara keseluruhan adalah perkara besar, tapi Allah melebihkan perkara sesuai dengan kehendak-Nya. Sebagimana Allah telah memilih hamba-hamba pilihan dari makhluk-Nya,” jelas Zulkarnain.

Jelas Ustad kembali, maka di hari kesepuluh Muharram ini atau hari Asyura, sebagai umat Islam harus memperbanyak puasa sunnah.

Diriwayatkan dalam Hadist Muslim, bahwa puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadan adalah puasa pada Syahrullah (bulan Allah) Muharram. (mag-3)

TEBING TINGGI- Sesungguhnya bulan Muharram adalah bulan yang agung dan diberkahi. Bulan pertama dari penanggalan hijriyah ini, merupakan salah satu dari empat bulan haram yang disebutkan Allah.
Bulan Asyura adalah hari kesepuluh di bulan muharam, dan dimaknai sebagai wujud momentum kemenangan setelah lepas dari ujian dan cobaan berat.

Menurut Ustad Zulkarnain SAg, kepada Sumut Pos, Kamis (8/12), menjelasakan, firman Allah Swt dalam surat At-Taubah ayat 36 berbunyi, “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu”.

Maknanya, sebut Zulkarnain, dimintakan kepada setiap orang, jangan menganiaya diri sendiri dalam bulan-bulan dimaksud. Hal tersebut dimaksudkan agar manusia tidak menzalimi dirinya sendiri pada bulan-bulan haram, karena dosanya lebih besar dari pada bulan-bulan lainnya. Adapun keempat bulan yang diharamkan Allah yaitu, Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

“Menurut Imam Qatadah Rahimakumullah, bahwa kezaliman pada bulan-bulan haram lebih besar dosanya daripada berbuat zalim di bulan selainnya. Walaupun perbuatan zalim secara keseluruhan adalah perkara besar, tapi Allah melebihkan perkara sesuai dengan kehendak-Nya. Sebagimana Allah telah memilih hamba-hamba pilihan dari makhluk-Nya,” jelas Zulkarnain.

Jelas Ustad kembali, maka di hari kesepuluh Muharram ini atau hari Asyura, sebagai umat Islam harus memperbanyak puasa sunnah.

Diriwayatkan dalam Hadist Muslim, bahwa puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadan adalah puasa pada Syahrullah (bulan Allah) Muharram. (mag-3)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/