28 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Berdiri dari Landasan Keikhlasan Para Jamaah

LABUHANBATU-Ratusan warga Jalan Rantaulama, Lingkungan Rantaulama, Kelurahan Bakaranbatu, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu kini memiliki masjid baru. Minggu (7/7) kemarin, warga disana membuat satu acara peresmian sekaligus sukuran atas berdirinya rumah ibadah tersebut.

RESMIKAN: Masjid Al-Ikhlas Jalan Rantaulama, Lingkungan Rantaulama, Kelurahan Bakaranbatu, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu, akhirnya diresmikan setelah melewati proses pembangunan.
RESMIKAN: Masjid Al-Ikhlas Jalan Rantaulama, Lingkungan Rantaulama, Kelurahan Bakaranbatu, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu, akhirnya diresmikan setelah melewati proses pembangunan.

Rencana pembangunan masjid itu sendiri sudah lama direncanakan, hanyasaja keterbatasan biaya dan lahan untuk pembangunan melatarbelakangi rencana pembangunannya belum bisa terealisasi. Hingga akhirnya sejumlah tokoh masyarakat bermusyawarah agar bisa mendirikan masjid yang masih satu kesatuan dengan sebuah musala yang bernama Baitul Mukhsinin. Terletak sekitar 50 meter dari jalan yang menembuskan Jalan Sisingangaraja-Batu Sangkar, keberadaan musala yang persisnya di belakang rumah warga membuat keinginan sejumlah tokoh agama dan masyarakat mendirikan masjid agar lebih jelas terlihat. Ternyata, tidak disangka, keinginan masyarakat seakan dijawab oleh Allah SWT. Lewat keikhlasan seorang warga yang menghibahkan sebahagian tanahnya untuk pembangunan masjid tersebut. Ini sekaligus membuka kisah berdirinya masjid yang diberi nama Al-Ikhlas.

Tanpa menunggu lama, panitia kecilpun dibentuk dalam hal pengelolaan dana hingga pencarian biaya pembangunan. Tidak sampai setahun, masjid tersebut diresmikan sekaligus penabalan nama menjadi Masjid Al-Ikhlas. “Nama masjid itu sejalan dengan para donatur yang kurang bersedia dipublikasikan namanya,” terang FD Harahap saat berbincang dengan Sumut Pos, Kamis (11/7) di Rantauprapat. Kedepannya, Musala Baitul Muhsinin direncanakan warga sebagai tempat perkumpulan ataupun kegiatan remaja yang bersifat keagamaan, sementara Masjid Al-Ikhlas akan dipakai untuk kegiatan tarawih, tadarus serta salat Jumat. “Nama masjid itu juga hasil musyawarah orang kampung, kalau mushalanya akan dijadikan pusat kegiatan remaja dalam bidang keagamaan,” tambahnya.

Sementara Al Ustad Rendy menekankan, hal yang terpenting dalam pembangunan rumah ibadah adalah bagaimana cara memakmurkannya dengan melestarikan ajaran-ajaran agama. “Terpenting bagaimana memakmurkan masjid sebagai rumah ibadah melalui berbagai kegiatan positif, terlebih bulan suci Ramadan ini,” ungkapnya.

Sebab lanjut Ustad Rendy, semua kegiatan dan perbuatan di dunia pasti dicatat dan akan dipertanggungjawabkan pada hari yang sudah ditentukan kelak dan tidak seorangpun dapat menghindarinya. “Meski perbuatan baik itu sekecil biji zarrah, pasti akan mendapatkan imbalan pahala,” sebutnya lagi.
Zulfan Siregar selaku Kepala Lingkungan (Kepling) Rantau Lama menjelaskan, tanah pertapakan Masjid Al-Ikhlas merupakan hibah dari keluarga besar Untung Z Margono, sedangkan pembangunan fisik gedung swadaya masyarakat setempat yang diperkirakan mampu menampung sekira 200 jemaah ditambah ruang utama dan dilengkapi beberapa ruang lainnya. (jok)

LABUHANBATU-Ratusan warga Jalan Rantaulama, Lingkungan Rantaulama, Kelurahan Bakaranbatu, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu kini memiliki masjid baru. Minggu (7/7) kemarin, warga disana membuat satu acara peresmian sekaligus sukuran atas berdirinya rumah ibadah tersebut.

RESMIKAN: Masjid Al-Ikhlas Jalan Rantaulama, Lingkungan Rantaulama, Kelurahan Bakaranbatu, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu, akhirnya diresmikan setelah melewati proses pembangunan.
RESMIKAN: Masjid Al-Ikhlas Jalan Rantaulama, Lingkungan Rantaulama, Kelurahan Bakaranbatu, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu, akhirnya diresmikan setelah melewati proses pembangunan.

Rencana pembangunan masjid itu sendiri sudah lama direncanakan, hanyasaja keterbatasan biaya dan lahan untuk pembangunan melatarbelakangi rencana pembangunannya belum bisa terealisasi. Hingga akhirnya sejumlah tokoh masyarakat bermusyawarah agar bisa mendirikan masjid yang masih satu kesatuan dengan sebuah musala yang bernama Baitul Mukhsinin. Terletak sekitar 50 meter dari jalan yang menembuskan Jalan Sisingangaraja-Batu Sangkar, keberadaan musala yang persisnya di belakang rumah warga membuat keinginan sejumlah tokoh agama dan masyarakat mendirikan masjid agar lebih jelas terlihat. Ternyata, tidak disangka, keinginan masyarakat seakan dijawab oleh Allah SWT. Lewat keikhlasan seorang warga yang menghibahkan sebahagian tanahnya untuk pembangunan masjid tersebut. Ini sekaligus membuka kisah berdirinya masjid yang diberi nama Al-Ikhlas.

Tanpa menunggu lama, panitia kecilpun dibentuk dalam hal pengelolaan dana hingga pencarian biaya pembangunan. Tidak sampai setahun, masjid tersebut diresmikan sekaligus penabalan nama menjadi Masjid Al-Ikhlas. “Nama masjid itu sejalan dengan para donatur yang kurang bersedia dipublikasikan namanya,” terang FD Harahap saat berbincang dengan Sumut Pos, Kamis (11/7) di Rantauprapat. Kedepannya, Musala Baitul Muhsinin direncanakan warga sebagai tempat perkumpulan ataupun kegiatan remaja yang bersifat keagamaan, sementara Masjid Al-Ikhlas akan dipakai untuk kegiatan tarawih, tadarus serta salat Jumat. “Nama masjid itu juga hasil musyawarah orang kampung, kalau mushalanya akan dijadikan pusat kegiatan remaja dalam bidang keagamaan,” tambahnya.

Sementara Al Ustad Rendy menekankan, hal yang terpenting dalam pembangunan rumah ibadah adalah bagaimana cara memakmurkannya dengan melestarikan ajaran-ajaran agama. “Terpenting bagaimana memakmurkan masjid sebagai rumah ibadah melalui berbagai kegiatan positif, terlebih bulan suci Ramadan ini,” ungkapnya.

Sebab lanjut Ustad Rendy, semua kegiatan dan perbuatan di dunia pasti dicatat dan akan dipertanggungjawabkan pada hari yang sudah ditentukan kelak dan tidak seorangpun dapat menghindarinya. “Meski perbuatan baik itu sekecil biji zarrah, pasti akan mendapatkan imbalan pahala,” sebutnya lagi.
Zulfan Siregar selaku Kepala Lingkungan (Kepling) Rantau Lama menjelaskan, tanah pertapakan Masjid Al-Ikhlas merupakan hibah dari keluarga besar Untung Z Margono, sedangkan pembangunan fisik gedung swadaya masyarakat setempat yang diperkirakan mampu menampung sekira 200 jemaah ditambah ruang utama dan dilengkapi beberapa ruang lainnya. (jok)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/