27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Menelusuri Rahasia Kehidupan

Di saat masyarakat Jepang sedang merasakan kesejahteraan hidupnya, di saat ekonomi sedang bangkit dan stabilitas politik relatif stabil, tiba-tiba gempa dengan 9 skala righter menggoncang.

Ribuan orang meninggal dunia, karena ternyata gempa dahsyat tersebut disertai tsunami. Masyarakt dengan tenang menghadapinya, bahkan diberitakan bagaimana di situasi seperti itu, antrean panjang dengan tertib terjadi. Tidak hanya itu, tidak terdengar bunyi klakson saling sahut bersahut di tengah musibah tersebut. Semuanya sangat dewasa menghadapinya.

Ternyata akibat gempa tersebut, ada hal lain yang terjadi. Reaktor nuklirnya tiba-tiba bocor. Disebutkan pula dalam berita- baik televisi atau koran, pemerintah menghimbau masyarakat untuk segera mengungsi. Arus pengungsian tejadi dengan cepat, bahkan pesawat pribadi banyak yang tebang keluar negeri. Tidak hanya itu, Negara tetangganya seperti Cina dan Taiwan turut panik dibuatnya. Persediaan garam beryodium ludes terjual dalam waktu sehari. Masyarakat ramai-ramai membeli persediaan bahan pangan. Dan banyak lagi kegelisahaan yang terjadi.

Kisah di atas adalah realita yang baru saja terjadi dan kita menyaksikan betapa berbedanya sikap yang dilakukan oleh masyarakat korban dari bencana tsunami dan kebocoran reaktor nuklir. Walau kita meyakini, masyarakat Jepang sangat mampu keluar dari masalah ini karena mereka dikenal dengan sikap pekerja kerasnya. Namun yang mau kita bicarakan adalah, betapa kehidupan ini terkadang sangat unprediktable (tak terduga).

Di belahan bumi lain, pemimpin Libya, Maomar Khadafi sedang terengah-engah mempertahankan kedudukannya setelah 41 tahun didudukinya. Di negara kita sendiri, SBY dikejutkan dengan sengatan listrik Wikileaks. Sebuah berita yang tak terduga dan membuat bangsa kita juga terperanjat. Begitulah kehidupan, bagaikan aliran air sungai yang terkadang tenang, namun bias juga ganas ketika melalui jeram-jeram.

Banyak orang yang menanyakan apa makna dari sebuah hidup dengan berbagai masalah masalah yang dihadapinya? atau kalau mau disederhanakan pertanyaannya menjadi, Apa sih yang dicari dalam kehidupan ini?
Di dalam Al Quran surat  Al-Baqarah Allah SWT sebenarnya memberi sinyal betapa kehidupan penuh dengan rahasia, hingga para malaikat pun tidak bisa menentukannya. “Ingatlah ketika Tuhanmu bertanya kepada para malaikat : “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata : “Mengapa Engkau hendak menja-dikan (khalifah) di muka bumi” Mereka berkata : “Mengapa Eng-kau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan mem-buat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”

Allah SWT berfirman “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Ya benar, tidak seorangpun diantara kita mengetahui apa yang akan terjadinya padanya dikemudian hari. Karenanya, kita perlu memahami konsep kehidupan itu sendiri dan bekal yang harus dimiliki. Agar kita dapat bertahan dalam kehidupan yang keras ini sebagai “khalifatullah” manusia diciptakan oleh Allah SWT dibekali dengan kemampuan yang lebih dibandingkan dengan mahkluk lainnya. Kita adalah merupakan mahkluk yang paling sempuma karena kita banyak memiliki kemampuan untuk bertahan hidup lebih baik dibandingkan dengan mahkluk lainnya.
Dalam Al-Quran surat Al-Mujadalah ayat 11 Allah SWT berfirman : yang artinya “Tuhan akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan mereka yang telah diberi ilmu beberapa tingkat.

Dengan ilmu manusia mampu mengatasi segala keperluaannya berupa materi, Ilmu adalah menggarap otak, otak dengan segala dinding-dinding selnya semuanya alami, ilmu bersifat hipotesa tidak bisa memberikan kepuasan batin. Kecerdasan dan kemampuan manusia dalam mengembangkan kecerdasan otaknya. sehingga dengan itu dia mampu menguasai ilmu pengetahuan yang mengan-tarkan manusia untuk menggarap alam semesta ini vang disebut IQ. Kemampuan IQ yang tajam mengantarkan manusia menembus angkasa, bumi dan ruang waktu
Disamping IQ, kita juga mengenal apa yang disebut EQ (emotional quotient) yaitu kecerdasan dan kemampuan mengem-bangkan emosi dalam prilaku, seperti berbicara yang sopan, santun, ramah, manis dalam bertutur kata dan mampu bersosialisasi dengan banyak orang. Ada kalanya di sekitar kita dijumpai bagaimana seorang psikopat yang memiliki EQ yang mantap, tampil tenang. meyakinkan banyak orang dengan sikap perilakunya yang rapi, sopan santun dan ramah, namun dibalik tampilan EQ yang meyakinkan itu ternyata ibarat segala berbulu domba, dia memperdayai dan mencelakan banyak orang.

Pentingnya keseimbangan lahir dan batin untuk menyikapi dan mengetahui makna kehidupan akan menjadikan manusia mendapatkan ketenangan dalam kehidupannya sehingga dia tahu arah kehidupan mana yang akan diraihnya.

Hal ini menurut psikolog Abraham Maslow disebut peak experience (pengalaman puncak) yaitu perasaan yang muncul karena kedekatan dengan sang pencipta.

Kita membutuhkan emotional spiritual quotient (ESQ) sebagai bekal untuk menyatukan intelegent quotient (IQ) dan emotional quotient (EQ).

Modal kemampuan spiritual (ESQ) bisa memberikan perasaan hidup yang komplet (wholeness). Pentingnya keseimbangan lahir dan batin untuk menyikapi dan mengetahui makna kehidupan menjadikan manusia mendapatkan ketenangan dalam kehidupannya sehingga dia tahu arah kehidupan mana yang akan diraihnya.

Spiritual (dalam hal ini iman) akan menjadi pembimbing kehidupan seseorang agar tidak menjadi seorang egoistik atau berorientasi kepada diri sendiri. Iman merupakan lahan garapan hati dimana tempat kepuasan dan kekuatan batin yang merupakan pemberian Allah SWT yang bersifat halus, mantap dan pasti; dan hati yang mendapatkan petunjuk ilahi akan mempertajam kemampuan seseorang dalam setiap gerak, langkah dan pikirnya. Q S  Az-Zumar ayat 41 Allah SWT berfirman: Sesungguhnya kami menurunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk manusia dengan membawa kebenaran. (*)

Oleh: Ikrimah Hamidy
Wakil Ketua DPRD Medan

Di saat masyarakat Jepang sedang merasakan kesejahteraan hidupnya, di saat ekonomi sedang bangkit dan stabilitas politik relatif stabil, tiba-tiba gempa dengan 9 skala righter menggoncang.

Ribuan orang meninggal dunia, karena ternyata gempa dahsyat tersebut disertai tsunami. Masyarakt dengan tenang menghadapinya, bahkan diberitakan bagaimana di situasi seperti itu, antrean panjang dengan tertib terjadi. Tidak hanya itu, tidak terdengar bunyi klakson saling sahut bersahut di tengah musibah tersebut. Semuanya sangat dewasa menghadapinya.

Ternyata akibat gempa tersebut, ada hal lain yang terjadi. Reaktor nuklirnya tiba-tiba bocor. Disebutkan pula dalam berita- baik televisi atau koran, pemerintah menghimbau masyarakat untuk segera mengungsi. Arus pengungsian tejadi dengan cepat, bahkan pesawat pribadi banyak yang tebang keluar negeri. Tidak hanya itu, Negara tetangganya seperti Cina dan Taiwan turut panik dibuatnya. Persediaan garam beryodium ludes terjual dalam waktu sehari. Masyarakat ramai-ramai membeli persediaan bahan pangan. Dan banyak lagi kegelisahaan yang terjadi.

Kisah di atas adalah realita yang baru saja terjadi dan kita menyaksikan betapa berbedanya sikap yang dilakukan oleh masyarakat korban dari bencana tsunami dan kebocoran reaktor nuklir. Walau kita meyakini, masyarakat Jepang sangat mampu keluar dari masalah ini karena mereka dikenal dengan sikap pekerja kerasnya. Namun yang mau kita bicarakan adalah, betapa kehidupan ini terkadang sangat unprediktable (tak terduga).

Di belahan bumi lain, pemimpin Libya, Maomar Khadafi sedang terengah-engah mempertahankan kedudukannya setelah 41 tahun didudukinya. Di negara kita sendiri, SBY dikejutkan dengan sengatan listrik Wikileaks. Sebuah berita yang tak terduga dan membuat bangsa kita juga terperanjat. Begitulah kehidupan, bagaikan aliran air sungai yang terkadang tenang, namun bias juga ganas ketika melalui jeram-jeram.

Banyak orang yang menanyakan apa makna dari sebuah hidup dengan berbagai masalah masalah yang dihadapinya? atau kalau mau disederhanakan pertanyaannya menjadi, Apa sih yang dicari dalam kehidupan ini?
Di dalam Al Quran surat  Al-Baqarah Allah SWT sebenarnya memberi sinyal betapa kehidupan penuh dengan rahasia, hingga para malaikat pun tidak bisa menentukannya. “Ingatlah ketika Tuhanmu bertanya kepada para malaikat : “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata : “Mengapa Engkau hendak menja-dikan (khalifah) di muka bumi” Mereka berkata : “Mengapa Eng-kau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan mem-buat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”

Allah SWT berfirman “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Ya benar, tidak seorangpun diantara kita mengetahui apa yang akan terjadinya padanya dikemudian hari. Karenanya, kita perlu memahami konsep kehidupan itu sendiri dan bekal yang harus dimiliki. Agar kita dapat bertahan dalam kehidupan yang keras ini sebagai “khalifatullah” manusia diciptakan oleh Allah SWT dibekali dengan kemampuan yang lebih dibandingkan dengan mahkluk lainnya. Kita adalah merupakan mahkluk yang paling sempuma karena kita banyak memiliki kemampuan untuk bertahan hidup lebih baik dibandingkan dengan mahkluk lainnya.
Dalam Al-Quran surat Al-Mujadalah ayat 11 Allah SWT berfirman : yang artinya “Tuhan akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan mereka yang telah diberi ilmu beberapa tingkat.

Dengan ilmu manusia mampu mengatasi segala keperluaannya berupa materi, Ilmu adalah menggarap otak, otak dengan segala dinding-dinding selnya semuanya alami, ilmu bersifat hipotesa tidak bisa memberikan kepuasan batin. Kecerdasan dan kemampuan manusia dalam mengembangkan kecerdasan otaknya. sehingga dengan itu dia mampu menguasai ilmu pengetahuan yang mengan-tarkan manusia untuk menggarap alam semesta ini vang disebut IQ. Kemampuan IQ yang tajam mengantarkan manusia menembus angkasa, bumi dan ruang waktu
Disamping IQ, kita juga mengenal apa yang disebut EQ (emotional quotient) yaitu kecerdasan dan kemampuan mengem-bangkan emosi dalam prilaku, seperti berbicara yang sopan, santun, ramah, manis dalam bertutur kata dan mampu bersosialisasi dengan banyak orang. Ada kalanya di sekitar kita dijumpai bagaimana seorang psikopat yang memiliki EQ yang mantap, tampil tenang. meyakinkan banyak orang dengan sikap perilakunya yang rapi, sopan santun dan ramah, namun dibalik tampilan EQ yang meyakinkan itu ternyata ibarat segala berbulu domba, dia memperdayai dan mencelakan banyak orang.

Pentingnya keseimbangan lahir dan batin untuk menyikapi dan mengetahui makna kehidupan akan menjadikan manusia mendapatkan ketenangan dalam kehidupannya sehingga dia tahu arah kehidupan mana yang akan diraihnya.

Hal ini menurut psikolog Abraham Maslow disebut peak experience (pengalaman puncak) yaitu perasaan yang muncul karena kedekatan dengan sang pencipta.

Kita membutuhkan emotional spiritual quotient (ESQ) sebagai bekal untuk menyatukan intelegent quotient (IQ) dan emotional quotient (EQ).

Modal kemampuan spiritual (ESQ) bisa memberikan perasaan hidup yang komplet (wholeness). Pentingnya keseimbangan lahir dan batin untuk menyikapi dan mengetahui makna kehidupan menjadikan manusia mendapatkan ketenangan dalam kehidupannya sehingga dia tahu arah kehidupan mana yang akan diraihnya.

Spiritual (dalam hal ini iman) akan menjadi pembimbing kehidupan seseorang agar tidak menjadi seorang egoistik atau berorientasi kepada diri sendiri. Iman merupakan lahan garapan hati dimana tempat kepuasan dan kekuatan batin yang merupakan pemberian Allah SWT yang bersifat halus, mantap dan pasti; dan hati yang mendapatkan petunjuk ilahi akan mempertajam kemampuan seseorang dalam setiap gerak, langkah dan pikirnya. Q S  Az-Zumar ayat 41 Allah SWT berfirman: Sesungguhnya kami menurunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk manusia dengan membawa kebenaran. (*)

Oleh: Ikrimah Hamidy
Wakil Ketua DPRD Medan

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/