31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Lima Racun Hati

Untuk menjaga agar hati kita tetap bersih, kita perlu menghindarkan 5 racun-racun hati.

Pertama, Bicara yang Berlebih-lebihan

Lidah adalah nikmat. Namun ia bisa berbuah adzab saat manusia tidak pandai menjaganya. Bahkan Rasulullah memperingatkan kebanyakan manusia disiksa di neraka karena tidak mampu menjaga lidah ini.

Tidaklah manusia itu wajahnya dipanaskan dengan api neraka melainkan karena akibat dari lidahnya. (HR. Tirmidzi, Ibnu Mjaha dan Hakim) Itulah jika lidah telah membuahkan pembicaraan yang berlebihan. Pembicaraan yang berlebihan adalah pembicaraan yang membawa madharat, atau kadar madharatnya lebih banyak daripada kemanfaatannya. Apalagi jika tidak ada kemanfaatan sama sekali dalam pembicaraan itu.

Pembicaraan berlebihan juga bisa berwujud dusta, menghina orang lain, mengolokolok orang lain, atau menyakiti orang lain. Terlebih jika pembicaraan berlebihan itu sudah tergolong fitnah. Na’udzubillah.

Sebaliknya, dengan lidah pula, manusia bisa selamat dan mendapatkan ridha dari Allah SWT. Dengan demikian, maka tempat akhirnya adalah surga. Di sana ia mendapatkan kebahagiaan abadi, kebahagiaan yang tiada putusnya. Karena lidah juga. Uqbah pernah bertanya kepada Nabi SAW: “Wahai Rasulullah, apa yang bisa menyelamatkan diriku?” Rasulullah menjawab: Jagalah lidahmu. (HR. Tirmidzi dan Ahmad).

Kedua, Memandang yang Berlebih-lebihan.

Allah juga memberikan nikmat mata dan penglihatan kepada kita. Ini merupakan nikmat yang sangat besar dan orang-orang rela membayar mahal untuk mendapatkan penglihatan yang sempurna. Namun bersamanya, ada racun hati saat pandangan tidak terkendali.

Karenanya Allah SWT memberikan petunjuk mengenai hal ini, kepada orang beriman baik laki-laki maupun perempuan untuk ghadhul bashar:

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya,(QS. An-Nur : 30-31) Memandang berlebihan merupakan racun hati. Itulah saat kita memandang lawan jenis tanpa kendali. Dengan disengaja. Bukan pada pandangan pertama yang secara kebetulan kita dapatkan. Pandangan berlebihan ini sudah tergolong zina mata. Dan ia adalah racun hati yang berbahaya.

Ketiga, Bergaul/berinteraksi yang Berlebih-lebihan.
Manusia memang membutuhkan pergaulan dan interaksi dengan sesamanya. Sebab manusia adalah makhluk sosial yang takkan mampu hidup sendiri tanpa campur tangan orang lain.
Namun pergaulan dengan sesama inipun harus tetap dalam kerangka agama. Bukan pergaulan yang seenaknya. Tanpa batas dan tanpa aturan. Memilih teman bergaul juga harus diperhatikan. Sebab interaksi dengan orang lain atau lingkungan selalu mengakibatkan salah satu dari dua hal.

Keempat, Makan yang Berlebih-lebihan.
Makan yang berlebih-lebihan adalah racun hati berikutnya. Ia bisa menjadi sumber penyakit fisik, juga bisa mengotori dan mematikan hati. Selain porsinya yang wajar dan seimbang, makanan yang masuk ke perut kita hendaklah dijaga agar memenuhi dua kriteria halal dan thayib.
Makan yang ideal adalah sepertiga kapasitas perut kita. Sepertiganya lagi diisi air, dan sepertiganya lagi ruang untuk udara. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW: Tidaklah manusia memenuhi suatu bejana yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah Bersama Dakwah.

Kelima, Tidur yang Berlebih-lebihan.
Ini biasanya berhubungan erat dengan makanan. Makan yang berlebihan cenderung mengakibatkan tidur yang berlebihan. Jika dua paket ini sudah berkumpul, maka berikutnya adalah kejelekan dan kemaksiatan yang mendominasi. Kita perlu berhatihati. Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT, Semoga lima racun hati tersebut bisa kita hindari dan Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya pada kita sehingga hati kita tetap terjaga.(net/jpnn)

Untuk menjaga agar hati kita tetap bersih, kita perlu menghindarkan 5 racun-racun hati.

Pertama, Bicara yang Berlebih-lebihan

Lidah adalah nikmat. Namun ia bisa berbuah adzab saat manusia tidak pandai menjaganya. Bahkan Rasulullah memperingatkan kebanyakan manusia disiksa di neraka karena tidak mampu menjaga lidah ini.

Tidaklah manusia itu wajahnya dipanaskan dengan api neraka melainkan karena akibat dari lidahnya. (HR. Tirmidzi, Ibnu Mjaha dan Hakim) Itulah jika lidah telah membuahkan pembicaraan yang berlebihan. Pembicaraan yang berlebihan adalah pembicaraan yang membawa madharat, atau kadar madharatnya lebih banyak daripada kemanfaatannya. Apalagi jika tidak ada kemanfaatan sama sekali dalam pembicaraan itu.

Pembicaraan berlebihan juga bisa berwujud dusta, menghina orang lain, mengolokolok orang lain, atau menyakiti orang lain. Terlebih jika pembicaraan berlebihan itu sudah tergolong fitnah. Na’udzubillah.

Sebaliknya, dengan lidah pula, manusia bisa selamat dan mendapatkan ridha dari Allah SWT. Dengan demikian, maka tempat akhirnya adalah surga. Di sana ia mendapatkan kebahagiaan abadi, kebahagiaan yang tiada putusnya. Karena lidah juga. Uqbah pernah bertanya kepada Nabi SAW: “Wahai Rasulullah, apa yang bisa menyelamatkan diriku?” Rasulullah menjawab: Jagalah lidahmu. (HR. Tirmidzi dan Ahmad).

Kedua, Memandang yang Berlebih-lebihan.

Allah juga memberikan nikmat mata dan penglihatan kepada kita. Ini merupakan nikmat yang sangat besar dan orang-orang rela membayar mahal untuk mendapatkan penglihatan yang sempurna. Namun bersamanya, ada racun hati saat pandangan tidak terkendali.

Karenanya Allah SWT memberikan petunjuk mengenai hal ini, kepada orang beriman baik laki-laki maupun perempuan untuk ghadhul bashar:

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya,(QS. An-Nur : 30-31) Memandang berlebihan merupakan racun hati. Itulah saat kita memandang lawan jenis tanpa kendali. Dengan disengaja. Bukan pada pandangan pertama yang secara kebetulan kita dapatkan. Pandangan berlebihan ini sudah tergolong zina mata. Dan ia adalah racun hati yang berbahaya.

Ketiga, Bergaul/berinteraksi yang Berlebih-lebihan.
Manusia memang membutuhkan pergaulan dan interaksi dengan sesamanya. Sebab manusia adalah makhluk sosial yang takkan mampu hidup sendiri tanpa campur tangan orang lain.
Namun pergaulan dengan sesama inipun harus tetap dalam kerangka agama. Bukan pergaulan yang seenaknya. Tanpa batas dan tanpa aturan. Memilih teman bergaul juga harus diperhatikan. Sebab interaksi dengan orang lain atau lingkungan selalu mengakibatkan salah satu dari dua hal.

Keempat, Makan yang Berlebih-lebihan.
Makan yang berlebih-lebihan adalah racun hati berikutnya. Ia bisa menjadi sumber penyakit fisik, juga bisa mengotori dan mematikan hati. Selain porsinya yang wajar dan seimbang, makanan yang masuk ke perut kita hendaklah dijaga agar memenuhi dua kriteria halal dan thayib.
Makan yang ideal adalah sepertiga kapasitas perut kita. Sepertiganya lagi diisi air, dan sepertiganya lagi ruang untuk udara. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW: Tidaklah manusia memenuhi suatu bejana yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah Bersama Dakwah.

Kelima, Tidur yang Berlebih-lebihan.
Ini biasanya berhubungan erat dengan makanan. Makan yang berlebihan cenderung mengakibatkan tidur yang berlebihan. Jika dua paket ini sudah berkumpul, maka berikutnya adalah kejelekan dan kemaksiatan yang mendominasi. Kita perlu berhatihati. Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT, Semoga lima racun hati tersebut bisa kita hindari dan Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya pada kita sehingga hati kita tetap terjaga.(net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/