Oleh: Sofyan, SAg
“Dan sesungguhnya Aku banyak mengampuni orang yang bertaubat, beriman dan beramal shaleh, kemudian Dia melakukan kebaikan”(QS. Thaha 82).
Seorang muslim senantiasa menghiasi diri dengan beragam amal saleh, yang bermanfaat untuk dirinya sendiri maupun berguna bagi makhluk lain, di antara amalan yang selalu dilaksanakan:
Bertaubat
Amalan pertama seorang muslim yaitu segera bertaubat atas kesalahan dan dosa-dosa yang telah diperbuat masa lalu, mengingat hidup manusia tidak terlepas dari berbagai kesalahan. Merasa banyak dosa akan membuka jalan untuk taubat, merasa tak pernah berbuat salah dan khilaf berarti menjauhkan diri dari taubat.
Taubat berarti kembalinya sang hamba kepada Allah dengan memberikan satu keputusan untuk meninggalkan jalan orang-orang yang sesat dan dan dimurkai-Nya. Menurut Ibnu Qayyim al-Jauzi, syarat taubat jika berhubungan dengan Allah ada tiga yaitu menyesal, meninggalkan aktivitas dosa yang dikerjakan dan berniat dengan sepenuh hati tidak akan mengulangi perbuatan buruk tersebut. Jika dosa yang dilakukan berkaitan dengan hak anak Adam maka mereka yang akan bertaubat harus terlebih dahulu membenahi apa yang telah dirusaknya kemudian meminta ridha orang yang telah dizalimi haknya.
Al-Qur’an menyebutkan,” Wahai orang-orang yang beriman, taubatlah kepada Allah dengan sebenar-benarnya (taubat nasuha), mudah-mudahan Tuhanmu menghapuskan segala dosa darimu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai “(QS. At-Tahrim 8). Taubat inilah jalan bagi kita membuka lembaran baru yang lebih baik lagi. Jangan menunda-nunda untuk taubat, karena manusia tidak mengetahui apa yang akan terjadi esok.
Memperbanyak istighfar
Amalan kedua: Beristighfar artinya memohon ampunan, ampunan yang diberikan Allah dapat menjaga seorang hamba dari melakukan dosa dan penyebab dosa kita diampuni Tuhan. Sebagaimana ditegaskan dalam Qur’an,”Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia memohon ampunan kepada Allah niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. An-Nisa 110).
Rasulullah SAW dalam sabdanya menjelaskan,” Barangsiapa yang mengucapkan “astaghfirullah al-’azim allazi la ilaaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaih” sebanyak tiga kali, maka dia diampuni segala dosanya meskipun karena dia lari dari medan pertempuran” (HR. Hakim).
Aisyah radiyallahu ‘anha berkata,” Beruntunglah orang yang mendapati buku catatan amalnya terdapat banyak catatan istighfar”. Ini menunjukkan bahwa obat menghapus dosa dirinya adalah dengan istighfar. Telah diriwayatkan dari Luqman tatkala dia berkata kepada putranya,” Wahai putraku, biasakanlah lisanmu mengucapkan “Allahummaghfirli” (ya Allah ampunilah dosa dan kesalahanku).” Saudaraku gunakanlah lisan ini untuk senantiasa basah dengan untaian kalimat istighfar, jauhilah perkataan kotor dan sia-sia, karena hanya akan menambah dosa.
Banyak Berbuat Kebaikan
Berbuat banyak kebaikan menguntungkan dan banyak manfaat bagi pelakunya, karena Allah swt. telah menegaskan bahwa kebaikan yang dilakukan menggugurkan dosa dan kemaksiatan,” Sesungguhnya kebaikan itu menghapus keburukan, yang demikian itu sebagai peringatan bagi orang-orang yang ingat” (QS. Hud 114). Dari Abu Dzar radiyallahuanhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda,” Dan ikutilah dengan kebaikan, karena kebaikan itu dapat menghapuskan keburukan” (HR. Ahmad).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya Tafsir Ibnu Katsir jilid II/462 menerangkan, “ Sesungguhnya melakukan kebaikan itu dapat menghapuskan dosa-dosa yang silam”. Maka jadikanlah setiap kata, perbuatan dan aktivitas bernilai ibadah. Tumpuklah amal kebajikan di dunia ini sebagai bekal dan investasi akhirat, semoga kelak kita menjadi konglomerat yang kaya amal shalihat.
Sabar ketika Mendapat Fitnah (musibah atau ujian)
Ujian dalam Qur’an disebut “fitnah”, jadi arti fitnah bukan hanya dituduhkan kepada orang yang melakukan perbuatan keji, yang tidak disertai bukti. Fitnah memiliki makna luas yaitu semua bentuk cobaan seperti bencana longsor, gempa, tsunami, sakit berkepanjangan, kemarau, banjir, kemiskinan, kekayaan, dan lain sebagainya merupakan hal yang kerap menghiasi bumi. Untuk apa Allah timpakan musibah dan bencana tersebut? Supaya jelas mana manusia yang unggul dan tidak, untuk mengetahui mana di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah dan yang sekedar beriman atau pura-pura beriman.
Orang-orang yang menyatakan dirinya beriman tentu akan banyak menghadapi godaan dan ujian keimanan untuk menggodanya agar masuk ke dalam lingkaran syetan. Tanpa ujian sulit menentukan mana yang shaleh dan mereka yang salah. Bagi orang beriman musibah bermanfaat untuk menghapus dosa, mengangkat derajat, sekalipun hanya tertusuk duri. Rasulullah SAW bersabda,” Musibah yang selalu menimpa orang-orang beriman, laki-laki dan perempuan dalam dirinya, anak atau harta sampai dia bertemu Allah tanpa dosa (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Hakim)”. Sabda lain,”Jika seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih berat darinya maka Allah menutupkan satu derajat baginya dan menghapuskan satu keburukan darinya (HR. Muslim)”.
Bagi kita yang tertimpa musibah hendaknya dapat berlaku sabar, sabar ketika mendapatkan ujian mudah diucapkan, tetapi amat sulit menerimanya ketika musibah datang. Seseorang lebih mudah memberi nasehat sabar kepada orang lain, namun ketika dia diberi ujian terasa berat menerima kenyataan. Ujian sebagai sarana mengangkat derajat seseorang, Rasulullah saw. bersabda mengingatkan kita,” Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka Dia mengujinya dengan musibah”(HR. Bukhari).
Selalu Mengharap Rahmat Allah SWT dan Syafaat Rasulullah SAW
Rahmat Allah sangat luas, seluas langit dan bumi, maka berlomba-lombalah, segeralah meraih ampunan-Nya untuk menuju surga. Orang masuk surga karena rahmat-Nya, dan syafaat dari Rasulullah menjadi harapan kita terbebas dari siksa api neraka.”Setiap Nabi saw. meminta sesuatu kepada Allah atau beliau berkata: “Setiap Nabi itu mempunyai do’a yang dipanjatkan lalu dikabulkan dan saya menjadikan do’aku sebagai syafaat kepada umatku pada hari kiamat.”(HR. Bukhari).
Allah akan memberikan rahmat dan Rasulullahpun bakal memberikan syafaat di hari akhirat kepada kita, jika kita menjadi Muslim yang istiqamah dan konsisten menjalankan syariat Tuhan dengan ikhlas, sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Syafaat Rasulullah SAW diberikan atas kebaikan dan amal kebajikan yang kita lakukan dalam kehidupan ini. Menurut paham ahlussunnah, seorang Muslim jika melakukan maksiat, tetapi masih tersimpan iman di dadanya walaupun hanya sedikit, lalu ia bertaubat maka kelak ia akan masuk surga, tidak kekal dalam neraka. Rasul akan memberikan pertolongannya, sebagaimana beliau bersabda,”Ya Rabbi izinkanlah saya memberi syafaat orang-orang yang mengucapkan la ilaha illallah! Maka Allah SWT berfirman:”Itu bukan hakmu, tapi demi kemuliaanmu dan kebesaranku…(HR. Bukhari)”. Meraih rahmat Allah dan mendapatkan syafaat baginda Rasulullah adalah cita-cita dan pandangan hidup kita semua.
Semoga Yang Kuasa selalu membukakan hati, membimbing diri kita melakukan berbagai kebaikan-kebaikan, amin.(*)