29 C
Medan
Thursday, November 21, 2024
spot_img

Ketenaran Bawaku ke Jurang Dosa

Masih ingatkah Anda dengan Film di era-70 yang berjudul Ali Topan Anak Jalanan ? Ya, ini adalah kisah hidup pemeran utamanya, Junaedi Salat.

Sebelum menjadi seorang aktor terkenal, Junaedi Salat adalah pria yang hidupnya sangatlah memprihatinkan.

Untuk memenuhi kebutuhan perutnya saja ketika itu ia harus pontang-panting menjalani satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya “Bisa makan sehari sekali saja sudah cukup. Hidup kok menderita amat ya…Pantesan orang bilang, sekejam-kejamnya ibu tiri, lebih kejam ibukota.

bener juga gitu ya… Jadi terpaksa saya jalanin dengan apa adanya,” ujarnya.

Suatu ketika boss dimana ia bekerja mengajak Junaedi untuk bermain film. Meski awalnya terkejut, ia pun mengambil tawaran yang diberikan kepadanya. “Boss saya itu sebenarnya bernama Temmy Effendi, suami dari Rahayu Effendi. Saya terkejut sekali, suatu kali dia ngajak saya main film.

“Udah sekarang kamu mau film gak?”, “Saya pikir apa salahnya ya, dapat kesempatan, uangnya juga gede” Walau tidak memiliki target apa-apa, ternyata ia terpilih bermain sebagai pemeran utama di film pertamanya. “Pokoknya hari itu sedang ada audisi…nah saya tidak menaruh harapan untuk main film. Saya langsung kok terbayang “rumah itu pasti kotor, banyak debu. Jadi saya otomatis aja, masuk ke pintu, buka lihat-lihat, terus pegang-pegang, banyak debu, ngambil bulu ayam, saya bersih-bersihin, gitu…Suruh ngucapin dialog, ngucapin apa adanya aja ternyata pilihan jatuh ke tangan saya. Langsung dapat peran utama” Setelah berhasil memerankan berbagai film dan menjadi pemeran utama Ali Topan Anak Jalanan, ia pun semakin eksis dalam berbagai bidang.

“Tahun 77 adalah tahun selebritis saya di dalam berbagai bidang. Pertama main Ali Topan, orang kenal saya. Yang kedua, tahun 77 saya bikin vokal grup sama Guruh Soekarno Putra, Suara Mahardika.

Yang ketiga saya buat album yang judulnya Sabda Alam, itu juga booming. Akibatnya saya semakin dikenal dan sejak saat itu saya tak pernah cari uang, uang cari saya” “Perempuan mah gak usah dicari, dicari malahan. Ngajakin kencan, ngajakin jalan, macam-macam. Apalagi kalau kita syuting di luar kota, uhhh…begitu break, masuk hotel, ya udah tinggal milih aja. Menjadi tujuan saya ya uang dan wanita” Wanita datang silih berganti dalam hidupnya, namun kali ini ada yang berbeda saat ia bertemu dengan wanita yang menjadi pujaan hatinya.

“Saya disitu istilahnya koordinator musik. Mau ngga mau kita komunikasi. Dia pemain piano, saya sering komunikasi. Waktu saya ajak bicara, nanggapinnya enak, sopan, baik. Saya menyatakan lah, saya suka gitu ya dan dia menerima” Mereka akhirnya memutuskan untuk menikah, namun pernikahan tidak lah seindah Junaedi yang diharapkan. “Sementara saya menikah kayak gitu, gak bisa apa-apa. Maki dengan omongan yang kasar” Dia pun tidak kuasa dengan nafsu liarnya dan Junaedi pun kembali jatuh ke wanita lain. “Meski sudah punya istri, ya tetap main perempuan. Di luar sana kan banyak yang masih berbodi gitar Spanyol. hahaha…. dan itu dunia lama saya dulu. Jadi, buat saya masuk ke dunia seperti itu biasa aja” Layaknya seorang aktor yang memerankan sebuah peran, ia sangat pandai bersandiwara. Namun bagaimana jika keadaannya seperti ini. “Jadi kalau saya pulang syuting atau apa, saya lihat dia sudah di rumah. Makanan sudah tersedia, semuanya sudah tersedia. Pokoknya enak lah jadinya rasanya.

Melayani suaminya yang gak jelas, dia lakukan.

Dia ngelayanin saya, dia masak, masakannya enak, pinter masak lama-lama dia. Pokoknya berubah lah dia menjadi lemah lembut. Rupanya dia juga sering berdoa buat saya” “Sekitar 2 malam, saya sedang tidur, rumah saya pintunya digedor.

Saya terbangun kaget. Saya pikir siapa nih orang kurang ajar. Saya buka pintu, gak ada orang, sepi, kosong, lalu saya tutup lagi. Saya ngelamun di sofa, “Ini yang gedor benaran gak ya, kedengaran kok pintu digedor, tapi kok gak ada orang”, lagi saya ngomong-ngomong mikir gitu ya ada suara yang bicara sama saya (Carilah kebenaran maka kamu akan diselamatkan)” “Saya bingung juga dengan kata-kata itu, apa ini kebenaran. Apa saya gak bener gitu hidupnya. Tapi saya pikir, ah emang gw pikirin. Ya udah, saya tidur lagi, Nah, pagi-pagi tuh kata-kata itu terus terngiang di hati. Kata-kata itu saya tidak tahu datang dari mana, malaikat kah yang ngomong atau Tuhan kah yang ngomong, yang jelas kata-kata itu tertancap di hati saya. Saya pengen tahu apa itu kebenaran. Lantas saya cari dari berbagai agama”Lalu, dengan cara apa ia akan menemukan jalan kebenaran yang selama ini ia cari? Mungkin kah kitab yang dimiiki istrinya bisa menjawabnya? “Istri saya tidak tahu sama sekali. Terus sembunyi-sembunyi, saya ambil lagi, saya baca…”Yesus”” Entah apa lagi yang harus ia lakukan. Baginya, sulit untuk mengerti sebuah jalan kebenaran.

“Itu dalam sebuah kendaraan dimana saya mau pergi rekaman, saya bawa mobil dan saya tanya, “Yesus, Engkau ini Tuhan atau bukan?” Saya gak tahu itu, air mata saya turun, nangis, ada penyesalan yang luar biasa dan saya merasakan Tuhan memeluk saya dan ada satu perkataan yang saya dengar waktu itu, “anak-Ku yang hilang”” “Dia berkata, “Aku lah Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat dunia, kalau kamu tidak percaya, kamu mati” Jadi saya terima Dia dan saya nangis sehabis-habisnya. Lalu Tuhan kasih film, berapa ratus kali saya berzinah, perempuan A perempuan B, digambarin semua. Dosa saya itu digambarin semua. “Ini yang kamu lakukan dan kamu binasa karena ini”. Saya terima Dia.

Terus ada rasa damai di hati. Hidup itu indah, tenang tentram..Yesus, Yesus terima kasih Tuhan, terima kasih” “Saya pikir dulu kalau saya jadi orang kaya, saya terkenal, itulah hidup yang indah.

Ternyata hari itu saya menemukan suatu kehidupan yang terindah di dalam hidup saya dimana saya menemukan rasa damai, yang susah diceritakan ya” “Saya nangis, istri saya peluk saya. Dia bingung, “Kenapa kamu nangis? Ada masalah?” Saya bilang ngga. “Kenapa kamu nangis?” Ya itu saya ceritain peristiwa itu, terus istri saya peluk saya dan dia nangis. Dia bersyukur kepada Tuhan karena doanya selama ini dijawab.

Sosok Yesus telah mengubah kehidupannya hingga ia pun semakin bertekun dalam sebuah pengajaran akan firman Tuhan. “Di dalam Yohanes 14 ayatnya yang keenam, Yesus berkata, “Akulah Jalan dan Kebenaran dan kehidupan. Tidak ada seorang pun dapat datang kepada Bapa, tanpa melalui Aku”.

“Jawaban itu memang ada di Yesus. Ketika kita menerima Yesus, kita itu diberi surga. Surga itu tidak ternilai. Kita punya uang 500 triliun juga tidak bisa masuk surga kok. Berarti itu suatu pemberian yang mulia, yang sangat mahal. Yang mahal aja Tuhan kasih, masa cuma yang ecek-ecek Tuhan gak kasih ? Itu keyakinan saya “Satu hal kalau kita mau maju ke depan, kita jangan tengok-tengok ke belakang. Tuhan gak mau itu…Saya bersyukur sekali Tuhan itu baik. Sebagai keluarga yang sudah dimenangkan, diselamatkan, ucapan syukur saya dan bapak, hanya bagaimana untuk menyenangkan hati Tuhan lewat sikap hidup, lewat pelayanan yang Tuhan berikan kepada kami,” ungkap Elizabeth Menik S, istri Junaedi Salat.(bbs/net/jpnn)

Masih ingatkah Anda dengan Film di era-70 yang berjudul Ali Topan Anak Jalanan ? Ya, ini adalah kisah hidup pemeran utamanya, Junaedi Salat.

Sebelum menjadi seorang aktor terkenal, Junaedi Salat adalah pria yang hidupnya sangatlah memprihatinkan.

Untuk memenuhi kebutuhan perutnya saja ketika itu ia harus pontang-panting menjalani satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya “Bisa makan sehari sekali saja sudah cukup. Hidup kok menderita amat ya…Pantesan orang bilang, sekejam-kejamnya ibu tiri, lebih kejam ibukota.

bener juga gitu ya… Jadi terpaksa saya jalanin dengan apa adanya,” ujarnya.

Suatu ketika boss dimana ia bekerja mengajak Junaedi untuk bermain film. Meski awalnya terkejut, ia pun mengambil tawaran yang diberikan kepadanya. “Boss saya itu sebenarnya bernama Temmy Effendi, suami dari Rahayu Effendi. Saya terkejut sekali, suatu kali dia ngajak saya main film.

“Udah sekarang kamu mau film gak?”, “Saya pikir apa salahnya ya, dapat kesempatan, uangnya juga gede” Walau tidak memiliki target apa-apa, ternyata ia terpilih bermain sebagai pemeran utama di film pertamanya. “Pokoknya hari itu sedang ada audisi…nah saya tidak menaruh harapan untuk main film. Saya langsung kok terbayang “rumah itu pasti kotor, banyak debu. Jadi saya otomatis aja, masuk ke pintu, buka lihat-lihat, terus pegang-pegang, banyak debu, ngambil bulu ayam, saya bersih-bersihin, gitu…Suruh ngucapin dialog, ngucapin apa adanya aja ternyata pilihan jatuh ke tangan saya. Langsung dapat peran utama” Setelah berhasil memerankan berbagai film dan menjadi pemeran utama Ali Topan Anak Jalanan, ia pun semakin eksis dalam berbagai bidang.

“Tahun 77 adalah tahun selebritis saya di dalam berbagai bidang. Pertama main Ali Topan, orang kenal saya. Yang kedua, tahun 77 saya bikin vokal grup sama Guruh Soekarno Putra, Suara Mahardika.

Yang ketiga saya buat album yang judulnya Sabda Alam, itu juga booming. Akibatnya saya semakin dikenal dan sejak saat itu saya tak pernah cari uang, uang cari saya” “Perempuan mah gak usah dicari, dicari malahan. Ngajakin kencan, ngajakin jalan, macam-macam. Apalagi kalau kita syuting di luar kota, uhhh…begitu break, masuk hotel, ya udah tinggal milih aja. Menjadi tujuan saya ya uang dan wanita” Wanita datang silih berganti dalam hidupnya, namun kali ini ada yang berbeda saat ia bertemu dengan wanita yang menjadi pujaan hatinya.

“Saya disitu istilahnya koordinator musik. Mau ngga mau kita komunikasi. Dia pemain piano, saya sering komunikasi. Waktu saya ajak bicara, nanggapinnya enak, sopan, baik. Saya menyatakan lah, saya suka gitu ya dan dia menerima” Mereka akhirnya memutuskan untuk menikah, namun pernikahan tidak lah seindah Junaedi yang diharapkan. “Sementara saya menikah kayak gitu, gak bisa apa-apa. Maki dengan omongan yang kasar” Dia pun tidak kuasa dengan nafsu liarnya dan Junaedi pun kembali jatuh ke wanita lain. “Meski sudah punya istri, ya tetap main perempuan. Di luar sana kan banyak yang masih berbodi gitar Spanyol. hahaha…. dan itu dunia lama saya dulu. Jadi, buat saya masuk ke dunia seperti itu biasa aja” Layaknya seorang aktor yang memerankan sebuah peran, ia sangat pandai bersandiwara. Namun bagaimana jika keadaannya seperti ini. “Jadi kalau saya pulang syuting atau apa, saya lihat dia sudah di rumah. Makanan sudah tersedia, semuanya sudah tersedia. Pokoknya enak lah jadinya rasanya.

Melayani suaminya yang gak jelas, dia lakukan.

Dia ngelayanin saya, dia masak, masakannya enak, pinter masak lama-lama dia. Pokoknya berubah lah dia menjadi lemah lembut. Rupanya dia juga sering berdoa buat saya” “Sekitar 2 malam, saya sedang tidur, rumah saya pintunya digedor.

Saya terbangun kaget. Saya pikir siapa nih orang kurang ajar. Saya buka pintu, gak ada orang, sepi, kosong, lalu saya tutup lagi. Saya ngelamun di sofa, “Ini yang gedor benaran gak ya, kedengaran kok pintu digedor, tapi kok gak ada orang”, lagi saya ngomong-ngomong mikir gitu ya ada suara yang bicara sama saya (Carilah kebenaran maka kamu akan diselamatkan)” “Saya bingung juga dengan kata-kata itu, apa ini kebenaran. Apa saya gak bener gitu hidupnya. Tapi saya pikir, ah emang gw pikirin. Ya udah, saya tidur lagi, Nah, pagi-pagi tuh kata-kata itu terus terngiang di hati. Kata-kata itu saya tidak tahu datang dari mana, malaikat kah yang ngomong atau Tuhan kah yang ngomong, yang jelas kata-kata itu tertancap di hati saya. Saya pengen tahu apa itu kebenaran. Lantas saya cari dari berbagai agama”Lalu, dengan cara apa ia akan menemukan jalan kebenaran yang selama ini ia cari? Mungkin kah kitab yang dimiiki istrinya bisa menjawabnya? “Istri saya tidak tahu sama sekali. Terus sembunyi-sembunyi, saya ambil lagi, saya baca…”Yesus”” Entah apa lagi yang harus ia lakukan. Baginya, sulit untuk mengerti sebuah jalan kebenaran.

“Itu dalam sebuah kendaraan dimana saya mau pergi rekaman, saya bawa mobil dan saya tanya, “Yesus, Engkau ini Tuhan atau bukan?” Saya gak tahu itu, air mata saya turun, nangis, ada penyesalan yang luar biasa dan saya merasakan Tuhan memeluk saya dan ada satu perkataan yang saya dengar waktu itu, “anak-Ku yang hilang”” “Dia berkata, “Aku lah Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat dunia, kalau kamu tidak percaya, kamu mati” Jadi saya terima Dia dan saya nangis sehabis-habisnya. Lalu Tuhan kasih film, berapa ratus kali saya berzinah, perempuan A perempuan B, digambarin semua. Dosa saya itu digambarin semua. “Ini yang kamu lakukan dan kamu binasa karena ini”. Saya terima Dia.

Terus ada rasa damai di hati. Hidup itu indah, tenang tentram..Yesus, Yesus terima kasih Tuhan, terima kasih” “Saya pikir dulu kalau saya jadi orang kaya, saya terkenal, itulah hidup yang indah.

Ternyata hari itu saya menemukan suatu kehidupan yang terindah di dalam hidup saya dimana saya menemukan rasa damai, yang susah diceritakan ya” “Saya nangis, istri saya peluk saya. Dia bingung, “Kenapa kamu nangis? Ada masalah?” Saya bilang ngga. “Kenapa kamu nangis?” Ya itu saya ceritain peristiwa itu, terus istri saya peluk saya dan dia nangis. Dia bersyukur kepada Tuhan karena doanya selama ini dijawab.

Sosok Yesus telah mengubah kehidupannya hingga ia pun semakin bertekun dalam sebuah pengajaran akan firman Tuhan. “Di dalam Yohanes 14 ayatnya yang keenam, Yesus berkata, “Akulah Jalan dan Kebenaran dan kehidupan. Tidak ada seorang pun dapat datang kepada Bapa, tanpa melalui Aku”.

“Jawaban itu memang ada di Yesus. Ketika kita menerima Yesus, kita itu diberi surga. Surga itu tidak ternilai. Kita punya uang 500 triliun juga tidak bisa masuk surga kok. Berarti itu suatu pemberian yang mulia, yang sangat mahal. Yang mahal aja Tuhan kasih, masa cuma yang ecek-ecek Tuhan gak kasih ? Itu keyakinan saya “Satu hal kalau kita mau maju ke depan, kita jangan tengok-tengok ke belakang. Tuhan gak mau itu…Saya bersyukur sekali Tuhan itu baik. Sebagai keluarga yang sudah dimenangkan, diselamatkan, ucapan syukur saya dan bapak, hanya bagaimana untuk menyenangkan hati Tuhan lewat sikap hidup, lewat pelayanan yang Tuhan berikan kepada kami,” ungkap Elizabeth Menik S, istri Junaedi Salat.(bbs/net/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/