26 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Beras Disoal, Gita Mundur

JAKARTA-Di tengah kencangnya pemberitaan soal masuknya beras impor asal Vietnam, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mendadak mengundurkan diri dari jabatannya. Gita mengaku mundur karena ingin lebih fokus mengikuti tahapan Konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat.

Gita Wirjawan
Gita Wirjawan

“Saya mengundurkan diri dari Kemendag efektif mulai 1 Februari 2014. Betapa penting konvensi Partai Demokrat bagi kepentingan bangsa, saya rasa selayaknya untuk mencurahkan energi dan waktu dalam rangka mensukseskan upaya mulia ini,” ujar Gita saat menyampaikan pengunduran dirinya  di Auditorium I Gedung Kementerian Perdagangan kemarin (31/1).

Dia menilai langkah itu merupakan kesadaran etisnya sebagai calon Presiden dari Partai Demokrat dan juga sebagai pejabat pemerintah. Harapannya, tidak terjadi konflik kepentingan di salah satu posisinya tersebut.”Besar konflik kepentingannya kalau terlibat penuh konvensi tapi secara bersamaan masih menjadi Menteri, saya rasa tidak baik. Saya harap ini langkah terbaik bagi saya maupun demi demokrasi Indonesia,” tambahnya.

Gita berterima kasih kepada keluarganya yang telah memberikan dukungan atas setiap keputusan yang diambil. Tak lupa dia juga berterima kasih atas dukungan dan kerjasama para pejabat serta 3.000 pegawai Kemendag yang telah memberi dukungan besar saat menjadi Mendag. “Insya Allah semua kebijakan yang pernah kita buat adalah demi kepentingan rakyat,” lanjutnya.

Beberapa pekerjaan yang mesti dilanjutkan, kata Gita, antara lain soal penuntasan Rancangan Undang-Undang Perdagangan (RUU Perdagangan), Permendag 70 tentang Ritel Modern, lalu pembahasan mengenai sektor pertanian di WTO (World Trade Organization). “Saya serahkan perjuangan itu ke pejabat pengganti saya. Tolong dilanjutkan supaya tetap berjalan,” tegasnya.

Gita membantah pengunduran dirinya terkait masalah impor beras ilegal dari Vietnam. Dia menegaskan bahwa masalah impor beras itu akan tetap dilanjutkan penyelidikannya dengan melibatkan Kementerian Pertanian dan Bea Cukai.”Saya mundur bukan karena itu, tapi karena ingin fokus ke Konvensi Capres. Nanti ada sistem yang mendudukan permasalahan itu (impor beras ilegal),” tukasnya.

Dia mengaku pengunduran dirinya dari posisi Menteri Perdagangan sudah diajukan ke presiden sejak 2013, menyusul keikutsertaannya dalam Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Namun saat itu ditolak Presiden. Hingga akhirnya pengunduran dirinya disetujui Presiden pada Rabu (29/1) lalu.”Itu sudah yang ketiga kalinya (mengajukan pengunduran diri),” katanya.

Kamis sore (30/1), sebetulnya Gita sempat memasang status mengejutkan di akun twitter pribadinya. Isi kicauan tersebut berbunyi ‘Besok saya akan mengambil keputusan penting dalam karir saya. Bismillah’. Sebelum memposting curhat-nya itu, Gita juga menulis kata-kata Muhammad Ali yang berbunyi ‘He who is not courageous enough to take risks will accomplish nothing in life’. Seolah Gita akan mengambil langkah besar yang mengandung risiko.

Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga juga enggan berbicara terkait mundurnya Gita tersebut. Dia mengaku belum menerima instruksi dari Presiden SBY terkait hal tersebut. “Maaf saya tidak bisa berbagi informasi tentang itu. Tampaknya publik harus menunggu beberapa saat sampai ada tanggapan resmi dari Kantor Kepresidenan,” katanya.

Di bagian lain, Menkopolhukam Djoko Suyanto menilai keputusan Gita untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Mendag, adalah pilihan tepat. Menurut dia, setiap orang harus mampu membuat pilihan tepat, sekalipun itu sulit dilakukan.

“Seseorang yang sudah yakin dalam menentukan pilihan hidupnya. Sementara, ternyata ada dua pilihan yang harus diambil. Maka siapapun dengan segala keyakinan, kalkulasi dan resikonya. Harus memutuskan salah satu dari kedua pilihan itu,” jelas Djoko.

Djoko meyakini, Gita memilih mundur untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan, terkait posisinya sebagai peserta konvensi Partai Demokrat. Gita nampaknya berniat fokus pada ajang pemilihan capres dari Demokrat.”Ini semata-mata agar tidak terjadi konflik kepentingan karena kebetulan yang bersangkutan pejabat negara dan yang lebih penting lagi, beliau bisa konsentrasi penuh pada konvensi capres, yang tidak boleh dikerjakan sambil lalu,” paparnya.

Karena itu, Djoko sekali lagi mengungkapkan Djoko sudah membuat pilihan tepat. Dia pun mengatakan, dirinya akan mengambil keputusan serupa jika berada di posisi Mantan Kepala BKPM tersebut. “So, he did the right choice. Kalaupun saya pada posisi sama, saya juga akan mengambil langkah serupa,” imbuhnya.

Keputusan mundur Gita ditanggapi beragam. Ada yang mengapresiasi, namun ada pula yang menganggap bahwa keputusan tersebut hal biasa.  Wakil Ketua Komisi IV M. Romahurmuziy justru menilai, alasan mundurnya Gita dari posisi mendag bukan semata ingin fokus menjalankan amanah sebagai peserta konvensi. Menurut dia, kemunduran yang bersangkutan tidak bisa dilepaskan dengan karut marut tata niaga perdagangan internasional dewasa ini. Terutama, terkait kondisi pasar tanah air yang dibanjiri produk-produk impor.

“Kalau memang konvensi menjadi penyebabnya, mestinya sejak awal konvensi dilakukan. Saya lebih melihatnya karena karut marut tadi itu,” ujar Romahurmuziy saat dihubungi kemarin.

Dia kemudian menunjuk salah satunya terkait import beras Vietnam jenis medium yang sekarang menjadi persoalan di kementerian perdagangan. Kasus itu dimulai dari penyamaran kode beras premium dan medium. Sebagaimana ketentuan yang ada, sejak 2008, beras medium terlarang untuk diimpor kecuali dilakukan oleh Bulog.

Namun, fakta di lapangan beras Vietnam jenis medium telah membanjiri sejumlah pasar. “Karena itu, SPI impor beras medium yang terbit kepada swasta oleh Kemendag terindikasi kongkalikong. Patut diduga ini tidak lepas dari upaya fund raising pihak-pihak tertentu untuk kepentingan suksesi 2014,” jelas sekjen DPP PPP itu.

Atas hal itu pula, dia mendesak pihak kepolisian agar segera memroses indikasi penyelundupan tersebut. “Harus tetap diusut sampai tuntas,” tegas Romahurmuziy.

Di luar respon miring itu, Partai Demokrat tetap memberikan penghargaan terhadap keputusan Gita untuk mundur tersebut. Lewat juru bicara DPP Partai Demokrat Ihsan Modjo, Demokrat menyatakan bisa memahami keputusan menteri yang baru duduk sebagai mendag pada Oktober 2011 lalu itu.

“Hal ini sebagai konsekuensi etis dari pilihannya untuk maju dalam kompetisi politik pencapresan 2014-2019, meski bukan merupakan keharusan,” kata Ihsan.

Dahlan Salut

PD, lanjut dia, juga berkeyakinan bahwa mundurnya Gita tidak akan mengganggu jalannya roda kabinet. Presiden sebagai pimpinan kabinet, menurut dia, akan segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan. “Akhirnya Partai Demokrat mengucapkan terimakasih atas segala pengabdian dan kontribusi beliau selama ini bagi bangsa dan negara,” katanya.

Diantara 11 peserta konvensi capres Partai Demokrat, Gita bukan satu-satunya pejabat publik yang ikut bertarung di arena penjaringan capres partai besutan SBY tersebut. Ada Menteri BUMN Dahlan Iskan, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD Irman Gusman, anggota BPK Ali Masykur Musa, anggota DPR Hayono Isman, dan Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Hary Sarundajang.

Dihubungi terpisah, Dahlan Iskan menyatakan kalau pihaknya menghargai dan memuji sikap Gita yang mundur dari jabatan menteri untuk konsentrasi di konvensi Partai Demokrat. “Saya salut Pak Gita (mau) terjun 100 persen ke dunia politik. Saya masih mikir-mikir apakah saya bisa jadi politisi 100 persen,” kata Dahlan saat dihubungi.

Disinggung soal apakah nantinya akan mengikuti jejak Gita mundur dari jabatan menteri, Dahlan menjawab diplomatis. “Soal mundur atau tidak mundur, saya ini kan belum jadi capres, bahkan belum tentu juga jadi capres,” imbuhnya.

Dalam banyak kesempatan, Dahlan berulangkali menegaskan bahwa keikutsertaannya di konvensi capres Partai Demokrat karena diminta langsung oleh Ketua Umum DPP PD sekaligus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Atas hal itu pula, dia juga berkali-kali menyatakan kesiapannya mundur dari kabinet kalau hal tersebut merupakan permintaan SBY. (wir/ken/dyn/jpnn/rbb)

JAKARTA-Di tengah kencangnya pemberitaan soal masuknya beras impor asal Vietnam, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mendadak mengundurkan diri dari jabatannya. Gita mengaku mundur karena ingin lebih fokus mengikuti tahapan Konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat.

Gita Wirjawan
Gita Wirjawan

“Saya mengundurkan diri dari Kemendag efektif mulai 1 Februari 2014. Betapa penting konvensi Partai Demokrat bagi kepentingan bangsa, saya rasa selayaknya untuk mencurahkan energi dan waktu dalam rangka mensukseskan upaya mulia ini,” ujar Gita saat menyampaikan pengunduran dirinya  di Auditorium I Gedung Kementerian Perdagangan kemarin (31/1).

Dia menilai langkah itu merupakan kesadaran etisnya sebagai calon Presiden dari Partai Demokrat dan juga sebagai pejabat pemerintah. Harapannya, tidak terjadi konflik kepentingan di salah satu posisinya tersebut.”Besar konflik kepentingannya kalau terlibat penuh konvensi tapi secara bersamaan masih menjadi Menteri, saya rasa tidak baik. Saya harap ini langkah terbaik bagi saya maupun demi demokrasi Indonesia,” tambahnya.

Gita berterima kasih kepada keluarganya yang telah memberikan dukungan atas setiap keputusan yang diambil. Tak lupa dia juga berterima kasih atas dukungan dan kerjasama para pejabat serta 3.000 pegawai Kemendag yang telah memberi dukungan besar saat menjadi Mendag. “Insya Allah semua kebijakan yang pernah kita buat adalah demi kepentingan rakyat,” lanjutnya.

Beberapa pekerjaan yang mesti dilanjutkan, kata Gita, antara lain soal penuntasan Rancangan Undang-Undang Perdagangan (RUU Perdagangan), Permendag 70 tentang Ritel Modern, lalu pembahasan mengenai sektor pertanian di WTO (World Trade Organization). “Saya serahkan perjuangan itu ke pejabat pengganti saya. Tolong dilanjutkan supaya tetap berjalan,” tegasnya.

Gita membantah pengunduran dirinya terkait masalah impor beras ilegal dari Vietnam. Dia menegaskan bahwa masalah impor beras itu akan tetap dilanjutkan penyelidikannya dengan melibatkan Kementerian Pertanian dan Bea Cukai.”Saya mundur bukan karena itu, tapi karena ingin fokus ke Konvensi Capres. Nanti ada sistem yang mendudukan permasalahan itu (impor beras ilegal),” tukasnya.

Dia mengaku pengunduran dirinya dari posisi Menteri Perdagangan sudah diajukan ke presiden sejak 2013, menyusul keikutsertaannya dalam Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Namun saat itu ditolak Presiden. Hingga akhirnya pengunduran dirinya disetujui Presiden pada Rabu (29/1) lalu.”Itu sudah yang ketiga kalinya (mengajukan pengunduran diri),” katanya.

Kamis sore (30/1), sebetulnya Gita sempat memasang status mengejutkan di akun twitter pribadinya. Isi kicauan tersebut berbunyi ‘Besok saya akan mengambil keputusan penting dalam karir saya. Bismillah’. Sebelum memposting curhat-nya itu, Gita juga menulis kata-kata Muhammad Ali yang berbunyi ‘He who is not courageous enough to take risks will accomplish nothing in life’. Seolah Gita akan mengambil langkah besar yang mengandung risiko.

Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga juga enggan berbicara terkait mundurnya Gita tersebut. Dia mengaku belum menerima instruksi dari Presiden SBY terkait hal tersebut. “Maaf saya tidak bisa berbagi informasi tentang itu. Tampaknya publik harus menunggu beberapa saat sampai ada tanggapan resmi dari Kantor Kepresidenan,” katanya.

Di bagian lain, Menkopolhukam Djoko Suyanto menilai keputusan Gita untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Mendag, adalah pilihan tepat. Menurut dia, setiap orang harus mampu membuat pilihan tepat, sekalipun itu sulit dilakukan.

“Seseorang yang sudah yakin dalam menentukan pilihan hidupnya. Sementara, ternyata ada dua pilihan yang harus diambil. Maka siapapun dengan segala keyakinan, kalkulasi dan resikonya. Harus memutuskan salah satu dari kedua pilihan itu,” jelas Djoko.

Djoko meyakini, Gita memilih mundur untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan, terkait posisinya sebagai peserta konvensi Partai Demokrat. Gita nampaknya berniat fokus pada ajang pemilihan capres dari Demokrat.”Ini semata-mata agar tidak terjadi konflik kepentingan karena kebetulan yang bersangkutan pejabat negara dan yang lebih penting lagi, beliau bisa konsentrasi penuh pada konvensi capres, yang tidak boleh dikerjakan sambil lalu,” paparnya.

Karena itu, Djoko sekali lagi mengungkapkan Djoko sudah membuat pilihan tepat. Dia pun mengatakan, dirinya akan mengambil keputusan serupa jika berada di posisi Mantan Kepala BKPM tersebut. “So, he did the right choice. Kalaupun saya pada posisi sama, saya juga akan mengambil langkah serupa,” imbuhnya.

Keputusan mundur Gita ditanggapi beragam. Ada yang mengapresiasi, namun ada pula yang menganggap bahwa keputusan tersebut hal biasa.  Wakil Ketua Komisi IV M. Romahurmuziy justru menilai, alasan mundurnya Gita dari posisi mendag bukan semata ingin fokus menjalankan amanah sebagai peserta konvensi. Menurut dia, kemunduran yang bersangkutan tidak bisa dilepaskan dengan karut marut tata niaga perdagangan internasional dewasa ini. Terutama, terkait kondisi pasar tanah air yang dibanjiri produk-produk impor.

“Kalau memang konvensi menjadi penyebabnya, mestinya sejak awal konvensi dilakukan. Saya lebih melihatnya karena karut marut tadi itu,” ujar Romahurmuziy saat dihubungi kemarin.

Dia kemudian menunjuk salah satunya terkait import beras Vietnam jenis medium yang sekarang menjadi persoalan di kementerian perdagangan. Kasus itu dimulai dari penyamaran kode beras premium dan medium. Sebagaimana ketentuan yang ada, sejak 2008, beras medium terlarang untuk diimpor kecuali dilakukan oleh Bulog.

Namun, fakta di lapangan beras Vietnam jenis medium telah membanjiri sejumlah pasar. “Karena itu, SPI impor beras medium yang terbit kepada swasta oleh Kemendag terindikasi kongkalikong. Patut diduga ini tidak lepas dari upaya fund raising pihak-pihak tertentu untuk kepentingan suksesi 2014,” jelas sekjen DPP PPP itu.

Atas hal itu pula, dia mendesak pihak kepolisian agar segera memroses indikasi penyelundupan tersebut. “Harus tetap diusut sampai tuntas,” tegas Romahurmuziy.

Di luar respon miring itu, Partai Demokrat tetap memberikan penghargaan terhadap keputusan Gita untuk mundur tersebut. Lewat juru bicara DPP Partai Demokrat Ihsan Modjo, Demokrat menyatakan bisa memahami keputusan menteri yang baru duduk sebagai mendag pada Oktober 2011 lalu itu.

“Hal ini sebagai konsekuensi etis dari pilihannya untuk maju dalam kompetisi politik pencapresan 2014-2019, meski bukan merupakan keharusan,” kata Ihsan.

Dahlan Salut

PD, lanjut dia, juga berkeyakinan bahwa mundurnya Gita tidak akan mengganggu jalannya roda kabinet. Presiden sebagai pimpinan kabinet, menurut dia, akan segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan. “Akhirnya Partai Demokrat mengucapkan terimakasih atas segala pengabdian dan kontribusi beliau selama ini bagi bangsa dan negara,” katanya.

Diantara 11 peserta konvensi capres Partai Demokrat, Gita bukan satu-satunya pejabat publik yang ikut bertarung di arena penjaringan capres partai besutan SBY tersebut. Ada Menteri BUMN Dahlan Iskan, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD Irman Gusman, anggota BPK Ali Masykur Musa, anggota DPR Hayono Isman, dan Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Hary Sarundajang.

Dihubungi terpisah, Dahlan Iskan menyatakan kalau pihaknya menghargai dan memuji sikap Gita yang mundur dari jabatan menteri untuk konsentrasi di konvensi Partai Demokrat. “Saya salut Pak Gita (mau) terjun 100 persen ke dunia politik. Saya masih mikir-mikir apakah saya bisa jadi politisi 100 persen,” kata Dahlan saat dihubungi.

Disinggung soal apakah nantinya akan mengikuti jejak Gita mundur dari jabatan menteri, Dahlan menjawab diplomatis. “Soal mundur atau tidak mundur, saya ini kan belum jadi capres, bahkan belum tentu juga jadi capres,” imbuhnya.

Dalam banyak kesempatan, Dahlan berulangkali menegaskan bahwa keikutsertaannya di konvensi capres Partai Demokrat karena diminta langsung oleh Ketua Umum DPP PD sekaligus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Atas hal itu pula, dia juga berkali-kali menyatakan kesiapannya mundur dari kabinet kalau hal tersebut merupakan permintaan SBY. (wir/ken/dyn/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/