26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Harga Premium Naik, Berapa Keuntungan Pertamina?

SPBU pinggir jalan dilarang jual premium.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO– Direktur Pemasaran PT Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, pihaknya memutuskan menaikkan harga premium di Jawa-Madura-Bali sebesar Rp 200 per liter. Artinya, mulai hari ini harga naik dari Rp 6.700 per liter menjadi Rp 6.900 per liter.

Sebenarnya, kata Ahmad, jika mengacu pada kenaikan harga minyak dunia, Pertamina harusnya bisa menaikkan harga premium sebesar Rp 400 per liter. Namun, akhirnya diputuskan kenaikan Rp 200 per liter dengan pertimbangan daya beli masyarakat.  “Untuk solar dan minyak tanah, harganya tetap,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos (induk JPNN) kemarin.

Ketika ditanya soal keuntungan Pertamina, Ahmad mengakui pihaknya tidak mendapatkan keuntungan yang wajar dari kenaikan harga BBM tersebut. Keuntungan yang diterima Pertamina hanya sekitar 2 persen.

“Ya kalau kenaikannya segitu, sebetulnya ya kita enggak rugi, tapi juga belum untung. Sebenarnya kita boleh punya keuntungan 5 sampai 10 persen, tapi ya karena pertimbangannya kondisi masyarakat. Jadi untungnya belum sesuai dengan yang wajar lah,” tegas Ahmad. (ken/owi/sof/jos/jpnn)

SPBU pinggir jalan dilarang jual premium.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO– Direktur Pemasaran PT Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, pihaknya memutuskan menaikkan harga premium di Jawa-Madura-Bali sebesar Rp 200 per liter. Artinya, mulai hari ini harga naik dari Rp 6.700 per liter menjadi Rp 6.900 per liter.

Sebenarnya, kata Ahmad, jika mengacu pada kenaikan harga minyak dunia, Pertamina harusnya bisa menaikkan harga premium sebesar Rp 400 per liter. Namun, akhirnya diputuskan kenaikan Rp 200 per liter dengan pertimbangan daya beli masyarakat.  “Untuk solar dan minyak tanah, harganya tetap,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos (induk JPNN) kemarin.

Ketika ditanya soal keuntungan Pertamina, Ahmad mengakui pihaknya tidak mendapatkan keuntungan yang wajar dari kenaikan harga BBM tersebut. Keuntungan yang diterima Pertamina hanya sekitar 2 persen.

“Ya kalau kenaikannya segitu, sebetulnya ya kita enggak rugi, tapi juga belum untung. Sebenarnya kita boleh punya keuntungan 5 sampai 10 persen, tapi ya karena pertimbangannya kondisi masyarakat. Jadi untungnya belum sesuai dengan yang wajar lah,” tegas Ahmad. (ken/owi/sof/jos/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/