Beberkan Oknum Anggota DPR Pemeras BUMN
JAKARTA–Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) siap tindak lanjuti pernyataan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan terkait BUMN yang dijadikan ’’sapi perah’’ oknum anggota DPR RI. Lembaga anti rasuah pimpinan Abraham Samad ini meminta Dahlan dapat menyampaikan informasi tersebut secepatnya kepada KPK.
’’Kalau memang ada data soal itu, sebaiknya Pak Dahlan segera menyampaikannya ke kita,’’ ucap Johan Budi, Juru Bicara KPK, kepada wartawan di kantornya, Rabu (31/10).
Johan mengatakan, KPK bisa menelaah lebih jauh mengenai informasi kebenaran data tersebut apakah valid atau tidak. Pasalnya, tanpa adanya informasi dan data lengkap mengenai isu miring itu, pihaknya tidak bisa menelusuri. ’’Kita buka pintu selebar-lebarnya untuk Pak Dahlan,’’ tegasnya.
Maksud Johan, dengan adanya laporan Menteri BUMN, Dahlan Iskan ke KPK tersebut tidak ada lagi polemik yang berkepanjangan dan KPK bisa segera melakukan penelusuran lebih jauh ada tidaknya anggota DPR RI yang katanya meminta upeti kepada sejumlah BUMN. “Kalau memang ada dilaporkan saja, biar kita telusuri,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku akan selalu berkomitmen memberantas korupsi di BUMN yang dipimpinnya. “Saya sejak awal nggak mau ramai-ramai, saya hanya bekerja keras untuk memajukan BUMN. Saya nggak mau energi saya habis hanya karena urusi itu (kisruh dirinya dengan DPR),” kata Dahlan di Rumah Makan Ayam Goreng Berkah Blok M, tadi malam.
Namun kelakuan oknum anggota dewan yang memeras BUMN sudah sangat keterlaluan. Dia mencontohkan, saking ngototnya meminta upeti, lanjut Dahlan, sang oknum DPR-RI tersebut bahkan menelepon ke direksi BUMN untuk memastikan setoran upeti telah masuk ke rekeningnya. “Padahal saat itu dia lagi tugas keluar negeri. Kok ya sempet-sempetnya nagih karena uangnya belum masuk,” tuturnya.
Dia mengungkapkan ada direksi BUMN yang mencoba merekam suara saat terjadinya peristiwa oknum DPR yang meminta upeti. Itu dilakukan sebagai bukti kalau suatu saat diperlukan. Sayang, suara yang berhasil direkam tidak terlalu baik. “Para direksi itu ada yang mencoba merekam, namun suaranya kresek-kresek,” lanjutnya.
Namun, dengan tegas Dahlan menegur sang direksi karena menurutnya cara yang terbaik adalah pembuktian dengan saksi sudah cukup. “Teman-teman direksi itu pintar tidak mau ketemu sendiri dengan bersama direksi yang lain. Tidak semua direksi, minimal ada saksinya dua orang. Itu sudah cukup,” jelasnya (sar/wir/jpnn)