26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Anis Matta 15 Tahun Jabat Sekjen

Muhammad Anis Matta akhirnya terpilih sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq yang tersandung kasus korupsi. Jabatan baru yang disandang Anis kali ini tidak mengagetkan, mengingat dia sudah menjabat sekretaris jenderal (sekjen) sejak Partai Keadilan (PK) berdiri 20 Juli 1998.

Karena sudah hampir 15 tahun menjadi sekjen, bahkan pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 44 tahun lalu itu sering disebut sebagai ‘sekjen abadi’. Sebutan yang tidak berlebihan, mengingat jabatan sekjen tetap dipegang Anis, meski jabatan presiden PKS beberapa kali berganti.

Di parlemen, Anis duduk sebagai Wakil Ketua DPR periode 2009-2014. Jabatan ini akan segera ditinggalkannya agar lebih fokus mengurus PKS menghadapi Pemilu 2014.

Anis banyak dikenal sebagai politikus yang cemerlang, meski latar pendidikannya tidak terlalu ‘wah’. Ini lantaran sejak kecil, dia dikenal sering melahap segala macam buku, khususnya buku pergerakan politik Islam. Anis meraih gelar S1 di bidang Syariah Islam dari LIPIA pada tahun 1992. Pada tahun 2001, ia mengikuti pendidikan di Lemhannas.

Di dalam dunia pergerakan mahasiswa Islam, nama Anis Matta sudah tidak asing lagi. Selain sebagai aktivis, dia juga dikenal sebagai penulis yang cukup produktif dalam menelurkan karya. Karya-karyanya tersebar di beberapa media Islam seperti Saksi, Tarbawi, Ummi dan Suara Hidayatullah. Karya-karya yang tercecer di berbagai media Islam tersebut sebagian besar telah dikumpulkan menjadi sebuah buku.

Di antara capaian-capaian dalam karier politiknya, Anis juga tak lepas dari kontroversi. Dia pernah dituding Wa Ode Nurhayati terlibat dalam dugaan korupsi dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID). Namun, tudingan itu tegas-tegas dibantah Anis, termasuk saat dipanggil menjadi saksi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sesaat setelah menjabat sebagai Presiden PKS yang baru, Anis justru mencanangkan pertobatan nasional. (jpnn)

Muhammad Anis Matta akhirnya terpilih sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq yang tersandung kasus korupsi. Jabatan baru yang disandang Anis kali ini tidak mengagetkan, mengingat dia sudah menjabat sekretaris jenderal (sekjen) sejak Partai Keadilan (PK) berdiri 20 Juli 1998.

Karena sudah hampir 15 tahun menjadi sekjen, bahkan pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 44 tahun lalu itu sering disebut sebagai ‘sekjen abadi’. Sebutan yang tidak berlebihan, mengingat jabatan sekjen tetap dipegang Anis, meski jabatan presiden PKS beberapa kali berganti.

Di parlemen, Anis duduk sebagai Wakil Ketua DPR periode 2009-2014. Jabatan ini akan segera ditinggalkannya agar lebih fokus mengurus PKS menghadapi Pemilu 2014.

Anis banyak dikenal sebagai politikus yang cemerlang, meski latar pendidikannya tidak terlalu ‘wah’. Ini lantaran sejak kecil, dia dikenal sering melahap segala macam buku, khususnya buku pergerakan politik Islam. Anis meraih gelar S1 di bidang Syariah Islam dari LIPIA pada tahun 1992. Pada tahun 2001, ia mengikuti pendidikan di Lemhannas.

Di dalam dunia pergerakan mahasiswa Islam, nama Anis Matta sudah tidak asing lagi. Selain sebagai aktivis, dia juga dikenal sebagai penulis yang cukup produktif dalam menelurkan karya. Karya-karyanya tersebar di beberapa media Islam seperti Saksi, Tarbawi, Ummi dan Suara Hidayatullah. Karya-karya yang tercecer di berbagai media Islam tersebut sebagian besar telah dikumpulkan menjadi sebuah buku.

Di antara capaian-capaian dalam karier politiknya, Anis juga tak lepas dari kontroversi. Dia pernah dituding Wa Ode Nurhayati terlibat dalam dugaan korupsi dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID). Namun, tudingan itu tegas-tegas dibantah Anis, termasuk saat dipanggil menjadi saksi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sesaat setelah menjabat sebagai Presiden PKS yang baru, Anis justru mencanangkan pertobatan nasional. (jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/