26 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Ketua PAN Karo Dilempar Kursi

didik dwi praptono/radar bali/jpnn BOCOR: Ketua DPD PAN Karo, Muhammad Rafi Ginting
didik dwi praptono/radar bali/jpnn
BOCOR: Ketua DPD PAN Karo, Muhammad Rafi Ginting

SUMUTPOS.CO- Kisruh terjadi di Kongres ke-4 Partai Amanat Nasional (PAN) yang digelar di Nusa Dua Bali, kemarin. Pada kongres yang akhirnya memilih Zulkifli Hasan sebagai ketua umum dan menyingkirkan Hatta Rajasa itu, Ketua DPD PAN Karo, Muhammad Rafi Ginting, jadi korban. Kepalanya bocor setelah kena lemparan kursi saat terjadi kisruh.

“Setelah registrasi, ada seremoni penyerahan palu. Kemudian ada yang saling interupsi. Saya berdekatan dengan arena mik (mikrofon),” ungkap Rafi di Hotel Melia, Nusa Dua, Bali, Minggu (1/3).

Ujan interupsi tidak berhenti di situ saja. Setelah itu, tindak anarkis pun terjadi. “Sehingga terjadi dorong-mendorong dan kemudian terjadi lempar-lemparan kursi dan mengarah ke arah saya,” tambah Rafi.

Rafi menjelaskan, ia dalam kondisi demam sejak kedatangannya ke Bali. Ia memaksakan hadir karena mau mengikuti acara kongres. Saat kericuhan terjadi, ia mengaku tidak ikut-ikutann
“Saya hanya duduk dan ada orang-orang berebut mic, ada dorong-mendorong setelah lihat dari dekat ternyata kursi berterbangan sampai 10 kursi tidak bisa melihat. Dan akhirnya tumbangý,” terang Rafi.

Rafi mengaku sampai 3 kali terjatuh dan tak sadar darah segar keluar dari kepala atas bagian kanannya.

28 Jahitan
Meski begitu Rafi tak sempat mengenali pelaku. Yang dia tahu saat itu dirinya diapit oleh kader dari Palembang dan Papua. “Ada dekat saya, (kader) Palembang dan Papua. Arah lemparan saya lihat. Bentuk baju tahu, tapi saya tidak bisa katakan dia dari mana saya tidak bisa identifikasi orangnya yang mana,” ujar Rafi
Meski begitu Rafi mengaku tidak dendam dan menjadikan peristiwa ini dinamika dan semangat berpolitik dari kader PAN yang ingin PAN maju dan berubah.

“Saya sebagai keluarga besar PAN, saya sudah maafkan dan tak punya dendam agar acara Kongres terlaksana dengan baik,” tegas Rafi.

Wasekjen PAN Teguh Juwarno menuturkan, saat itu juga Rafi langsung dilarikan ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Kasih Ibu, Nusa Dua, Bali untuk mendapatkan perawatan. Rafi pun harus mendapatkan 28 jahitan di kepalanya.

“Saudara Rafi harus dijahit dan jahitannya lumayan 28 jahitan, tapi menurut dokter kondisinya baik dan tidak timbul infeksi sehingga bsa pulih,” beber Teguh.

Menang Dramatis
Kemarin, akhirnya Zulkifli Hasan memenangi pemilihan Ketua Umum periode 2015-2020 secara dramatis. Dalam pemungutan suara tertutup, Ketua MPR tersebut unggul atas incumbent Hatta Rajasa dengan selisih tipis enam suara.

Zulkifli mendulang 292 suara, berbanding tipis dengan Hatta yang memperoleh 286 suara. Dalam voting tertutup itu, terdapat empat surat suara yang dinyatakan tidak sah. “Dengan ini keputusan hasil voting pemilihan ketua umum PAN dapat disahkan,” kata Taufik Kurniawan, ketua Steering Commitee selaku pimpinan sidang Kongres IV PAN di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, kemarin (1/3).

Kemenangan itu disambut suka cita para pendukung Zulkifli. Terlebih, perolehan suara kedua tokoh PAN itu sangat ketat. Kejar mengejar perolehan suara terjadi hingga di saat-saat akhir penghitungan.

Ketua MPP PAN Amien Rais yang juga besan Zulkfli, bersama mantan Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir, ikut larut dalam kemenangan. Zulkifli juga tak lupa memeluk Hatta.

“Ini adalah kemenangan bersama. Setelah ini semuanya harus menjadi satu kembali,” kata Zulkifli kepada wartawan.

Sebelum dilakukan sesi pemilihan ketua umum, Hatta sebagai Ketum DPP periode 2010-2015 wajib menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban. Namun, untuk kali pertama, LPJ di Kongres tidak dibacakan. LPJ itu hanya diserahkan kepada SC dan dinyatakan mendapat persetujuan.

Jalannya Kongres PAN hari kedua mengalami banyak perubahan jadwal. Ajang pemilihan Ketum yang semula direncanakan digelar hari ini dimajukan kemarin. Sesi pembahasan Komisi yang seharusnya kemarin diundur hari ini.

Munculnya persaingan yang kuat antar pendukung Hatta dengan Zulkifli membuat sidang paripurna Kongres awalnya berjalan buntu.

Sejak paripurna Kongres dibuka, hujan interupsi antar peserta Kongres sudah berjalan alot. Penyebabnya, ada sejumlah peserta Kongres yang diragukan haknya untuk memilih. Di luar tempat sidang, para pendukung juga tidak mau kalah dengan beradu yel-yel dan teriakan.

Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Hari Wibowo menyatakan, ada delapan pemilik suara yang dinilai kontroversial statusnya. Lima berasal dari Maluku Utara dan tiga dari Nusa Tenggara Timur. “Akhirnya diputuskan untuk tidak diikutkan hak memilih sehingga berkurang delapan suara,” kata Drajad.

Selain itu, masih ada satu suara yang digugurkan karena pemilik suara itu meninggal. Dengan demikian, dari 593 total pemilik suara, berkurang menjadi 584 suara yang dinyatakan hadir.

Masalah lain yang muncul adalah draf tata tertib yang dinilai mempersulit calon ketua umum ataupun calon ketua MPP. Berdasarkan kesepakatan dua tim sukses calon, tata tertib pun disederhanakan. “Syarat-syarat yang mempersulit akhirnya disederhanakan,” kata Totok Daryanto, Ketua DPP PAN pendukung Zulkifli.

Terkait tidak adanya sesi Laporan Pertanggungjawaban Hatta Rajasa sebagai Ketum DPP, Totok menyebut hal itu juga merupakan kesepakatan bersama. Menurut Totok, jika LPJ tersebut tetap dibacakan dan dimintai persetujuan atau penolakan dari daerah, dikhawatirkan akan memicu disintegritas internal PAN.

“Supaya cooling down. Besok bisa dilanjutkan kembali supaya gak perlu curiga-curiga lagi,” ujarnya.

Wakil Ketua SC Tjatur Sapto Edy mengakui, buntunya sidang paripurna di awal Kongres juga disebabkan situasi di SC dan OC itu sendiri. Menurut Tjatur, SC dan OC berasal dari dua pendukung kandidat ketum PAN.

Karena OC dan SC semua terbelah, ada sedikit saja masalah, menjadi besar,” kata Tjatur.

Akibat situasi itu, SC memutuskan mengubah jadwal dengan menetapkan sesi pemilihan ketua umum lebih dulu lalu dilanjutkan rapat komisi pada hari ini. Semua pihak menyatakan sepakat termasuk menerima LPJ yang hanya diserahkan Hatta kepada pimpinan sidang.

Situasi itu, kata Tjatur, dimaksudkan agar pelaksanaan menjadi lebih simpel. Siapapun yang terpilih sebagai Ketum, kata dia, akan dihormati dan didukung. “Sangat mungkin kepengurusan juga menyatu. Siapapun yang menang kita akan menerima,” pungkasnya. (bay/sof/jpnn/rbb)

didik dwi praptono/radar bali/jpnn BOCOR: Ketua DPD PAN Karo, Muhammad Rafi Ginting
didik dwi praptono/radar bali/jpnn
BOCOR: Ketua DPD PAN Karo, Muhammad Rafi Ginting

SUMUTPOS.CO- Kisruh terjadi di Kongres ke-4 Partai Amanat Nasional (PAN) yang digelar di Nusa Dua Bali, kemarin. Pada kongres yang akhirnya memilih Zulkifli Hasan sebagai ketua umum dan menyingkirkan Hatta Rajasa itu, Ketua DPD PAN Karo, Muhammad Rafi Ginting, jadi korban. Kepalanya bocor setelah kena lemparan kursi saat terjadi kisruh.

“Setelah registrasi, ada seremoni penyerahan palu. Kemudian ada yang saling interupsi. Saya berdekatan dengan arena mik (mikrofon),” ungkap Rafi di Hotel Melia, Nusa Dua, Bali, Minggu (1/3).

Ujan interupsi tidak berhenti di situ saja. Setelah itu, tindak anarkis pun terjadi. “Sehingga terjadi dorong-mendorong dan kemudian terjadi lempar-lemparan kursi dan mengarah ke arah saya,” tambah Rafi.

Rafi menjelaskan, ia dalam kondisi demam sejak kedatangannya ke Bali. Ia memaksakan hadir karena mau mengikuti acara kongres. Saat kericuhan terjadi, ia mengaku tidak ikut-ikutann
“Saya hanya duduk dan ada orang-orang berebut mic, ada dorong-mendorong setelah lihat dari dekat ternyata kursi berterbangan sampai 10 kursi tidak bisa melihat. Dan akhirnya tumbangý,” terang Rafi.

Rafi mengaku sampai 3 kali terjatuh dan tak sadar darah segar keluar dari kepala atas bagian kanannya.

28 Jahitan
Meski begitu Rafi tak sempat mengenali pelaku. Yang dia tahu saat itu dirinya diapit oleh kader dari Palembang dan Papua. “Ada dekat saya, (kader) Palembang dan Papua. Arah lemparan saya lihat. Bentuk baju tahu, tapi saya tidak bisa katakan dia dari mana saya tidak bisa identifikasi orangnya yang mana,” ujar Rafi
Meski begitu Rafi mengaku tidak dendam dan menjadikan peristiwa ini dinamika dan semangat berpolitik dari kader PAN yang ingin PAN maju dan berubah.

“Saya sebagai keluarga besar PAN, saya sudah maafkan dan tak punya dendam agar acara Kongres terlaksana dengan baik,” tegas Rafi.

Wasekjen PAN Teguh Juwarno menuturkan, saat itu juga Rafi langsung dilarikan ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Kasih Ibu, Nusa Dua, Bali untuk mendapatkan perawatan. Rafi pun harus mendapatkan 28 jahitan di kepalanya.

“Saudara Rafi harus dijahit dan jahitannya lumayan 28 jahitan, tapi menurut dokter kondisinya baik dan tidak timbul infeksi sehingga bsa pulih,” beber Teguh.

Menang Dramatis
Kemarin, akhirnya Zulkifli Hasan memenangi pemilihan Ketua Umum periode 2015-2020 secara dramatis. Dalam pemungutan suara tertutup, Ketua MPR tersebut unggul atas incumbent Hatta Rajasa dengan selisih tipis enam suara.

Zulkifli mendulang 292 suara, berbanding tipis dengan Hatta yang memperoleh 286 suara. Dalam voting tertutup itu, terdapat empat surat suara yang dinyatakan tidak sah. “Dengan ini keputusan hasil voting pemilihan ketua umum PAN dapat disahkan,” kata Taufik Kurniawan, ketua Steering Commitee selaku pimpinan sidang Kongres IV PAN di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, kemarin (1/3).

Kemenangan itu disambut suka cita para pendukung Zulkifli. Terlebih, perolehan suara kedua tokoh PAN itu sangat ketat. Kejar mengejar perolehan suara terjadi hingga di saat-saat akhir penghitungan.

Ketua MPP PAN Amien Rais yang juga besan Zulkfli, bersama mantan Ketua Umum PAN Soetrisno Bachir, ikut larut dalam kemenangan. Zulkifli juga tak lupa memeluk Hatta.

“Ini adalah kemenangan bersama. Setelah ini semuanya harus menjadi satu kembali,” kata Zulkifli kepada wartawan.

Sebelum dilakukan sesi pemilihan ketua umum, Hatta sebagai Ketum DPP periode 2010-2015 wajib menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban. Namun, untuk kali pertama, LPJ di Kongres tidak dibacakan. LPJ itu hanya diserahkan kepada SC dan dinyatakan mendapat persetujuan.

Jalannya Kongres PAN hari kedua mengalami banyak perubahan jadwal. Ajang pemilihan Ketum yang semula direncanakan digelar hari ini dimajukan kemarin. Sesi pembahasan Komisi yang seharusnya kemarin diundur hari ini.

Munculnya persaingan yang kuat antar pendukung Hatta dengan Zulkifli membuat sidang paripurna Kongres awalnya berjalan buntu.

Sejak paripurna Kongres dibuka, hujan interupsi antar peserta Kongres sudah berjalan alot. Penyebabnya, ada sejumlah peserta Kongres yang diragukan haknya untuk memilih. Di luar tempat sidang, para pendukung juga tidak mau kalah dengan beradu yel-yel dan teriakan.

Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Hari Wibowo menyatakan, ada delapan pemilik suara yang dinilai kontroversial statusnya. Lima berasal dari Maluku Utara dan tiga dari Nusa Tenggara Timur. “Akhirnya diputuskan untuk tidak diikutkan hak memilih sehingga berkurang delapan suara,” kata Drajad.

Selain itu, masih ada satu suara yang digugurkan karena pemilik suara itu meninggal. Dengan demikian, dari 593 total pemilik suara, berkurang menjadi 584 suara yang dinyatakan hadir.

Masalah lain yang muncul adalah draf tata tertib yang dinilai mempersulit calon ketua umum ataupun calon ketua MPP. Berdasarkan kesepakatan dua tim sukses calon, tata tertib pun disederhanakan. “Syarat-syarat yang mempersulit akhirnya disederhanakan,” kata Totok Daryanto, Ketua DPP PAN pendukung Zulkifli.

Terkait tidak adanya sesi Laporan Pertanggungjawaban Hatta Rajasa sebagai Ketum DPP, Totok menyebut hal itu juga merupakan kesepakatan bersama. Menurut Totok, jika LPJ tersebut tetap dibacakan dan dimintai persetujuan atau penolakan dari daerah, dikhawatirkan akan memicu disintegritas internal PAN.

“Supaya cooling down. Besok bisa dilanjutkan kembali supaya gak perlu curiga-curiga lagi,” ujarnya.

Wakil Ketua SC Tjatur Sapto Edy mengakui, buntunya sidang paripurna di awal Kongres juga disebabkan situasi di SC dan OC itu sendiri. Menurut Tjatur, SC dan OC berasal dari dua pendukung kandidat ketum PAN.

Karena OC dan SC semua terbelah, ada sedikit saja masalah, menjadi besar,” kata Tjatur.

Akibat situasi itu, SC memutuskan mengubah jadwal dengan menetapkan sesi pemilihan ketua umum lebih dulu lalu dilanjutkan rapat komisi pada hari ini. Semua pihak menyatakan sepakat termasuk menerima LPJ yang hanya diserahkan Hatta kepada pimpinan sidang.

Situasi itu, kata Tjatur, dimaksudkan agar pelaksanaan menjadi lebih simpel. Siapapun yang terpilih sebagai Ketum, kata dia, akan dihormati dan didukung. “Sangat mungkin kepengurusan juga menyatu. Siapapun yang menang kita akan menerima,” pungkasnya. (bay/sof/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/