27 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Situasi Belum Kondusif, Pemerintah Sudah Evakuasi 930 WNI dari Sudan

SUMUTPOS.CO – Pemerintah telah mengevakuasi 930 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Sudan. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memastikan hal itu usai menerima 75 WNI yang dibawa pulang ke tanah air oleh Satuan Tugas (Satgas) TNI pada Senin (1/5). Kemarin mereka tiba di Jakarta melalui Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Direktur Jenderal (Dirjen) Protokol dan Konsuler Kemlu Andy Rachmianto mengungkapkan, evakuasi ratusan WNI dari Sudan berhasil dilakukan berkat kerja sama berbagai pihak. Selain TNI, ada petugas KBRI Khartoum, KBRI Riyadh, dan KJRI Jeddah yang turut membantu. “Total sudah 930 WNI berhasil kami keluarkan dari Sudan menuju ke Jeddah,” ungkap dia kepada awak media.

Dari total 930 WNI, 344 diantaranya dievakuasi oleh Satgas TNI melalui jalur udara. Mereka diterbangkan menggunakan pesawat angkut Boeing 737 A-7305 milik TNI AU lewat Port, Sudan. “Pesawat TNI AU melakukan empat kali penerbangan dari Port Sudan menuju Jeddah,” kata Andy. Tidak hanya itu, mereka turut membantu 15 Warga Negara Asing (WNA) meninggalkan Sudan.

Khusus 75 WNI yang tiba di Jakarta kemarin, Andy menyampaikan bahwa mereka termasuk kloter tiga WNI yang dipulangkan ke Tanah Air. Mereka terbang dari Jeddah bersama para prajurit TNI yang pulang setelah bertugas lebih kurang seminggu di Sudan dan Jeddah. “Yang pertama tanggal 28 April yang lalu, tahap kedua kemarin. Kedua-duanya menggunakan Pesawat Garuda Indonesia,” jelas dia.

Secara keseluruhan ada 823 WNI yang dibawa ke Indonesia dalam tiga kloter evakuasi tersebut. Sisanya sebanyak 107 WNI sedang menunggu proses pemulangan di Jeddah. “Rencananya akan kami pulangkan besok (hari ini, Red) menggunakan pesawat Garuda Indonesia,” imbuh Andy. Di luar 930 WNI yang sudah keluar dari Sudan, masih ada beberapa WNI yang sedang menunggu di Sudan.

Jumlahnya sekitar enam sampai delapan orang. “Ada beberapa laporan yang baru kami terima setelah kami keluarkan 930 orang ke Jeddah. Jumlahnya tidak banyak. Sudah kami usahakan bisa kami keluarkan,” terang dia.

Mereka masih berada di Sudan bersama duta besar dan petugas KBRI Khartoum. Lantaran situasi belum kondusif, untuk sementara petugas KBRI Khartoum berkantor di Port. “KBRI (Khartoum) tetap buka. Tapi, berkantor di Port, Sudan, untuk beberapa waktu,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyampaikan bahwa Satgas TNI berangkat ke Sudan atas inisiasi Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono. “Total kami laksanakan empat penerbangan dari Sudan melalui Port, Sudan, menuju Jeddah bolak-balik,” bebernya.

Dengan empat penerbangan itulah mereka membawa 344 WNI dan 15 WNA keluar dari Sudan. Fadjar menyatakan bahwa proses evakuasi berlangsung lancar. Tidak ada kendala berarti yang dihadapi oleh Satgas TNI meski situasi dan kondisi di Sudan tengah panas akibat perang saudara yang terjadi. “Berkat hasil dari kerja sama semua pihak, khususnya Kemlu melalui kedutaan di sana dan KJRI di Jeddah serta juga dari TNI yang bertugas di sana,” bebernya. (jpc/ila)

SUMUTPOS.CO – Pemerintah telah mengevakuasi 930 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Sudan. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memastikan hal itu usai menerima 75 WNI yang dibawa pulang ke tanah air oleh Satuan Tugas (Satgas) TNI pada Senin (1/5). Kemarin mereka tiba di Jakarta melalui Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Direktur Jenderal (Dirjen) Protokol dan Konsuler Kemlu Andy Rachmianto mengungkapkan, evakuasi ratusan WNI dari Sudan berhasil dilakukan berkat kerja sama berbagai pihak. Selain TNI, ada petugas KBRI Khartoum, KBRI Riyadh, dan KJRI Jeddah yang turut membantu. “Total sudah 930 WNI berhasil kami keluarkan dari Sudan menuju ke Jeddah,” ungkap dia kepada awak media.

Dari total 930 WNI, 344 diantaranya dievakuasi oleh Satgas TNI melalui jalur udara. Mereka diterbangkan menggunakan pesawat angkut Boeing 737 A-7305 milik TNI AU lewat Port, Sudan. “Pesawat TNI AU melakukan empat kali penerbangan dari Port Sudan menuju Jeddah,” kata Andy. Tidak hanya itu, mereka turut membantu 15 Warga Negara Asing (WNA) meninggalkan Sudan.

Khusus 75 WNI yang tiba di Jakarta kemarin, Andy menyampaikan bahwa mereka termasuk kloter tiga WNI yang dipulangkan ke Tanah Air. Mereka terbang dari Jeddah bersama para prajurit TNI yang pulang setelah bertugas lebih kurang seminggu di Sudan dan Jeddah. “Yang pertama tanggal 28 April yang lalu, tahap kedua kemarin. Kedua-duanya menggunakan Pesawat Garuda Indonesia,” jelas dia.

Secara keseluruhan ada 823 WNI yang dibawa ke Indonesia dalam tiga kloter evakuasi tersebut. Sisanya sebanyak 107 WNI sedang menunggu proses pemulangan di Jeddah. “Rencananya akan kami pulangkan besok (hari ini, Red) menggunakan pesawat Garuda Indonesia,” imbuh Andy. Di luar 930 WNI yang sudah keluar dari Sudan, masih ada beberapa WNI yang sedang menunggu di Sudan.

Jumlahnya sekitar enam sampai delapan orang. “Ada beberapa laporan yang baru kami terima setelah kami keluarkan 930 orang ke Jeddah. Jumlahnya tidak banyak. Sudah kami usahakan bisa kami keluarkan,” terang dia.

Mereka masih berada di Sudan bersama duta besar dan petugas KBRI Khartoum. Lantaran situasi belum kondusif, untuk sementara petugas KBRI Khartoum berkantor di Port. “KBRI (Khartoum) tetap buka. Tapi, berkantor di Port, Sudan, untuk beberapa waktu,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyampaikan bahwa Satgas TNI berangkat ke Sudan atas inisiasi Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono. “Total kami laksanakan empat penerbangan dari Sudan melalui Port, Sudan, menuju Jeddah bolak-balik,” bebernya.

Dengan empat penerbangan itulah mereka membawa 344 WNI dan 15 WNA keluar dari Sudan. Fadjar menyatakan bahwa proses evakuasi berlangsung lancar. Tidak ada kendala berarti yang dihadapi oleh Satgas TNI meski situasi dan kondisi di Sudan tengah panas akibat perang saudara yang terjadi. “Berkat hasil dari kerja sama semua pihak, khususnya Kemlu melalui kedutaan di sana dan KJRI di Jeddah serta juga dari TNI yang bertugas di sana,” bebernya. (jpc/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/