25 C
Medan
Monday, April 7, 2025

Islam tak Melarang Bicara Politik di Masjid

JAKARTA โ€“ Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara, Dr Azhari Akmal Tarigan mengatakan, Islam tidak melarang orang bicara politik di masjid. Sebab dalam sejarah Islam, masjid menjadi pusat aktivitas bukan sekadar tempat ibadah mahdah saja.

โ€œDalam Islam tidak ada larangan bicara politik di masjid. Justru masjid harus dijadikan pusat pencerdasan dan pencerahan politik bagi umat Islam,โ€ kata Azhari Akmal Tarigan, saat dihubungi wartawan, Senin (2/6).

Lebih lanjut Azhari menjelaskan, daโ€™i, khatib atau penceramah yang baik menjadikan masalah aktual dan kontekstual sebagai materi khotbahnya.

โ€œKalau kini lagi musim pilpres, daโ€™i atau khatib dapat menjadikannya materi. Tentu materi khotbah tentang pilpres yang sesuai dengan ajaran Islam. Misalnya, seorang presiden harus memiliki sifat amanah, alqawiyyu alamin, tegas dan dipercaya. Itu kan ajaran Islam, termuat dalam surat Al-Qashash ayat 26,โ€ jelas daโ€™i senior di Medan itu.

Sebagai sesama daโ€™i, Azhari mengimbau para daโ€™i, khatib atau penceramah tidak takut bicara politik di masjid.

โ€œJangan takut diinteli. Salah satu perjuangan reformasi justru ingin menjamin setiap orang bebas berpendapat, termasuk daโ€™i, khatib. Sebab zaman orde baru daโ€™i, khatib sulit bergerak. Sudah ada Dewan Masjid Indonesia, suara TOA atau pengeras masjid sudah diminta dikurangi, sekarang materi khotbah mau dibatasi. Ini ada apa sebenarnya?โ€, tanyanya.

Azhari mengimbau parpol atau capres jangan membuka luka lama hubungan Islam dan negara yang dulu pernah berjalan tidak baik.

โ€œMenginteli masjid seperti ini mengingatkan umat Islam pada era Jenderal Benny Moerdani,โ€ ungkapnya.(fas/jpnn)

JAKARTA โ€“ Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara, Dr Azhari Akmal Tarigan mengatakan, Islam tidak melarang orang bicara politik di masjid. Sebab dalam sejarah Islam, masjid menjadi pusat aktivitas bukan sekadar tempat ibadah mahdah saja.

โ€œDalam Islam tidak ada larangan bicara politik di masjid. Justru masjid harus dijadikan pusat pencerdasan dan pencerahan politik bagi umat Islam,โ€ kata Azhari Akmal Tarigan, saat dihubungi wartawan, Senin (2/6).

Lebih lanjut Azhari menjelaskan, daโ€™i, khatib atau penceramah yang baik menjadikan masalah aktual dan kontekstual sebagai materi khotbahnya.

โ€œKalau kini lagi musim pilpres, daโ€™i atau khatib dapat menjadikannya materi. Tentu materi khotbah tentang pilpres yang sesuai dengan ajaran Islam. Misalnya, seorang presiden harus memiliki sifat amanah, alqawiyyu alamin, tegas dan dipercaya. Itu kan ajaran Islam, termuat dalam surat Al-Qashash ayat 26,โ€ jelas daโ€™i senior di Medan itu.

Sebagai sesama daโ€™i, Azhari mengimbau para daโ€™i, khatib atau penceramah tidak takut bicara politik di masjid.

โ€œJangan takut diinteli. Salah satu perjuangan reformasi justru ingin menjamin setiap orang bebas berpendapat, termasuk daโ€™i, khatib. Sebab zaman orde baru daโ€™i, khatib sulit bergerak. Sudah ada Dewan Masjid Indonesia, suara TOA atau pengeras masjid sudah diminta dikurangi, sekarang materi khotbah mau dibatasi. Ini ada apa sebenarnya?โ€, tanyanya.

Azhari mengimbau parpol atau capres jangan membuka luka lama hubungan Islam dan negara yang dulu pernah berjalan tidak baik.

โ€œMenginteli masjid seperti ini mengingatkan umat Islam pada era Jenderal Benny Moerdani,โ€ ungkapnya.(fas/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru