JAKARTA โ Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara, Dr Azhari Akmal Tarigan mengatakan, Islam tidak melarang orang bicara politik di masjid. Sebab dalam sejarah Islam, masjid menjadi pusat aktivitas bukan sekadar tempat ibadah mahdah saja.
โDalam Islam tidak ada larangan bicara politik di masjid. Justru masjid harus dijadikan pusat pencerdasan dan pencerahan politik bagi umat Islam,โ kata Azhari Akmal Tarigan, saat dihubungi wartawan, Senin (2/6).
Lebih lanjut Azhari menjelaskan, daโi, khatib atau penceramah yang baik menjadikan masalah aktual dan kontekstual sebagai materi khotbahnya.
โKalau kini lagi musim pilpres, daโi atau khatib dapat menjadikannya materi. Tentu materi khotbah tentang pilpres yang sesuai dengan ajaran Islam. Misalnya, seorang presiden harus memiliki sifat amanah, alqawiyyu alamin, tegas dan dipercaya. Itu kan ajaran Islam, termuat dalam surat Al-Qashash ayat 26,โ jelas daโi senior di Medan itu.
Sebagai sesama daโi, Azhari mengimbau para daโi, khatib atau penceramah tidak takut bicara politik di masjid.
โJangan takut diinteli. Salah satu perjuangan reformasi justru ingin menjamin setiap orang bebas berpendapat, termasuk daโi, khatib. Sebab zaman orde baru daโi, khatib sulit bergerak. Sudah ada Dewan Masjid Indonesia, suara TOA atau pengeras masjid sudah diminta dikurangi, sekarang materi khotbah mau dibatasi. Ini ada apa sebenarnya?โ, tanyanya.
Azhari mengimbau parpol atau capres jangan membuka luka lama hubungan Islam dan negara yang dulu pernah berjalan tidak baik.
โMenginteli masjid seperti ini mengingatkan umat Islam pada era Jenderal Benny Moerdani,โ ungkapnya.(fas/jpnn)