29 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Pembunuhan Briptu Eriek, Polda Jatim Turunkan Tim

Pelaku dan Motif Masih Gelap

BANGKALAN- Kasus pembunuhan terhadap Briptu Eriek Setyo Widodo (26), anggota Polsek Sukolilo, Bangkalan, Senin lalu (1/8) mendapat perhatian serius Polda Jatim. Kemarin polda menurunkan tim dari laboratorium forensik (labfor) ke tempat kejadian perkara (TKP).
Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko juga datang langsung ke Bangkalan untuk memantau penyelidikan. Hanya, hingga kemarin (2/7), polisi belum mengungkap pelaku yang berjumlah tiga orang dan motif di balik pembunuhan sadis tersebut.

Sekitar pukul 08.00 tim Labfor Polda Jatim melakukan identifikasi di TKP, tepatnya di Jalan Raya Petapan, Kecamatan Labang, sekitar 6 km dari Bangkalan arah Jembatan Suramadu. Tim menemukan bercak darah korban di sekitar lokasi dan serpihan kaca lampu sepeda motor.
Satu jam lebih tim labfor menyisir lokasi. Kemudian, mereka melanjutkan indentifikasi di Gunung Gigir, Desa Gigir, Kecamatan Blega, tempat ditemukan mayat korban. TKP itu berjarak sekitar 30 kilometer arah timur Kota Bangkalan.

Sekitar pukul 10.30 Kapolda tiba di pos Petapan. Dia tak lama berada di sana, lalu meluncur ke Mapolres Bangkalan. Di mapolres Hadiatmoko berkoordinasi dengan Kapolres Bangkalan AKBP Kasero Manggolo terkait penyelidikan kasus tewasnya Briptu Eriek itu.

Saat dikonfirmasi, Kapolda tidak banyak memberikan penjelasan. Dia hanya mengatakan, jajarannya akan terus melakukan penyelidikan seoptimal mungkin untuk mengungkap motif dan pelaku pembunuhan tersebut. “Mudah-mudahan kasus ini cepat terungkap, siapa pelakunya dan kira-kira motifnya apa,” ujarnya.

Sementara berdasar hasil otopsi awal RS Syamrabu, Bangkalan, kematian Eriek disebabkan luka tembak. “Luka tembak di punggung, proyektilnya bersarang di dada. Tidak sampai tembus,” kata Sugianto, petugas kamar mayat.

Heru, staf di kamar mayat, menambahkan bahwa luka di kepala korban disebabkan pukulan benda tumpul. “Bukan luka tembak. Hanya luka. Diperkirakan luka pukulan benda tumpul. Proyektilnya tidak diambil di sini (RS Syamrabu, Red), tapi dibawa ke polda (RS Bhayangkara Surabaya, Red) untuk otopsinya,” jelasnya. “Saat (mayat) sampai di sini sekitar pukul 18.30, cuma ada seragam dinasnya. Setahu saya, pistolnya tidak ada ,” imbuh Heru.(c6/c2/jpnn)

Pelaku dan Motif Masih Gelap

BANGKALAN- Kasus pembunuhan terhadap Briptu Eriek Setyo Widodo (26), anggota Polsek Sukolilo, Bangkalan, Senin lalu (1/8) mendapat perhatian serius Polda Jatim. Kemarin polda menurunkan tim dari laboratorium forensik (labfor) ke tempat kejadian perkara (TKP).
Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko juga datang langsung ke Bangkalan untuk memantau penyelidikan. Hanya, hingga kemarin (2/7), polisi belum mengungkap pelaku yang berjumlah tiga orang dan motif di balik pembunuhan sadis tersebut.

Sekitar pukul 08.00 tim Labfor Polda Jatim melakukan identifikasi di TKP, tepatnya di Jalan Raya Petapan, Kecamatan Labang, sekitar 6 km dari Bangkalan arah Jembatan Suramadu. Tim menemukan bercak darah korban di sekitar lokasi dan serpihan kaca lampu sepeda motor.
Satu jam lebih tim labfor menyisir lokasi. Kemudian, mereka melanjutkan indentifikasi di Gunung Gigir, Desa Gigir, Kecamatan Blega, tempat ditemukan mayat korban. TKP itu berjarak sekitar 30 kilometer arah timur Kota Bangkalan.

Sekitar pukul 10.30 Kapolda tiba di pos Petapan. Dia tak lama berada di sana, lalu meluncur ke Mapolres Bangkalan. Di mapolres Hadiatmoko berkoordinasi dengan Kapolres Bangkalan AKBP Kasero Manggolo terkait penyelidikan kasus tewasnya Briptu Eriek itu.

Saat dikonfirmasi, Kapolda tidak banyak memberikan penjelasan. Dia hanya mengatakan, jajarannya akan terus melakukan penyelidikan seoptimal mungkin untuk mengungkap motif dan pelaku pembunuhan tersebut. “Mudah-mudahan kasus ini cepat terungkap, siapa pelakunya dan kira-kira motifnya apa,” ujarnya.

Sementara berdasar hasil otopsi awal RS Syamrabu, Bangkalan, kematian Eriek disebabkan luka tembak. “Luka tembak di punggung, proyektilnya bersarang di dada. Tidak sampai tembus,” kata Sugianto, petugas kamar mayat.

Heru, staf di kamar mayat, menambahkan bahwa luka di kepala korban disebabkan pukulan benda tumpul. “Bukan luka tembak. Hanya luka. Diperkirakan luka pukulan benda tumpul. Proyektilnya tidak diambil di sini (RS Syamrabu, Red), tapi dibawa ke polda (RS Bhayangkara Surabaya, Red) untuk otopsinya,” jelasnya. “Saat (mayat) sampai di sini sekitar pukul 18.30, cuma ada seragam dinasnya. Setahu saya, pistolnya tidak ada ,” imbuh Heru.(c6/c2/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/