“Jadi, KLHK terus bekerja di lapangan. Sampai dengan sekarang, 203 perusahaan mendapatkan peringatan dan 20 perusahaan sudah disegel karena kebakaran, di antaranya anak perusahaan Malaysia,” beber Siti.
Sementara itu, dalam rangka percepatan penanganan karhutla di Kalimantan Selatan, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong turun langsung memimpin aksi gabungan pengendalian karhutla di sana. Dia pun turut ambil bagian memadamkan kebakaran lahan gambut di kawasan Guntung Damar dan Hutan Lindung Liang Anggang.
“Ini kondisi emergency, prinsipnya kita kerja bareng, mobilsasi semua sumber daya yang ada, tenaga, peralatan, dan semuanya. Polanya pemadaman di darat dan dikombinasikan water bombing,” tegas Alue Dohong.
Status Tanggap Darurat
Sementara itu, status tanggap darurat karhutla di Kota Palangka Raya telah diputuskan sejak per 29 September lalu. Sebelum diputuskan, itu telah disepakati bersama seluruh stakeholder Pemerintah Kota Palangka Raya. Status tanggap darurat akan berlaku hingga 14 Oktober mendatang.
“Nanti bisa diperpanjang lagi apabila situasi masih belum stabil,” ujar Plt Kalaksa BPBD Kota Palangka Raya, Alman P Pakpahan saat dihubungi Kalteng Pos, Senin (2/10).
Alman menambahkan, titik api itu muncul setiap hari, bahkan setiap jam. Yang menjadi kendala BPBD Kota Palangka Raya dan para relawan ialah tidak adanya air ketika di lokasi.
Masyarakat yang memiliki lahan itu diminta untuk merawat lahannya. Seperti membuat drainase, sumur bor, dan rutin dibersihkan. “Yang paling penting itu jangan dibakar. Saya berani bilang, 99 persen itu sengaja dibakar,” tegasnya.
Sementara itu, dua kabupaten dan satu kota di Kalimantan Tengah (Kalteng) telah menaikan statusnya menjadi tanggap darurat karhutla. Namun sampai saat ini, belum ada sikap dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalteng Duwel Rawing pun menyoroti sikap diam Pemprov Kalteng.
“Kalau sudah ada tiga daerah yang tanggap darurat semestinya provinsi tanggap darurat juga. Karena dengan tanggap darurat, dana bencana yang ada di dalam APBD bisa digunakan,”tegas Duwel Rawing kepada Kalteng Pos (Grup Sumut Pos).
Mantan Bupati Katingan ini berharap dana yang digunakan itu diarahkan ke sarana yang lebih efektif. Salah satunya menambah helicopter waterboombing.
Untuk jangka panjang, Duwel berharap ada dibangun embung di setiap titik rawan terbakar. Namun untuk jangka pendek, ia menyarankan untuk menggunakan kolam plastik untuk menampung air dengan sumber air terdekat.
Ribuan Kasus ISPA di Palangka Raya