Dampak keterlibatan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan dalam kasus dugaan korupsi sapi impor merambah hingga Mataram. Seperti pada akhir pekan lalu, sejumlah bendera yang berada di sepanjang Jalan Bung Karno, Kota Mataram dirobek orang tak dikenal.
Perusakan bendara yang dipasang Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS Kota Mataram sebagai tanda berlangsungnya Mukerda dirusak seorang wanita berpakaian lusuh. Hampir semua bendera partai berlambang padi dan bulan itu robek, bahkan ada yang diambil.
“Dia (pelaku) merobek bendera mulai depan Polsek Mataram,” katanya.
Pantauan koran ini, sejumlah bendera yang dipasang disepanjang taman tersebut dirobek. Bagian tengah bendera dirobek menyilang, bahkan sebagian bendera juga ada yang dirobek hingga tak terpasang ditiangnya.
Bendera yang dirobek itupun kemudian diganti oleh kader PKS. Mereka mencopot bendera yang rusak tersebut dan menggantinya dengan yang baru.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS NTB Suryadi Jaya Purnama menegaskan, pihaknya tidak akan meladeni ulah provokasi tersebut. Aksi itu kata dia merupakan bagian dari provokasi yang ingin menjelekkan PKS di mata masyarakat.
“Aksi merusak atribut PKS itu, bagian dari provokasi, jadi kami tidak perlu menanggapinya,” katanya usai membuka Mukerda DPD PKS Kota Mataram.
Menurutnya, black campain terhadap PKS tidak hanya di Kota Mataram, namun di sejumlah daerah juga terjadi. Diduga, perusakan atribut PKS itu memiliki kaitan dengan penangkapan Lutfhi Hasan yang terjerat kasus suap impor sapi. “Saya mengimbau seluruh kader partai dan simpatisan PKS di NTB, untuk tidak terpengaruh dengan aksi provokasi itu. Yang harus kita lakukan, rapatkan barisan dan tetap solid,” tandas Suryadi. (mis/jpnn)