26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kerugian Gempa Solok Selatan Capai Rp25,6 M

ist
TUNJUK: Seorang warga menunjuk rumah yang rusak akibat gempa di Solok Selatan, Sumbar, baru-baru ini.

SOLOK, SUMUTPOS.CO – Bencana gempa yang mengguncang Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), menimbulkan kerugian hingga Rp25,6 miliar lebih. Bahkan, jumlah kerusakan rumah juga terus bertambah.

Semula, jumlah rumah warga yang rusak di 3 kecamatan hanya 398 unit. Namun, setelah terus dilakukan pendataan, terkonfirmasi kerusakan rumah mencapai 480 unit. Selain itu, 15 fasilitas umum, seperti rumah ibadah, Puskesmas, hingga sekolah, juga dilaporkan rusak akibat gempa.

Kepala BPBD Solok Selatan, Johny Hasan Basri mengatakan, secara estimasi kasar perhitungan data sementara berdasarkan kajian kebutuhan pasca bencana hingga kebutuhan rehabilitasi dan rekontruksi, kerugian akibat gempa totalnya mencapai Rp25,6 miliar lebih.

“Pendataan masih terus dilakukan. Bisa saja masih ada kerusakan yang belum tercatat,” tutur Johny, Minggu (3/3).

Rumah yang mengalami kerusakan berat tidak lagi ditempati penghuni. Warga memilih tinggal di tenda sementara ketimbang harus menginap di rumah. Apalagi, guncangan gempa susulan masih kerap terjadi. “Tenda yang paling dibutuhkan saat ini. Kami butuh sekitar 30 tenda lagi. Untuk logistik makanan lumayan, karena berbagai bantuan dari pusat hingga daerah lain terus mengalir,” beber Johny.

Pihaknya bersama tim relawan juga sudah membuka dapur umum sejak Sabtu (2/3) lalu. Dapur tersebut akan terus dibuka hingga kondisi betul-betul pulih. “Pasokan air bersih masih lancar. Yang mendesak itu tenda. Sebab, masih banyak warga trauma dan takut pulang ke rumah,” imbuh Johny.

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria, memastikan akan terus fokus mengerahkan semua tenaga untuk membantu korban terdampak gempa. Pihaknya juga telah mengadukan persoalan kekurangan tenda ke BNPB pusat dan provinsi. “Semua fokus di daerah terdampak gempa sampai kondisi pulih,” tegasnya.

Sementara itu, Stasiun Badan Metrologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) Padang Panjang, Sumbar, memasang alat sensor getar (seismometer) di daerah paling parah terdampak gempa Solok Selatan. Pemasangan alat pendeteksi getaran di permukaan tanah itu, guna memastikan detail penyebab gempa yang merusak hampir 500 unit rumah tersebut.

Minggu (3/3), sensor seismik portabel yang dipasang BMKG Padang Panjang telah mencatat 33 kali event (getaran) gempa. Event gempa itu merupakan aktivitas seismik sangat lokal. “33 event gempa itu di kedalaman dangkal dan memiliki magnitudo kurang dari 3,” ungkap Kepala Stasiun BMKG Padang Panjang Irwan Slamet, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/3).

Menurut laporan masyarakat, beberapa kali terjadi goncangan disertai dengan bunyi dentuman. “Dari 33 event gempa itu, 5 di antaranya dirasakan warga sekitar,” kata Irwan.

Seperti diketahui, gempabumi tektonik berkekuatan 5,3 SR mengguncang Solok Selatan, Sumbar, sekira pukul 06.27 WIB, 28 Februari lalu. Episenter gempabumi ini berada di koordinat 1,4 LS dan 101,53 BT, atau tepatnya berlokasi di darat, 36 kilometer arah timur laut Padang Aro, Kabupaten Solok Selatan, di kedalaman 10 kilometer.

Bencana alam ini merusak sebanyak 480 unit rumah warga hingga belasan fasum. Mulai dari sekolah hingga rumah ibadah yang tersebar di 3 kecamatan. (jpc/saz)

ist
TUNJUK: Seorang warga menunjuk rumah yang rusak akibat gempa di Solok Selatan, Sumbar, baru-baru ini.

SOLOK, SUMUTPOS.CO – Bencana gempa yang mengguncang Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), menimbulkan kerugian hingga Rp25,6 miliar lebih. Bahkan, jumlah kerusakan rumah juga terus bertambah.

Semula, jumlah rumah warga yang rusak di 3 kecamatan hanya 398 unit. Namun, setelah terus dilakukan pendataan, terkonfirmasi kerusakan rumah mencapai 480 unit. Selain itu, 15 fasilitas umum, seperti rumah ibadah, Puskesmas, hingga sekolah, juga dilaporkan rusak akibat gempa.

Kepala BPBD Solok Selatan, Johny Hasan Basri mengatakan, secara estimasi kasar perhitungan data sementara berdasarkan kajian kebutuhan pasca bencana hingga kebutuhan rehabilitasi dan rekontruksi, kerugian akibat gempa totalnya mencapai Rp25,6 miliar lebih.

“Pendataan masih terus dilakukan. Bisa saja masih ada kerusakan yang belum tercatat,” tutur Johny, Minggu (3/3).

Rumah yang mengalami kerusakan berat tidak lagi ditempati penghuni. Warga memilih tinggal di tenda sementara ketimbang harus menginap di rumah. Apalagi, guncangan gempa susulan masih kerap terjadi. “Tenda yang paling dibutuhkan saat ini. Kami butuh sekitar 30 tenda lagi. Untuk logistik makanan lumayan, karena berbagai bantuan dari pusat hingga daerah lain terus mengalir,” beber Johny.

Pihaknya bersama tim relawan juga sudah membuka dapur umum sejak Sabtu (2/3) lalu. Dapur tersebut akan terus dibuka hingga kondisi betul-betul pulih. “Pasokan air bersih masih lancar. Yang mendesak itu tenda. Sebab, masih banyak warga trauma dan takut pulang ke rumah,” imbuh Johny.

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria, memastikan akan terus fokus mengerahkan semua tenaga untuk membantu korban terdampak gempa. Pihaknya juga telah mengadukan persoalan kekurangan tenda ke BNPB pusat dan provinsi. “Semua fokus di daerah terdampak gempa sampai kondisi pulih,” tegasnya.

Sementara itu, Stasiun Badan Metrologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) Padang Panjang, Sumbar, memasang alat sensor getar (seismometer) di daerah paling parah terdampak gempa Solok Selatan. Pemasangan alat pendeteksi getaran di permukaan tanah itu, guna memastikan detail penyebab gempa yang merusak hampir 500 unit rumah tersebut.

Minggu (3/3), sensor seismik portabel yang dipasang BMKG Padang Panjang telah mencatat 33 kali event (getaran) gempa. Event gempa itu merupakan aktivitas seismik sangat lokal. “33 event gempa itu di kedalaman dangkal dan memiliki magnitudo kurang dari 3,” ungkap Kepala Stasiun BMKG Padang Panjang Irwan Slamet, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/3).

Menurut laporan masyarakat, beberapa kali terjadi goncangan disertai dengan bunyi dentuman. “Dari 33 event gempa itu, 5 di antaranya dirasakan warga sekitar,” kata Irwan.

Seperti diketahui, gempabumi tektonik berkekuatan 5,3 SR mengguncang Solok Selatan, Sumbar, sekira pukul 06.27 WIB, 28 Februari lalu. Episenter gempabumi ini berada di koordinat 1,4 LS dan 101,53 BT, atau tepatnya berlokasi di darat, 36 kilometer arah timur laut Padang Aro, Kabupaten Solok Selatan, di kedalaman 10 kilometer.

Bencana alam ini merusak sebanyak 480 unit rumah warga hingga belasan fasum. Mulai dari sekolah hingga rumah ibadah yang tersebar di 3 kecamatan. (jpc/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/