26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kereta Api Tembus Sumatera-Jawa

Terhubung dengan Jembatan Selat Sunda

JAKARTA-Rencana pembangunan jalur kereta api (KA) Lampung-Aceh, yang disebut dengan Trans Sumatera Railways rupanya sudah digodok secara matang oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Nantinya, jalur KA tersebut akan menembus dari ujung Sumatera hingga terhubung dengan Jembatan Selat Sunda untuk menuju Jawa.

Detil tahapan pembangunan bahkan sudah tertuang secara rinci dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (Ripnas). Dengan kata lain, jalur KA lintas Sumatera ini nantinya menghubungkan jalur KA eksisting yang sudah ada yaitu di Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung menjadi jaringan jalur KA yang saling terhubung.

Setelah itu, rel tidak berhenti dan menyambung di Jembatan  Selat Sunda yang sebelumnya telah dirancang.

Jalur yang ditargetkan beroperasi pada 2030 ini akan dilayani 145 lokomotif dan 1.435 unit kereta, untuk mengangkut penumpang sebesar 48 juta orang per tahun. Jumlah penumpang itu merupakan perkiraan yang dibuat kementerian yang kini dipimpin EE Mangindaan itu.

Sedangkan untuk angkutan barang dibutuhkan lokomotif sebanyak 760 unit dan gerbong sebanyak 15.170 unit untuk mengangkut barang sebesar 403.000.000 ton per tahun.

Sebelumnya Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, menyebutkan, studi untuk persiapan pembangunan sudah kelar 2012 ini.
“Studi sedang dilakukan pemerintah dan akan memperhatikan titik-titik ekonomi di wilayah yang akan dilewati jalur kereta tersebut. Mudah-mudahan studi bisa selesai Agustus 2012,” ujar Bambang Susantono.

Jalur kereta api trans Sumatera tersebut nantinya akan menghubungkan Lampung hingga Aceh sepanjang 2.168 kilometer. Mengenai rencana kebutuhan sarana perkeretapian tersebut, akan dipenuhi secara periodik. Kurun 2011-2015, 30 lokomotif dan 285 kereta. Kurun 2016-2020, sebanyak 50 lokomotif dan 470 kereta. Periode 2021-2025 sebanyak 85 lokomotif dan 815 kereta, dan 2025-2030 sebanyak 145 lokomotif dan 1.435 kereta.
Estimasi jumlah penumpang dan pergerakan antarprovinsi juga sudah dibuat secara rinci. Khusus dari Sumut ada 583 ribu penumpang per tahun.

Pergerakan penumpang dari NAD-Sumut 206 ribu, Sumbar-Sumut 119 ribu, Riau-Sumut 2.795.000, Jambi-Sumut 519 ribu, Sumsel-Sumut 2.203.000 .
Dijabarkan juga di Ripnas, selama kurun waktu 70 tahun (1939-2009) terdapat kecenderungan terjadinya penurunan prasarana jalan KA yang dioperasikan.

Panjang jalan KA yang beroperasi tahun 2009 sepanjang 4.684 km (Jawa sepanjang 3.464 Km dan Sumatera sepanjang 1.350 Km), mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 1939 yaitu total Jawa sepanjang 6.324 km dan Sumatera sepanjang 1.833 km.

Jumlah prasarana lainnya juga mengalami penurunan adalah stasiun, turun dari 1.516 stasiun pada tahun 1955/1956 menjadi sekitar 572 stasiun pada tahun 2009. Selain kuantitas, tipe/jenis jalan rel yang dimiliki cukup bervariasi, hal ini berpengaruh terhadap tonase yang dapat dilayani.

Mengenai tahapan pembangunan prasarananya, akan dilakukan secara bertahap. Pertama, pengembangan jaringan dan layanan kereta api antarkota. Yakni lintas utama dengan prioritas tinggi pada lintas mencakup Besitang – Banda Aceh, Duri – Pekanbaru – Muaro, Teluk Kuantan – Muaro Bungo, Betung – Simpang, Simpang – Tanjung Api-api, KM3 – Bakauheni, Teluk Kuantan – Muarobungo – Jambi, termasuk lintas Sei Mangkei – Bandar Tinggi – Kuala Tanjung, Stasiun Sukacita – Stasiun Kertapati, Tanjung Enim- Baturaja, Shortcut Rejosari – Tarahan, Solok – Padang.

Ketiga, pengembangan dan layanan kereta api perkotaan yaitu meliputi kota Medan, Pekanbaru, Padang, Palembang, Bandar Lampung dan Batam.
Keempat, pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan pusat kota dengan bandara yaitu Kualanamu (Medan), Minangkabau (Padang), SM Badarrudin (Palembang) dan Hang Nadim (Batam).

Kelima, pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan wilayah sumberdaya alam atau kawasan produksi dengan pelabuhan meliputi: Lhokseumawe (NAD), Belawan (Sumatera Utara), Tanjung Api-api (Sumatera Selatan), Dumai (Riau), Teluk Bayur (Sumatera Barat), Panjang (Lampung).

Keenam, pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera (Interkoneksi) dengan pembangunan Jembatan Selat Sunda.

Untuk kebutuhan sarana perkeretaapian untuk pelayanan kereta api perkotaan diperkirakan mencapai 2.944 unit yang tersebar di beberapa kota seperti: Medan (384 unit), Palembang (384 unit), Pekanbaru (512 unit), Padang (512 unit), Lampung (256 unit) dan Batam (384 unit).

Wamenhub Bambang Susantono sebelumnya menjelaskan, studi pembangunan jalur kereta trans Sumatera ini sudah mulai dilakukan secara terpisah di sejumlah provinsi dan untuk realisasinya akan dilakukan melalui kerja sama pemerintah dan swasta (KPS). Sebab dana yang dibutuhkan untuk membangun rel kereta cukup besar sehingga perlu keterlibatan investor swasta.

“Perhitungan saat ini, pembangunannya akan menghabiskan dana sekitar Rp60 triliun-Rp 70 triliun. Rencananya, sekitar 70 persen sumber dana berasal dari pemerintah, sisanya sebesar 30 persen swasta,” tukasnya. (sam)

Trans Sumatera Railways

[table]

Jalur yang ditargetkan beroperasi: ,2030
Akhir Studi Persiapan Pembangunan: ,2012

[/table]
[table caption=”Kereta Api Penumpang”]
Jumlah Lokomotif ,145
Jumlah Kereta Api,: 1.435 unit
Jumlah Penumpang per Tahun,: 48.000.000 jiwa[/table]

 

[table caption=”Kereta Api Barang”]
Jumlah lokomotif ,760 unit
Jumlah Gerbong ,15.170 unit
Jumlah Barang per Tahun,: 403.000.000 ton[/table]

[table caption=”Jalur Aceh-Lampung”]
Panjang rel,: 2.168 kilometer
Sarana perkeretapian[attr colspan=”2″]
Periode 2011-2015,: 30 lokomotif dan 285 kereta
Periode 2016-2020,: 50 lokomotif dan 470 kereta.
Periode 2021-2025,: 85 lokomotif dan 815 kereta
Periode 2025-2030,: 145 lokomotif dan 1435 kereta[/table]

 

[table caption=”Estimasi jumlah penumpang dan pergerakan antarprovinsi”]
Sumut,: 583 ribu penumpang per tahun
Pergerakan penumpang dari NAD-Sumut: ,206 ribu
Sumbar-Sumut 1,19 ribu
Riau-Sumut ,2.795.000
Jambi-Sumut ,519 ribu
Sumsel-Sumut ,2.203.000.
Bengkulu-Sumut ,484 ribu
Lampung-Sumut ,1.432.000
Babel-Sumut ,186 ribu
Kepri-Sumut ,305 ribu.

[/table]

Tahapan Pembangunan Prasarana:

1. Pengembangan jaringan dan layanan kereta api antarkota.

– Lintas utama dengan prioritas tinggi:

  • Besitang – Banda Aceh
  • Duri – Pekanbaru – Muaro
  • Teluk Kuantan – Muaro Bingo
  • Betung – Simpang
  • Simpang – Tanjung Api-api
  • KM3 – Bakauheni
  • Teluk Kuantan – Muarobungo – Jambi
  • Sei Mangkei – Bandar Tinggi – Kuala Tanjung
  • Stasiun Sukacita – Stasiun Kertapati
  • Tanjung Enim- Baturaja
  • Shortcut Rejosari – Tarahan
  • Solok – Padang

– Lintas utama dengan prioritas sedang

  • Rantau Prapat – Duri – Dumai
  • Jambi – Betung

– Lintas utama dengan prioritas rendah

  • Kota Padang – Bengkulu
  • Bengkulu – Padang
  • Sibolga – Padangsidimpuan – Rantauprapat
  • Pekanbaru – Jambi dan Muaro – Teluk Kuantan -Rengat – Kuala Enok

2. Pengembangan jaringan dan layanan kereta api regional yaitu meliputi lintas:

  • Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo)
  • Patungraya (Palembang, Betung, Indralaya, Kayu Agung)

3. Pengembangan dan layanan kereta api perkotaan yaitu:

  • Medan
  • Pekanbaru
  • Padang
  • Palembang
  • Bandar Lampung
  • Batam

-Kebutuhan sarana perkeretaapian untuk pelayanan kereta api perkotaan diperkirakan mencapai 2.944 unit:

  • Medan: 384 unit)
  • Palembang: 384 unit)
  • Pekanbaru: 512 unit)
  • Padang: 512 unit)
  • Lampung: 256 unit)
  • Batam: 384 unit).

4. Pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan pusat kota dengan bandara yaitu:

  • Kualanamu (Medan)
  • Minangkabau (Padang)
  • SM Badarrudin (Palembang)
  • Hang Nadim (Batam)

5. Pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan wilayah sumberdaya alam atau kawasan produksi dengan pelabuhan meliputi:

  • Lhokseumawe (NAD)
  • Belawan (Sumatera Utara)
  • Tanjung Api-api (Sumatera Selatan)
  • Dumai (Riau)
  • Teluk Bayur (Sumatera Barat)
  • Panjang (Lampung)

6. Pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera (Interkoneksi) dengan pembangunan Jembatan Selat Sunda.

Sumber: Rencana Induk Perkeretaapian Nasional Kemenhub

Terhubung dengan Jembatan Selat Sunda

JAKARTA-Rencana pembangunan jalur kereta api (KA) Lampung-Aceh, yang disebut dengan Trans Sumatera Railways rupanya sudah digodok secara matang oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Nantinya, jalur KA tersebut akan menembus dari ujung Sumatera hingga terhubung dengan Jembatan Selat Sunda untuk menuju Jawa.

Detil tahapan pembangunan bahkan sudah tertuang secara rinci dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (Ripnas). Dengan kata lain, jalur KA lintas Sumatera ini nantinya menghubungkan jalur KA eksisting yang sudah ada yaitu di Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung menjadi jaringan jalur KA yang saling terhubung.

Setelah itu, rel tidak berhenti dan menyambung di Jembatan  Selat Sunda yang sebelumnya telah dirancang.

Jalur yang ditargetkan beroperasi pada 2030 ini akan dilayani 145 lokomotif dan 1.435 unit kereta, untuk mengangkut penumpang sebesar 48 juta orang per tahun. Jumlah penumpang itu merupakan perkiraan yang dibuat kementerian yang kini dipimpin EE Mangindaan itu.

Sedangkan untuk angkutan barang dibutuhkan lokomotif sebanyak 760 unit dan gerbong sebanyak 15.170 unit untuk mengangkut barang sebesar 403.000.000 ton per tahun.

Sebelumnya Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, menyebutkan, studi untuk persiapan pembangunan sudah kelar 2012 ini.
“Studi sedang dilakukan pemerintah dan akan memperhatikan titik-titik ekonomi di wilayah yang akan dilewati jalur kereta tersebut. Mudah-mudahan studi bisa selesai Agustus 2012,” ujar Bambang Susantono.

Jalur kereta api trans Sumatera tersebut nantinya akan menghubungkan Lampung hingga Aceh sepanjang 2.168 kilometer. Mengenai rencana kebutuhan sarana perkeretapian tersebut, akan dipenuhi secara periodik. Kurun 2011-2015, 30 lokomotif dan 285 kereta. Kurun 2016-2020, sebanyak 50 lokomotif dan 470 kereta. Periode 2021-2025 sebanyak 85 lokomotif dan 815 kereta, dan 2025-2030 sebanyak 145 lokomotif dan 1.435 kereta.
Estimasi jumlah penumpang dan pergerakan antarprovinsi juga sudah dibuat secara rinci. Khusus dari Sumut ada 583 ribu penumpang per tahun.

Pergerakan penumpang dari NAD-Sumut 206 ribu, Sumbar-Sumut 119 ribu, Riau-Sumut 2.795.000, Jambi-Sumut 519 ribu, Sumsel-Sumut 2.203.000 .
Dijabarkan juga di Ripnas, selama kurun waktu 70 tahun (1939-2009) terdapat kecenderungan terjadinya penurunan prasarana jalan KA yang dioperasikan.

Panjang jalan KA yang beroperasi tahun 2009 sepanjang 4.684 km (Jawa sepanjang 3.464 Km dan Sumatera sepanjang 1.350 Km), mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 1939 yaitu total Jawa sepanjang 6.324 km dan Sumatera sepanjang 1.833 km.

Jumlah prasarana lainnya juga mengalami penurunan adalah stasiun, turun dari 1.516 stasiun pada tahun 1955/1956 menjadi sekitar 572 stasiun pada tahun 2009. Selain kuantitas, tipe/jenis jalan rel yang dimiliki cukup bervariasi, hal ini berpengaruh terhadap tonase yang dapat dilayani.

Mengenai tahapan pembangunan prasarananya, akan dilakukan secara bertahap. Pertama, pengembangan jaringan dan layanan kereta api antarkota. Yakni lintas utama dengan prioritas tinggi pada lintas mencakup Besitang – Banda Aceh, Duri – Pekanbaru – Muaro, Teluk Kuantan – Muaro Bungo, Betung – Simpang, Simpang – Tanjung Api-api, KM3 – Bakauheni, Teluk Kuantan – Muarobungo – Jambi, termasuk lintas Sei Mangkei – Bandar Tinggi – Kuala Tanjung, Stasiun Sukacita – Stasiun Kertapati, Tanjung Enim- Baturaja, Shortcut Rejosari – Tarahan, Solok – Padang.

Ketiga, pengembangan dan layanan kereta api perkotaan yaitu meliputi kota Medan, Pekanbaru, Padang, Palembang, Bandar Lampung dan Batam.
Keempat, pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan pusat kota dengan bandara yaitu Kualanamu (Medan), Minangkabau (Padang), SM Badarrudin (Palembang) dan Hang Nadim (Batam).

Kelima, pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan wilayah sumberdaya alam atau kawasan produksi dengan pelabuhan meliputi: Lhokseumawe (NAD), Belawan (Sumatera Utara), Tanjung Api-api (Sumatera Selatan), Dumai (Riau), Teluk Bayur (Sumatera Barat), Panjang (Lampung).

Keenam, pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera (Interkoneksi) dengan pembangunan Jembatan Selat Sunda.

Untuk kebutuhan sarana perkeretaapian untuk pelayanan kereta api perkotaan diperkirakan mencapai 2.944 unit yang tersebar di beberapa kota seperti: Medan (384 unit), Palembang (384 unit), Pekanbaru (512 unit), Padang (512 unit), Lampung (256 unit) dan Batam (384 unit).

Wamenhub Bambang Susantono sebelumnya menjelaskan, studi pembangunan jalur kereta trans Sumatera ini sudah mulai dilakukan secara terpisah di sejumlah provinsi dan untuk realisasinya akan dilakukan melalui kerja sama pemerintah dan swasta (KPS). Sebab dana yang dibutuhkan untuk membangun rel kereta cukup besar sehingga perlu keterlibatan investor swasta.

“Perhitungan saat ini, pembangunannya akan menghabiskan dana sekitar Rp60 triliun-Rp 70 triliun. Rencananya, sekitar 70 persen sumber dana berasal dari pemerintah, sisanya sebesar 30 persen swasta,” tukasnya. (sam)

Trans Sumatera Railways

[table]

Jalur yang ditargetkan beroperasi: ,2030
Akhir Studi Persiapan Pembangunan: ,2012

[/table]
[table caption=”Kereta Api Penumpang”]
Jumlah Lokomotif ,145
Jumlah Kereta Api,: 1.435 unit
Jumlah Penumpang per Tahun,: 48.000.000 jiwa[/table]

 

[table caption=”Kereta Api Barang”]
Jumlah lokomotif ,760 unit
Jumlah Gerbong ,15.170 unit
Jumlah Barang per Tahun,: 403.000.000 ton[/table]

[table caption=”Jalur Aceh-Lampung”]
Panjang rel,: 2.168 kilometer
Sarana perkeretapian[attr colspan=”2″]
Periode 2011-2015,: 30 lokomotif dan 285 kereta
Periode 2016-2020,: 50 lokomotif dan 470 kereta.
Periode 2021-2025,: 85 lokomotif dan 815 kereta
Periode 2025-2030,: 145 lokomotif dan 1435 kereta[/table]

 

[table caption=”Estimasi jumlah penumpang dan pergerakan antarprovinsi”]
Sumut,: 583 ribu penumpang per tahun
Pergerakan penumpang dari NAD-Sumut: ,206 ribu
Sumbar-Sumut 1,19 ribu
Riau-Sumut ,2.795.000
Jambi-Sumut ,519 ribu
Sumsel-Sumut ,2.203.000.
Bengkulu-Sumut ,484 ribu
Lampung-Sumut ,1.432.000
Babel-Sumut ,186 ribu
Kepri-Sumut ,305 ribu.

[/table]

Tahapan Pembangunan Prasarana:

1. Pengembangan jaringan dan layanan kereta api antarkota.

– Lintas utama dengan prioritas tinggi:

  • Besitang – Banda Aceh
  • Duri – Pekanbaru – Muaro
  • Teluk Kuantan – Muaro Bingo
  • Betung – Simpang
  • Simpang – Tanjung Api-api
  • KM3 – Bakauheni
  • Teluk Kuantan – Muarobungo – Jambi
  • Sei Mangkei – Bandar Tinggi – Kuala Tanjung
  • Stasiun Sukacita – Stasiun Kertapati
  • Tanjung Enim- Baturaja
  • Shortcut Rejosari – Tarahan
  • Solok – Padang

– Lintas utama dengan prioritas sedang

  • Rantau Prapat – Duri – Dumai
  • Jambi – Betung

– Lintas utama dengan prioritas rendah

  • Kota Padang – Bengkulu
  • Bengkulu – Padang
  • Sibolga – Padangsidimpuan – Rantauprapat
  • Pekanbaru – Jambi dan Muaro – Teluk Kuantan -Rengat – Kuala Enok

2. Pengembangan jaringan dan layanan kereta api regional yaitu meliputi lintas:

  • Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo)
  • Patungraya (Palembang, Betung, Indralaya, Kayu Agung)

3. Pengembangan dan layanan kereta api perkotaan yaitu:

  • Medan
  • Pekanbaru
  • Padang
  • Palembang
  • Bandar Lampung
  • Batam

-Kebutuhan sarana perkeretaapian untuk pelayanan kereta api perkotaan diperkirakan mencapai 2.944 unit:

  • Medan: 384 unit)
  • Palembang: 384 unit)
  • Pekanbaru: 512 unit)
  • Padang: 512 unit)
  • Lampung: 256 unit)
  • Batam: 384 unit).

4. Pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan pusat kota dengan bandara yaitu:

  • Kualanamu (Medan)
  • Minangkabau (Padang)
  • SM Badarrudin (Palembang)
  • Hang Nadim (Batam)

5. Pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan wilayah sumberdaya alam atau kawasan produksi dengan pelabuhan meliputi:

  • Lhokseumawe (NAD)
  • Belawan (Sumatera Utara)
  • Tanjung Api-api (Sumatera Selatan)
  • Dumai (Riau)
  • Teluk Bayur (Sumatera Barat)
  • Panjang (Lampung)

6. Pengembangan jaringan dan layanan kereta api yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera (Interkoneksi) dengan pembangunan Jembatan Selat Sunda.

Sumber: Rencana Induk Perkeretaapian Nasional Kemenhub

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/