25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bayi 4 Kg Lahir Tanpa Bidan

gempa TAKENGON-Malam itu, Selasa (2/7) sekitar pukul 02.00 dini hari, mendadak suara bayi memecahkan suasana sedih yang menyelimuti Desa Blang Mancung Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah. Seorang bayi seberat 4 kilogram (kg) selamat lahir ke dunia meski tidak didampingi bidan.  Perjuangan sang ibu yang terpaksa diselamatkan ke posko pengungsian itu pun seakan memberi pesan bahwa warga yang selamat dari musibah gempa tidak boleh menyerah. “Sebelum gempa saya sudah masuk Posyandu, siap-siap melahirkan. Tapi itulah dia, gempa. Saya pun dipindahkan ke tempat ini (posko pengungsian, Red) karena Posyandu tak bisa ditempati,” aku Jasmani (38), ibu sang bayi kepada Sumut Pos, Rabu (3/7).   Posko pengungsian yang dimaksud Jasmani tak lainn  adalah sebuah gubuk kecil. Posko itu memang sengaja dibuat warga untuk Jasmani yang sedang hamil tua. Dindingnya pun tak lengkap, terdiri dari keping seng dan triplek bekas reruntuhan, masih banyak yang berlubang. Sedangkan lantainya hanya karpet berwarna cokelat yang ditutupi kasur tipis. Sebuah ruang bersalin yang sangat tidak layak. “Bidannya kena kaca. Kakinya luka. Dia tidak bisa menolong saya melahirkan. Untuk ada ibu-ibu dari Takengon itu (rombongan perawat yang hadir karena gempa, Red), kalau tidak tak tahulah saya bagaimana,” kenang Jasmani sembari sesekali melirik bayinya yang masih berumur sehari itu dalam pangkuan. Di sisi mereka berdua, terlihat anak pertama Jasmani tertidur nyenyak. Tanpa ditanya, Jasmani pun bercerita soal gempa yang membuat Desa Blang Mancung luluh lantak. “Lampu pun mati… kami hanya pakai lampu petromaks. Beruntung, karena saya hamil, tetangga mendahulukan keperluan saya,” kata Jasmani lagi tanpa lupa mengucap syukur pada Tuhan. Setelah itu, sang bayi yang beruntung tersebut menangis. Keras. Jasmani sibuk mengurusnya. Sang kakak, yang tertidur di sisi kanan, tetap saja tertidur.  Sumut Pos mengalihkan perhatian ke warga lain. Desa Blang Mancung merupakan salahsatu desa yang memiliki tingkat kerusakan paling parah akibat gempa tempo hari. Banyak rumah yang rata dengan tanah. Keadaan makin parah karena kemarin turun hujan. Tak pelak, kebutuhan korban dalam posisi rawan. Menurut Wakil Bupati Aceh Tengah, Khairul Asmara, ada delapan kecamatan yang didera gempa dengan hebat. Kecamatan itu adalah Ketol, Kutup Penang, Rusif Antara, Bies, Selenara, Bebesan, Kebayakan, dan Lau tawar. “Alhamdulillah bantuan sudah mulai masuk, walau pun masih belum memenuhi secara keseluruhannya,” kata Khairul Asmara. Hingga kemarin sore, dilaporkan 24 orang ditemukan tewas. Dua orang masih dinyatakan hilang, dan ribuan lainnya terpaksa mengungsi karena kediaman mereka rusak parah hingga rata dengan tanah. Usai gempa utama pada pukul 14.37.03 yang berlangsung antara 15 sampai 45 detik, hingga kemarin pagi telah terjadi sedikitnya 15 kali gempa susulan. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, ada dua kali gempa susulan yang cukup kuat. Gempa susulan pertama terjadi pada pukul 20.55.38 dengan kekuatan 5,5 SR. Gempa susulan kedua terjadi pukul 22.36.44 dengan kekuatan 5,3 SR. Jika gempa utama berpusat di tenggara Kabupaten Bener Meriah, maka gempa susulan berpusat di barat daya kabupaten tersebut. “Sampai saat ini gempa tidak mempengaruhi aktivitas gunung Bumi Telong di Kabupaten Bener Meriah,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor di Jakarta kemarin. Meski tidak sampai mempengaruhi aktivitas gunung di Bener Meriah, tak urung gempa tersebut dirasakan cukup kuat oleh masyarakat. Sebab, epicentrum (pusat) gempa berada di daratan. Menurut Sutopo, dengan kekuatan yang sama, gempa yang berpusat di daratan akan dirasakan lebih kuat dibandingkan dengan gempa yang berpusat di laut. Gempa di Bener Meriah terjadi akibat aktivitas sesar (rekahan) aktif di daratan pada segmen Aceh dari sesar Sumatera atau Sesar Semangko. Sutopo menuturkan, Sesar Sumatera memiliki 19 segmen dengan panjang keseluruhan 1.900 km dari Aceh hingga Lampung. Sesar tersebut  sangat aktif dan berbentuk strike-slip atau sesar geser. “Semua segmen berpotensi menimbulkan gempa,” terangnya. Dua kabupaten terkena dampak paling parah dari gempa tersebut. Selain Kabupaten Bener Meriah, ada Kabupaten Aceh Tengah yang juga mengalami kerusakan parah. Hingga kemarin sore, BNPB menerima laporan 24 orang ditemukan tewas. 14 orang di antaranya ada di Bener Meriah, sisanya di Aceh Tengah.  “Hampir semuanya meninggal akibat keruntuhan bangunan atau terkena longsoran, bukan karena gempa,” lanjut alumnus UGM itu. BNPB juga mencatat dua orang masih dinyatakan hilang. Sementara, 249 orang luka-luka dan sekitar 375 rumah dan bangunan lainnya rusak. Jaringan komunikasi maupun PLN juga sempat putus. Untuk jumlah pengungsi, Sutopo menyatakan tim yang berada di lapangan tidak sempat menghitung. Saat ini, mereka fokus pada upaya tanggap darurat dan penanganan para korban. Yang jelas, telah didirikan lima titik pengungsian di Bener Meriah dan 10 titik di Aceh Tengah. “Beberapa titik pengungsian dilaporkan diisi sekitar 700 orang per lokasi,” jelasnya. Bupati Bener Meriah telah menetapkan masa tanggap darurat selama seminggu, terhitung kemarin hingga 9 Juli mendatang. Sejak hari terjadinya gempa, sebagian besar logistik yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) sudah disalurkan. Kemarin, datang lagi logistic berupa bahan makanan dan tenda sebanyak tiga truk dari BNPB. Sutopo menyatakan, pihaknya tidak langsung mengalokasikan dana tanggap bencana nasional untuk Aceh. Sebab, sudah cukup banyak logistik yang disalurkan. Namun, saat ini dana segar Rp 40 miliar sudah siap dan bisa digunakan sewaktu-waktu bila dibutuhkan. Terutama, untuk keperluan rehabilitasi pascagempa. Selain BNPB, sejumlah kementerian juga ikut serta dalam penanganan bencana tersebut. Kemarin pagi, Menkokesra Agung Laksono dan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri langsung terbang ke NAD. Bersama mereka ada pula tim dari Kementerian Kesehatan dan kementerian Pekerjaan Umum. Kemensos langsung mengirimkan bantuan 30 ton beras, sarden, tenda, matras, dan beberapa jenis logistik lain senilai Rp2,1 miliar. Sementara, Kementerian Kesehatan mengirim sejumlah tenaga medis untuk menangani para korban luka. Sedangkan, KemenPU mengirim sejumlah peralatan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dasar. Kepala Pusat Komunikasi Publik KemenPU Danis H Sumadilaga mengatakan, pihaknya telah menempatkan dua mobil tangki air dan 20 hidran umum di Bener Meriah. Mobil tersebut diletakkan di RSUD Bener Meriah. Sedangkan, dua excavator saat ini sedang bekerja membersihkan longsoran yang menutupi jalan agar memudahkan pengiriman logistik. Kemudian, pihaknya juga sudah menyetok infrastruktur darurat di Medan, Sumatera Utara. Terdiri dari lima unit mobil tangki air, 40 unit hidran umum dan 40 toilet knock down. “Infrastruktur itu sudah siap untuk dimobilisasi sewaktu-waktu,” terangnya kemarin. Danis menyebut, jalan utama yang rusak parah adalah ruas Bireuen-Takengon. Jalan nasional itu mengalami kerusakan berupa retakan maupun tertimbun longsor. Kerusakan terutama berlokasi di sejumlah titik di KM 82 sampai KM 95. (mag-11/byu/jpnn)

gempa TAKENGON-Malam itu, Selasa (2/7) sekitar pukul 02.00 dini hari, mendadak suara bayi memecahkan suasana sedih yang menyelimuti Desa Blang Mancung Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah. Seorang bayi seberat 4 kilogram (kg) selamat lahir ke dunia meski tidak didampingi bidan.  Perjuangan sang ibu yang terpaksa diselamatkan ke posko pengungsian itu pun seakan memberi pesan bahwa warga yang selamat dari musibah gempa tidak boleh menyerah. “Sebelum gempa saya sudah masuk Posyandu, siap-siap melahirkan. Tapi itulah dia, gempa. Saya pun dipindahkan ke tempat ini (posko pengungsian, Red) karena Posyandu tak bisa ditempati,” aku Jasmani (38), ibu sang bayi kepada Sumut Pos, Rabu (3/7).   Posko pengungsian yang dimaksud Jasmani tak lainn  adalah sebuah gubuk kecil. Posko itu memang sengaja dibuat warga untuk Jasmani yang sedang hamil tua. Dindingnya pun tak lengkap, terdiri dari keping seng dan triplek bekas reruntuhan, masih banyak yang berlubang. Sedangkan lantainya hanya karpet berwarna cokelat yang ditutupi kasur tipis. Sebuah ruang bersalin yang sangat tidak layak. “Bidannya kena kaca. Kakinya luka. Dia tidak bisa menolong saya melahirkan. Untuk ada ibu-ibu dari Takengon itu (rombongan perawat yang hadir karena gempa, Red), kalau tidak tak tahulah saya bagaimana,” kenang Jasmani sembari sesekali melirik bayinya yang masih berumur sehari itu dalam pangkuan. Di sisi mereka berdua, terlihat anak pertama Jasmani tertidur nyenyak. Tanpa ditanya, Jasmani pun bercerita soal gempa yang membuat Desa Blang Mancung luluh lantak. “Lampu pun mati… kami hanya pakai lampu petromaks. Beruntung, karena saya hamil, tetangga mendahulukan keperluan saya,” kata Jasmani lagi tanpa lupa mengucap syukur pada Tuhan. Setelah itu, sang bayi yang beruntung tersebut menangis. Keras. Jasmani sibuk mengurusnya. Sang kakak, yang tertidur di sisi kanan, tetap saja tertidur.  Sumut Pos mengalihkan perhatian ke warga lain. Desa Blang Mancung merupakan salahsatu desa yang memiliki tingkat kerusakan paling parah akibat gempa tempo hari. Banyak rumah yang rata dengan tanah. Keadaan makin parah karena kemarin turun hujan. Tak pelak, kebutuhan korban dalam posisi rawan. Menurut Wakil Bupati Aceh Tengah, Khairul Asmara, ada delapan kecamatan yang didera gempa dengan hebat. Kecamatan itu adalah Ketol, Kutup Penang, Rusif Antara, Bies, Selenara, Bebesan, Kebayakan, dan Lau tawar. “Alhamdulillah bantuan sudah mulai masuk, walau pun masih belum memenuhi secara keseluruhannya,” kata Khairul Asmara. Hingga kemarin sore, dilaporkan 24 orang ditemukan tewas. Dua orang masih dinyatakan hilang, dan ribuan lainnya terpaksa mengungsi karena kediaman mereka rusak parah hingga rata dengan tanah. Usai gempa utama pada pukul 14.37.03 yang berlangsung antara 15 sampai 45 detik, hingga kemarin pagi telah terjadi sedikitnya 15 kali gempa susulan. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, ada dua kali gempa susulan yang cukup kuat. Gempa susulan pertama terjadi pada pukul 20.55.38 dengan kekuatan 5,5 SR. Gempa susulan kedua terjadi pukul 22.36.44 dengan kekuatan 5,3 SR. Jika gempa utama berpusat di tenggara Kabupaten Bener Meriah, maka gempa susulan berpusat di barat daya kabupaten tersebut. “Sampai saat ini gempa tidak mempengaruhi aktivitas gunung Bumi Telong di Kabupaten Bener Meriah,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor di Jakarta kemarin. Meski tidak sampai mempengaruhi aktivitas gunung di Bener Meriah, tak urung gempa tersebut dirasakan cukup kuat oleh masyarakat. Sebab, epicentrum (pusat) gempa berada di daratan. Menurut Sutopo, dengan kekuatan yang sama, gempa yang berpusat di daratan akan dirasakan lebih kuat dibandingkan dengan gempa yang berpusat di laut. Gempa di Bener Meriah terjadi akibat aktivitas sesar (rekahan) aktif di daratan pada segmen Aceh dari sesar Sumatera atau Sesar Semangko. Sutopo menuturkan, Sesar Sumatera memiliki 19 segmen dengan panjang keseluruhan 1.900 km dari Aceh hingga Lampung. Sesar tersebut  sangat aktif dan berbentuk strike-slip atau sesar geser. “Semua segmen berpotensi menimbulkan gempa,” terangnya. Dua kabupaten terkena dampak paling parah dari gempa tersebut. Selain Kabupaten Bener Meriah, ada Kabupaten Aceh Tengah yang juga mengalami kerusakan parah. Hingga kemarin sore, BNPB menerima laporan 24 orang ditemukan tewas. 14 orang di antaranya ada di Bener Meriah, sisanya di Aceh Tengah.  “Hampir semuanya meninggal akibat keruntuhan bangunan atau terkena longsoran, bukan karena gempa,” lanjut alumnus UGM itu. BNPB juga mencatat dua orang masih dinyatakan hilang. Sementara, 249 orang luka-luka dan sekitar 375 rumah dan bangunan lainnya rusak. Jaringan komunikasi maupun PLN juga sempat putus. Untuk jumlah pengungsi, Sutopo menyatakan tim yang berada di lapangan tidak sempat menghitung. Saat ini, mereka fokus pada upaya tanggap darurat dan penanganan para korban. Yang jelas, telah didirikan lima titik pengungsian di Bener Meriah dan 10 titik di Aceh Tengah. “Beberapa titik pengungsian dilaporkan diisi sekitar 700 orang per lokasi,” jelasnya. Bupati Bener Meriah telah menetapkan masa tanggap darurat selama seminggu, terhitung kemarin hingga 9 Juli mendatang. Sejak hari terjadinya gempa, sebagian besar logistik yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) sudah disalurkan. Kemarin, datang lagi logistic berupa bahan makanan dan tenda sebanyak tiga truk dari BNPB. Sutopo menyatakan, pihaknya tidak langsung mengalokasikan dana tanggap bencana nasional untuk Aceh. Sebab, sudah cukup banyak logistik yang disalurkan. Namun, saat ini dana segar Rp 40 miliar sudah siap dan bisa digunakan sewaktu-waktu bila dibutuhkan. Terutama, untuk keperluan rehabilitasi pascagempa. Selain BNPB, sejumlah kementerian juga ikut serta dalam penanganan bencana tersebut. Kemarin pagi, Menkokesra Agung Laksono dan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri langsung terbang ke NAD. Bersama mereka ada pula tim dari Kementerian Kesehatan dan kementerian Pekerjaan Umum. Kemensos langsung mengirimkan bantuan 30 ton beras, sarden, tenda, matras, dan beberapa jenis logistik lain senilai Rp2,1 miliar. Sementara, Kementerian Kesehatan mengirim sejumlah tenaga medis untuk menangani para korban luka. Sedangkan, KemenPU mengirim sejumlah peralatan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dasar. Kepala Pusat Komunikasi Publik KemenPU Danis H Sumadilaga mengatakan, pihaknya telah menempatkan dua mobil tangki air dan 20 hidran umum di Bener Meriah. Mobil tersebut diletakkan di RSUD Bener Meriah. Sedangkan, dua excavator saat ini sedang bekerja membersihkan longsoran yang menutupi jalan agar memudahkan pengiriman logistik. Kemudian, pihaknya juga sudah menyetok infrastruktur darurat di Medan, Sumatera Utara. Terdiri dari lima unit mobil tangki air, 40 unit hidran umum dan 40 toilet knock down. “Infrastruktur itu sudah siap untuk dimobilisasi sewaktu-waktu,” terangnya kemarin. Danis menyebut, jalan utama yang rusak parah adalah ruas Bireuen-Takengon. Jalan nasional itu mengalami kerusakan berupa retakan maupun tertimbun longsor. Kerusakan terutama berlokasi di sejumlah titik di KM 82 sampai KM 95. (mag-11/byu/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/