26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Lebaran Berbatik

YULTIN KARTASASMITA

BATIK bisa jadi pilihan berbusana dalam berbagai suasana, termasuk saat lebaran nanti.
Karena itulah, Ketua Yayasan Batik Indonesia Yultin Ginandjar Kartasasmita getol mengajak para ibu berbelanja batik untuk dikenakan saat berhari raya.

“Batik itu bisa untuk acara apa pun. Asal kita bisa membuat (modelnya),” kata istri anggota Dewan Pertimbangan Presiden Ginandjar Kartasasmita tersebut.

Apalagi, Indonesia kaya akan jenis kain dan corak batik dari berbagai daerah pun bermacam-macam.
Misalnya, dari Pekalongan, Cirebon, atau Madura.

“Meski saya asli Bandung, koleksi saya tidak hanya batik Tasik (Tasikmalaya, Red). Saya mengambil dari mana saja,” ucapnya.

Dia menuturkan, sejak batik Indonesia diakui UNESCO pada 2009, minat masyarakat terhadap batik terus tumbuh. Mulai anak-anak sampai orang dewasa banyak yang memilih batik untuk dikenakan sehari-hari. “Dapat dikatakan, batik sudah merakyat. Di perkantoran pun wajib memakai seragam batik. Pokoknya tiada hari tanpa batik,” katanya lantas tersenyum.
Selain dapat melestarikan budaya dalam negeri, penggunaan batik dapat mengangkat industri batik lokal. Apalagi, jumlah industri batik tidak sedikit. “Lagi pula harga batik juga tidak mahal. Yang murah pun ada,” ucapnya. (res/c2/ttg/jpnn)

YULTIN KARTASASMITA

BATIK bisa jadi pilihan berbusana dalam berbagai suasana, termasuk saat lebaran nanti.
Karena itulah, Ketua Yayasan Batik Indonesia Yultin Ginandjar Kartasasmita getol mengajak para ibu berbelanja batik untuk dikenakan saat berhari raya.

“Batik itu bisa untuk acara apa pun. Asal kita bisa membuat (modelnya),” kata istri anggota Dewan Pertimbangan Presiden Ginandjar Kartasasmita tersebut.

Apalagi, Indonesia kaya akan jenis kain dan corak batik dari berbagai daerah pun bermacam-macam.
Misalnya, dari Pekalongan, Cirebon, atau Madura.

“Meski saya asli Bandung, koleksi saya tidak hanya batik Tasik (Tasikmalaya, Red). Saya mengambil dari mana saja,” ucapnya.

Dia menuturkan, sejak batik Indonesia diakui UNESCO pada 2009, minat masyarakat terhadap batik terus tumbuh. Mulai anak-anak sampai orang dewasa banyak yang memilih batik untuk dikenakan sehari-hari. “Dapat dikatakan, batik sudah merakyat. Di perkantoran pun wajib memakai seragam batik. Pokoknya tiada hari tanpa batik,” katanya lantas tersenyum.
Selain dapat melestarikan budaya dalam negeri, penggunaan batik dapat mengangkat industri batik lokal. Apalagi, jumlah industri batik tidak sedikit. “Lagi pula harga batik juga tidak mahal. Yang murah pun ada,” ucapnya. (res/c2/ttg/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/