26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Penyidikan Teroris di Solo Penuh Kejanggalan

JAKARTA-Penyidikan terhadap kasus terorisme di Solo terus berlanjut. Yang terbaru, polisi mengklaim menemukan nota pembelian sejumlah barang yang diduga terkait aksi penyerangan pos polisi. “Benar, ada nota pembelian satu jenis pisau komando, dan juga sarung pistol,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar kemarin (03/09).

Menurut Boy, nota itu ditemukan dalam tas pinggang yang dibawa oleh Farhan yang tewas dalam baku tembak di Solo. “Jadi itu bukan di saku, tapi di tas pinggang, selain nota ada juga surat sampai 16 halaman,” katanya.

Dalam surat itu, menurut Boy, motif mereka adalah ingin menegakkan negara dengan syariat Islam. Pada alinea kedua, kata Boy, menjelaskan mereka ingin balas dendam kepada anggota kepolisian. “Balas dendam ini terkait penangkapan yang dilakukan polisi kepada pelaku teroris sebelumnya,” katanya.

Surat itu kini menjadi dasar bagi anggota Densus 88 mengembangkan penyidikan di lapangan. “Saat ini masih dianalisis, termasuk target target lain yang mereka rencanakan,” katanya. Boy menjelaskan, sandi penyerangan dalam kelompok yang diberi nama Abu Musab Al Zarqowy Al Indonesiy ini adalah “main bola”. “Kalau dulu menjadi pengantin, kini sandinya main bola untuk kode penyerangan bagi polisi,” kata mantan Kapolres Pasuruan Jawa Timur ini.
Abu Mus’ab Al Zarqowi adalah nama pimpinan Al Qaeda di Irak. Zarqawi tewas dalam serangan udara di Baquba pada 7 Juni 2006. “Kita bisa lihat afiliasi ideologinya dari surat itu,” katanya.

Secara terpisah, ayah salah satu terduga teroris Mukhsin Sanni Permadi mengaku terkejut anaknya menjadi korban penggerebegan Densus 88. “Dia (Muksin) bilang mau usaha ikan di daerah Banten, katanya temannya sudah punya lapak di Banten dan tinggal pakai saja,” kata ayah Mukhsin, Muslim Canni Assidiqie kepada wartawan di rumahnnya yang beralamat di Jalan Raya Condet Jalan Haji Latif RT 3 RW 3 No. 26 , Jakarta Timur kemarin.

Muslim pun kaget mendengar bahwa anaknya meninggal karena diduga terlibat dalam jaringan teroris yang meneror Kota Solo. (rdl/ind/jpnn)

JAKARTA-Penyidikan terhadap kasus terorisme di Solo terus berlanjut. Yang terbaru, polisi mengklaim menemukan nota pembelian sejumlah barang yang diduga terkait aksi penyerangan pos polisi. “Benar, ada nota pembelian satu jenis pisau komando, dan juga sarung pistol,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar kemarin (03/09).

Menurut Boy, nota itu ditemukan dalam tas pinggang yang dibawa oleh Farhan yang tewas dalam baku tembak di Solo. “Jadi itu bukan di saku, tapi di tas pinggang, selain nota ada juga surat sampai 16 halaman,” katanya.

Dalam surat itu, menurut Boy, motif mereka adalah ingin menegakkan negara dengan syariat Islam. Pada alinea kedua, kata Boy, menjelaskan mereka ingin balas dendam kepada anggota kepolisian. “Balas dendam ini terkait penangkapan yang dilakukan polisi kepada pelaku teroris sebelumnya,” katanya.

Surat itu kini menjadi dasar bagi anggota Densus 88 mengembangkan penyidikan di lapangan. “Saat ini masih dianalisis, termasuk target target lain yang mereka rencanakan,” katanya. Boy menjelaskan, sandi penyerangan dalam kelompok yang diberi nama Abu Musab Al Zarqowy Al Indonesiy ini adalah “main bola”. “Kalau dulu menjadi pengantin, kini sandinya main bola untuk kode penyerangan bagi polisi,” kata mantan Kapolres Pasuruan Jawa Timur ini.
Abu Mus’ab Al Zarqowi adalah nama pimpinan Al Qaeda di Irak. Zarqawi tewas dalam serangan udara di Baquba pada 7 Juni 2006. “Kita bisa lihat afiliasi ideologinya dari surat itu,” katanya.

Secara terpisah, ayah salah satu terduga teroris Mukhsin Sanni Permadi mengaku terkejut anaknya menjadi korban penggerebegan Densus 88. “Dia (Muksin) bilang mau usaha ikan di daerah Banten, katanya temannya sudah punya lapak di Banten dan tinggal pakai saja,” kata ayah Mukhsin, Muslim Canni Assidiqie kepada wartawan di rumahnnya yang beralamat di Jalan Raya Condet Jalan Haji Latif RT 3 RW 3 No. 26 , Jakarta Timur kemarin.

Muslim pun kaget mendengar bahwa anaknya meninggal karena diduga terlibat dalam jaringan teroris yang meneror Kota Solo. (rdl/ind/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/