JAKARTA – Tahun depan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjamin tidak ada lagi cerita biaya sekolah di jenjang SMA/SMK mahal. Sebab mereka sudah merumuskan jurus-jurus untuk menekan biaya ini, sehingga rencana pendidikan universal terwujud.
Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi Media Sukemi di Jakarta kemarin (3/11), menuturkan, sejumlah agenda pendukung pendidikan universal mulai dijalankan tahun depan. Diantaranya adalah pemberian dana bantuan operasional siswa sekolah menengah (BOS-SM) kepada 9.900.115 siswa SMA/SMK. Dengan pagu setiap siswa Rp1 juta per siswa per tahun, dana yang disiapkan mencapai Rp9 triliun lebih.
“Selain pengucuran dana BOS-SM, pemerintah tetap menjalankan pengadaan unit kelas dan unit sekolah baru,” katanya.
Pria yang juga alumni ITS itu mengatakan, Kemendikbud tahun depan akan membangun 739 unit sekolah baru dan 6.144 unit ruang kelas baru.
Cara meringankan biaya sekolah selanjutnya adalah, pemberian bantuan siswa miskin untuk 1.172.844 siswa SMA/SMK. Dengan pemberian bantuan siswa miskin ini, Sukemi berharap tidak ada lagi kesan siswa miskin dilarang sekolah.
Dengan adanya bantuan dana dan pengadaan infrastruktur sekolah ini, Kemendikbud berharap biaya sekolah di SMA/SMK yang mulai mahal bisa diturunkan. Dengan demikian, Sukemi berharap akses masyarakat untuk mengenyam pendidikan di bangku SMA/SMK bisa naik.
Sebagai catatan, angka partisipasi kasar (APK) SMA/SMK periode 2012 masih 77,8 persen. Sukemi menuturkan dengan adanya bantuan pendanaan ini, APK SMA/SMK tahun depan bisa terkerek menjadi 81,4 persen. “Selanjutnya pada 2014 target peningkatan APK SMA/SMK menjadi 85 persen,” tandas Sukemi.
Intervensi lain yang akan dilakukan pemerintah pusat untuk SMA/SMK di daerah adalah, pengembangan laboratorium IPA di 714 sekolah di seluruh Indonesia. Berikutnya adalah pengembangan laboratorium komputer di seratus unit sekolah. (wan/jpnn)