26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Tim SAR Indonesia Layak Jadi yang Terbaik Se-Asia

Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

SUMUTPOS.CO- KINERJA cekatan Badan SAR Nasional (Basarnas) dan tim pencari serta evakuasi AirAsia QZ8501 mengundang apresiasi dan pujian. Tidak hanya dari dalam negeri, apresiasi juga meluncur dari dunia internasional. Padahal, kerja maksimal itu dilakukan personel dengan gaji pas-pasan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan, pemerintah mengapresiasi kinerja Basarnas dan seluruh tim yang terlibat dalam pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501. ’’Kerja keras dan kegigihan seluruh tim sangat kami apresiasi,’’ ujarnya sebagaimana disampaikan Juru Bicara Wakil Presiden Husein Abdullah saat dihubungi tadi malam (3/1).

Menurut Husein, JK terus memantau perkembangan penanganan pesawat AirAsia QZ8501 sejak hari pertama dinyatakan hilang. Apalagi JK sudah diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memimpin dan mengoordinasi seluruh tim pencari. Sebab, saat itu presiden masih berada di Papua.

’’Sejak awal Pak JK minta seluruh tim bekerja cekatan, cermat, dan teliti. Itu bisa dijalankan dengan sangat baik,’’ katanya. Selain itu, Basarnas terbukti bisa mengharmonikan seluruh unsur yang terlibat. TNI, Polri, tim negara sahabat, relawan, termasuk masyarakat nelayan, hingga pencarian dan evakuasi korban pesawat AirAsia dilakukan relatif cepat dan cermat. ’’Itu menunjukkan Basarnas bisa tampil sebagai ujung tombak yang berperan vital dalam penanganan musibah ini,’’ ucapnya.

Dunia internasional pun mengapresiasi kinerja Basarnas. Pengamat penerbangan internasional Greg Waldron menyebut, pencarian AirAsia hingga ditemukan pada hari ke-3 termasuk yang tercepat dalam kasus musibah penerbangan yang hilang di laut. ’’Tim SAR Indonesia adalah salah satu yang terbaik di Asia,’’ ujarnya saat diwawancara beberapa media internasional.

Sebagai gambaran, dalam kasus jatuhnya pesawat Airbus A330-200 milik Air France di Samudra Atlantik saat perjalanan dari Rio de Janeiro ke Paris pada 1 Juni 2009, lokasi jatuhnya pesawat baru ditemukan pada hari ke-7 oleh tim SAR dan Angkatan Laut dari Prancis dan Amerika Serikat. Sementara itu, pesawat Boeing 777-200ER milik Malaysia Airlines dengan kode penerbangan MH370 yang hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada 8 Maret 2014 hingga kini belum ditemukan.

Menurut Waldron, faktor yang juga membuat Basarnas layak manyandang predikat sebagai salah satu tim SAR terbaik Asia adalah penguasaan medan yang sulit. Dengan kondisi geografis Indonesia yang memiliki 17 ribu pulau dan wilayah sangat luas, Basarnas sudah terbiasa bekerja dalam kondisi alam yang menantang. ’’Itu membuat mereka sangat baik dalam penanganan kecelakaan,’’ jelasnya.

Peran Basarnas di Indonesia memang cukup strategis. Sebagai negara rawan bencana, Indonesia membutuhkan Basarnas. Seperti diketahui, ada sejumlah faktor alam yang mengakibatkan negeri ini rentan bencana. Di antaranya, Indonesia berdiri di atas pertemuan lempeng-lempeng tektonik sehingga kerap terjadi gempa. Selain itu, negara ini berada di kawasan cincin api dengan jumlah gunung api terbanyak di dunia. Iklim tropis dengan curah hujan tinggi juga menjadi salah satu faktor penyebab bencana banjir dan longsor.

Berdasar data kaleidoskop bencana yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), selama 2014 terjadi 1.525 bencana yang mengakibatkan 566 korban tewas dan 2,66 juta orang mengungsi. Selain itu, dari segi infrastruktur, lebih dari 51 ribu rumah dan ratusan bangunan umum rusak. Kerugian ekonomi juga tidak kalah besar, bahkan mencapai puluhan triliun rupiah.

”Jadi; seperti kebakaran hutan dan lahan itu kerugiannya sampai Rp 20 triliun; banjir Jakarta Rp 5 triliun; banjir di pantura Jawa Rp 6 triliun; banjir bandang di Sulawesi Utara Rp 1,4 triliun; banjir dan longsor di 16 kabupaten-kota di Jawa Tengah Rp 2,1 triliun; dan sebagainya,” papar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Untuk itu, Sutopo memaparkan bahwa peran Basarnas sangat penting dalam penanganan bencana. Keahlian khusus para personel Basarnas terkait upaya pencarian dan penyelamatan korban (search and rescue) sangat dibutuhkan saat terjadi bencana. Selama ini, koordinasi antara BNPB dan Basarnas juga baik. (owi/ken/bil/c11/kim)

Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

SUMUTPOS.CO- KINERJA cekatan Badan SAR Nasional (Basarnas) dan tim pencari serta evakuasi AirAsia QZ8501 mengundang apresiasi dan pujian. Tidak hanya dari dalam negeri, apresiasi juga meluncur dari dunia internasional. Padahal, kerja maksimal itu dilakukan personel dengan gaji pas-pasan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan, pemerintah mengapresiasi kinerja Basarnas dan seluruh tim yang terlibat dalam pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501. ’’Kerja keras dan kegigihan seluruh tim sangat kami apresiasi,’’ ujarnya sebagaimana disampaikan Juru Bicara Wakil Presiden Husein Abdullah saat dihubungi tadi malam (3/1).

Menurut Husein, JK terus memantau perkembangan penanganan pesawat AirAsia QZ8501 sejak hari pertama dinyatakan hilang. Apalagi JK sudah diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memimpin dan mengoordinasi seluruh tim pencari. Sebab, saat itu presiden masih berada di Papua.

’’Sejak awal Pak JK minta seluruh tim bekerja cekatan, cermat, dan teliti. Itu bisa dijalankan dengan sangat baik,’’ katanya. Selain itu, Basarnas terbukti bisa mengharmonikan seluruh unsur yang terlibat. TNI, Polri, tim negara sahabat, relawan, termasuk masyarakat nelayan, hingga pencarian dan evakuasi korban pesawat AirAsia dilakukan relatif cepat dan cermat. ’’Itu menunjukkan Basarnas bisa tampil sebagai ujung tombak yang berperan vital dalam penanganan musibah ini,’’ ucapnya.

Dunia internasional pun mengapresiasi kinerja Basarnas. Pengamat penerbangan internasional Greg Waldron menyebut, pencarian AirAsia hingga ditemukan pada hari ke-3 termasuk yang tercepat dalam kasus musibah penerbangan yang hilang di laut. ’’Tim SAR Indonesia adalah salah satu yang terbaik di Asia,’’ ujarnya saat diwawancara beberapa media internasional.

Sebagai gambaran, dalam kasus jatuhnya pesawat Airbus A330-200 milik Air France di Samudra Atlantik saat perjalanan dari Rio de Janeiro ke Paris pada 1 Juni 2009, lokasi jatuhnya pesawat baru ditemukan pada hari ke-7 oleh tim SAR dan Angkatan Laut dari Prancis dan Amerika Serikat. Sementara itu, pesawat Boeing 777-200ER milik Malaysia Airlines dengan kode penerbangan MH370 yang hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada 8 Maret 2014 hingga kini belum ditemukan.

Menurut Waldron, faktor yang juga membuat Basarnas layak manyandang predikat sebagai salah satu tim SAR terbaik Asia adalah penguasaan medan yang sulit. Dengan kondisi geografis Indonesia yang memiliki 17 ribu pulau dan wilayah sangat luas, Basarnas sudah terbiasa bekerja dalam kondisi alam yang menantang. ’’Itu membuat mereka sangat baik dalam penanganan kecelakaan,’’ jelasnya.

Peran Basarnas di Indonesia memang cukup strategis. Sebagai negara rawan bencana, Indonesia membutuhkan Basarnas. Seperti diketahui, ada sejumlah faktor alam yang mengakibatkan negeri ini rentan bencana. Di antaranya, Indonesia berdiri di atas pertemuan lempeng-lempeng tektonik sehingga kerap terjadi gempa. Selain itu, negara ini berada di kawasan cincin api dengan jumlah gunung api terbanyak di dunia. Iklim tropis dengan curah hujan tinggi juga menjadi salah satu faktor penyebab bencana banjir dan longsor.

Berdasar data kaleidoskop bencana yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), selama 2014 terjadi 1.525 bencana yang mengakibatkan 566 korban tewas dan 2,66 juta orang mengungsi. Selain itu, dari segi infrastruktur, lebih dari 51 ribu rumah dan ratusan bangunan umum rusak. Kerugian ekonomi juga tidak kalah besar, bahkan mencapai puluhan triliun rupiah.

”Jadi; seperti kebakaran hutan dan lahan itu kerugiannya sampai Rp 20 triliun; banjir Jakarta Rp 5 triliun; banjir di pantura Jawa Rp 6 triliun; banjir bandang di Sulawesi Utara Rp 1,4 triliun; banjir dan longsor di 16 kabupaten-kota di Jawa Tengah Rp 2,1 triliun; dan sebagainya,” papar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Untuk itu, Sutopo memaparkan bahwa peran Basarnas sangat penting dalam penanganan bencana. Keahlian khusus para personel Basarnas terkait upaya pencarian dan penyelamatan korban (search and rescue) sangat dibutuhkan saat terjadi bencana. Selama ini, koordinasi antara BNPB dan Basarnas juga baik. (owi/ken/bil/c11/kim)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/