29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Varian Omicron XE Belum Ditemukan di Indonesia

SUMUTPOS.CO – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim mutasi SARS-CoV-2 Omicron XE belum ditemukan di Indonesia. Omicron XE merupakan strain rekombinan dari dua varian Omicron sebelumnya, yaitu BA.1 dan BA.2.

“Sejauh ini belum ada di Indonesia ya,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Senin (4/4). Nadia menegaskan, pemerintah terus mengawasi pintu-pintu masuk ke Indonesia untuk mencegah persebaran varian baru virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Ia mengatakan, pemerintah akan memperkuat pemeriksaan Whole Genome Sequences (WGS) untuk mengidentifikasi varian baru.

Nadia menjelaskan, per Maret 2022, Kemenkes telah memeriksa 21.956 spesimen warga yang terkonfirmasi Covid-19. Pemeriksaan WGS dilakukan secara acak dengan menyasar golongan tertentu, seperti kasus Covid-19 dari kedatangan luar negeri dan kontak erat kasus varian tertentu.”Ini akan menjadi kewaspadaan, karena kita tahu varian baru memang akan berpotensi untuk terjadinya peningkatan kasus,” ucapnya.

Adapun Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi temuan varian Omicron XE. WHO pun menyatakan, ada indikasi varian Omicron XE 10 persen lebih mudah menular daripada subvarian BA.2.

Dilansir UX Express, varian BA.2 yang merupakan subvarian dari strain Omicron adalah strain virus yang paling dominan atau menyumbang 86 persen dari semua kasus. Sementara, XE hanya menyumbang sebagian kecil dari kasus, tetapi memiliki tingkat transimisi yang tinggi.

WHO melaporkan, varian Omicron XE pertama kali terdeteksi di Inggris pada 19 Januari dan kurang dari 600 sekuens telah dilaporkan dan dikonfirmasi sejak saat itu. WHO menegaskan, sampai mereka dapat mendeteksi perbedaan signifikan dalam transmisi dan karakteristik penyakit, maka XE tetap dikategorikan sebagai bagian dari varian Omicron.

“WHO terus memantau dan menilai dengan cermat risiko kesehatan masyarakat yang terkait dengan varian rekombinan, di samping varian SARS-CoV-2 lainnya, dan akan memberikan pembaruan saat bukti lebih lanjut tersedia,” kata WHO dalam laporannya.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyinggung kondisi lonjakan kasus virus corona (Covid-19) yang terjadi di sejumlah negara Eropa dan Asia salah satunya China. Budi menyebut, lonjakan itu terjadi imbas penularan mutasi SARS-CoV-2 Omicron BA.2 yang disebut sebagai ‘Son of Omicron’ ataupun juga siluman Omicron.

Budi kemudian membandingkan kondisi Indonesia dengan China. Ia menyebut Indonesia masih terselamatkan dengan kondisi imunitas warga yang tinggi akibat pemberian vaksin Covid-19 maupun imunitas alamiah pasca terinfeksi. Padahal menurutnya varian BA.2 juga dilaporkan sudah mendominasi kasus Omicron di Indonesia. “Kami beruntung dengan kondisi imunitas masyarakat Indonesia yang cukup tinggi sehingga varian baru ini tidak menyebabkan adanya lonjakan kasus di Indonesia,” kata Budi dalam konferensi pers, Senin (4/4).

Budi kemudian juga mengklaim penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia mulai menunjukkan tren perbaikan usai dalam beberapa pekan terakhir sudah tidak menunjukkan penambahan kasus yang signifikan.

Selain itu, laju perkembangan vaksinasi Covid-19 menurutnya juga terus menunjukkan tren peningkatan. Apalagi untuk jumlah capaian vaksinasi ketiga alias booster yang saat ini dijadikan syarat ‘bebas’ mudik dari pemerintah. “Indonesia menjadi salah satu negara yang secara relatif jauh lebih baik dibandingkan negara-negara lain termasuk negara-negara tetangga kita,” kata dia.

Dengan melihat kondisi perkembangan Covid-19 di Indonesia, Budi yakin Indonesia sudah siap menghadapi transisi pandemi menuju endemi dalam waktu dekat. Ia pun meminta masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) Covid-19 terutama menjelang mudik lebaran 2022.

Masyarakat diimbau agar tetap menjaga prokes 5M, di antaranya yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas. Selain itu, warga yang belum sama sekali menerima vaksin Covid-19 diminta untuk segera mengakses layanan vaksinasi di fasilitas kesehatan. “Selama masyarakat semakin siap menyadari apa yang harus dilakukan menghadapi pandemi ini, itu akan menunjukkan bahwa kita siap untuk bertransisi dari pandemi menjadi endemi,” ujar Budi.

Sementara itu, pada perkembangan kasus Covid-19, bertambah 1.661 pada hari ini, Senin (4/4). Dengan demikian, total kasus positif di Indonesia sejak pertama kali diumumkan pada Maret 2020 kini menjadi 6.021.642. Dari jumlah kasus positif itu, sebanyak 5.776.058 di antaranya telah pulih. Pasien yang dinyatakan pulih bertambah 7.355 dari hari sebelumnya. Kemudian dari total kasus positif, ada 155.349 di antaranya meninggal dunia. Jumlah pasien yang meninggal bertambah 61 dari hari sebelumnya. (cnn)

SUMUTPOS.CO – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim mutasi SARS-CoV-2 Omicron XE belum ditemukan di Indonesia. Omicron XE merupakan strain rekombinan dari dua varian Omicron sebelumnya, yaitu BA.1 dan BA.2.

“Sejauh ini belum ada di Indonesia ya,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Senin (4/4). Nadia menegaskan, pemerintah terus mengawasi pintu-pintu masuk ke Indonesia untuk mencegah persebaran varian baru virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Ia mengatakan, pemerintah akan memperkuat pemeriksaan Whole Genome Sequences (WGS) untuk mengidentifikasi varian baru.

Nadia menjelaskan, per Maret 2022, Kemenkes telah memeriksa 21.956 spesimen warga yang terkonfirmasi Covid-19. Pemeriksaan WGS dilakukan secara acak dengan menyasar golongan tertentu, seperti kasus Covid-19 dari kedatangan luar negeri dan kontak erat kasus varian tertentu.”Ini akan menjadi kewaspadaan, karena kita tahu varian baru memang akan berpotensi untuk terjadinya peningkatan kasus,” ucapnya.

Adapun Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi temuan varian Omicron XE. WHO pun menyatakan, ada indikasi varian Omicron XE 10 persen lebih mudah menular daripada subvarian BA.2.

Dilansir UX Express, varian BA.2 yang merupakan subvarian dari strain Omicron adalah strain virus yang paling dominan atau menyumbang 86 persen dari semua kasus. Sementara, XE hanya menyumbang sebagian kecil dari kasus, tetapi memiliki tingkat transimisi yang tinggi.

WHO melaporkan, varian Omicron XE pertama kali terdeteksi di Inggris pada 19 Januari dan kurang dari 600 sekuens telah dilaporkan dan dikonfirmasi sejak saat itu. WHO menegaskan, sampai mereka dapat mendeteksi perbedaan signifikan dalam transmisi dan karakteristik penyakit, maka XE tetap dikategorikan sebagai bagian dari varian Omicron.

“WHO terus memantau dan menilai dengan cermat risiko kesehatan masyarakat yang terkait dengan varian rekombinan, di samping varian SARS-CoV-2 lainnya, dan akan memberikan pembaruan saat bukti lebih lanjut tersedia,” kata WHO dalam laporannya.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyinggung kondisi lonjakan kasus virus corona (Covid-19) yang terjadi di sejumlah negara Eropa dan Asia salah satunya China. Budi menyebut, lonjakan itu terjadi imbas penularan mutasi SARS-CoV-2 Omicron BA.2 yang disebut sebagai ‘Son of Omicron’ ataupun juga siluman Omicron.

Budi kemudian membandingkan kondisi Indonesia dengan China. Ia menyebut Indonesia masih terselamatkan dengan kondisi imunitas warga yang tinggi akibat pemberian vaksin Covid-19 maupun imunitas alamiah pasca terinfeksi. Padahal menurutnya varian BA.2 juga dilaporkan sudah mendominasi kasus Omicron di Indonesia. “Kami beruntung dengan kondisi imunitas masyarakat Indonesia yang cukup tinggi sehingga varian baru ini tidak menyebabkan adanya lonjakan kasus di Indonesia,” kata Budi dalam konferensi pers, Senin (4/4).

Budi kemudian juga mengklaim penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia mulai menunjukkan tren perbaikan usai dalam beberapa pekan terakhir sudah tidak menunjukkan penambahan kasus yang signifikan.

Selain itu, laju perkembangan vaksinasi Covid-19 menurutnya juga terus menunjukkan tren peningkatan. Apalagi untuk jumlah capaian vaksinasi ketiga alias booster yang saat ini dijadikan syarat ‘bebas’ mudik dari pemerintah. “Indonesia menjadi salah satu negara yang secara relatif jauh lebih baik dibandingkan negara-negara lain termasuk negara-negara tetangga kita,” kata dia.

Dengan melihat kondisi perkembangan Covid-19 di Indonesia, Budi yakin Indonesia sudah siap menghadapi transisi pandemi menuju endemi dalam waktu dekat. Ia pun meminta masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) Covid-19 terutama menjelang mudik lebaran 2022.

Masyarakat diimbau agar tetap menjaga prokes 5M, di antaranya yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas. Selain itu, warga yang belum sama sekali menerima vaksin Covid-19 diminta untuk segera mengakses layanan vaksinasi di fasilitas kesehatan. “Selama masyarakat semakin siap menyadari apa yang harus dilakukan menghadapi pandemi ini, itu akan menunjukkan bahwa kita siap untuk bertransisi dari pandemi menjadi endemi,” ujar Budi.

Sementara itu, pada perkembangan kasus Covid-19, bertambah 1.661 pada hari ini, Senin (4/4). Dengan demikian, total kasus positif di Indonesia sejak pertama kali diumumkan pada Maret 2020 kini menjadi 6.021.642. Dari jumlah kasus positif itu, sebanyak 5.776.058 di antaranya telah pulih. Pasien yang dinyatakan pulih bertambah 7.355 dari hari sebelumnya. Kemudian dari total kasus positif, ada 155.349 di antaranya meninggal dunia. Jumlah pasien yang meninggal bertambah 61 dari hari sebelumnya. (cnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/