Site icon SumutPos

Penyerang Mapolda Riau Order Bom dari Tersangka

BERJAGA: Sejumlah polisi berjaga di depan toko obat di Pekon Waringinsari Barat, Kecamatan Sukoharjo, Pringsewu, Minggu (3/6) lalu. Toko tersebut ditinggali terduga teroris Ujang.
ISTIMEWA

PEKANBARU, SUMUTPOS.CO – Densus 88 Anti Teror berhasil menggagalkan rencana kelompok teroris yang akan mengebom gedung DPR.

Densus menangkap tiga terduga teroris di Gelanggang Mahasiswa Unri (Universitas Riau). Salah satunya bernama M. Nur Zamzam (33).

Dari penyisiran, petugas menemukan 3 bom pipa, granat tangan rakitan, bahan peledak TATP dan sejumlah zat kimia.

Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan, penangkapan dilakukan di komplek Unri. Saat digerebek, petugas menemukan tiga orang pria.

Mereka masing-masing, M Nur Zamzam, Rio Bima Wijaya dan Saputra. ”Setelah penangkapan tersebut dilakukan olah tempat kejadian perkara (olah TKP) ,” jelasnya.

Kepada polisi, M Nur Zamzam berencana melakukan penyerangan ke gedung DPR RI dan DPRD. ”Namun berhasil dicegah Densus 88 Antiteror,” papar Setyo.

Pembuat bom tersebut diduga Zamzam. Kemampuannya membuat bom kemungkinan berasal dari otodidak.

Dalam olah TKP, juga ditemukan sejumlah buku yang memuat tata cara untuk membuat bom dan ranjau, sekaligus bertahan hidup di alam.

”Dia juga diduga melakukan penyebaran informasi tentang tata cara pembuatan bom melalui telegram dan sebagainya. Ada sebuah grup di Telegram yang diikutinya ,” papar Setyo.

”Tersangkanya hanya satu, yang lainnya menjadi saksi dalam kasus tersebut,” sambungnya.

M Nur Zamzam diduga terkait dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), khususnya kelompok Batty Bagus Nugraha alias Kholid. Kholid ini tewas dalam penangkapan kelompok JAD di Bekasi bulan lalu

”Dia juga mengakui untuk penyerangan di Polda Riau, pelaku penyerangan memesan bom kepada Zamzam,” jelasnya Setyo sembari mengatakan, M Nur Zamzam merupakan alumni dari UNRI.

Saat ini polisi sedang melakukan pengembangan kemungkinan ada orang lain yang mengetahui perakitan bom yang dilakukan Zamzam.

”Kalau sudah dapat akan disampaikan,” paparnya.

Menurutnya, penangkapan yang dilakukan di komplek UNRI tersebut telah berkoordinasi dengan pihak kampus. Terkait adanya protes pembawaan senjata ke kampus, sebenarnya perlu dipahami bahwa pelaku telah menyiapkan bom.

”SOP-nya memang begitu, bawa senjata, bagaimana kalau masuk bawa tongkat, tapi bom sudah siap. Ya regulasinya begitu,” tuturnya.

Terpisah, Tim Densus 88 Antiteror menangkap terduga teroris di Pekon Waringin Sari Barat, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, Lampung, Minggu (3/6).

Penangkapan ini merupakan hasil pengembangan kasus penangkapan terduga teroris di kampus Universitas Riau, beberapa waktu lalu.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Mohammad Iqbal membenarkan adanya penangkapan terduga teroris tersebut. Namun, dia belum bisa membuka identitas terduga teroris tersebut dan berapa jumlahnya.

“Benar ada terduga teroris yang sedang diamankan. Saya tak bisa sebutkan (jumlahnya),” kata mantan Kapolrestabes Surabaya di Mabes Polri, Senin (4/6).

Iqbal menambahkan, sekarang terduga teroris tersebut masih diperiksa. Oleh sebab itu, Iqbal belum bisa merinci lebih dalam soal penangkapannya.

“Nanti karena sedang berproses, kami sedang lakukan pendalaman. Insyaallah nanti kami sampaikan jaringan mana, berapa orang jumlahnya,” tutur dia.

Namun dia memastikan, penangkapan ini adalah hasil pengembangan dari operasi Densus 88 di Universitas Riau.

Informasi dihimpun, dalam penangkapan di Lampung, ada tiga orang terduga teroris yang ditangkap. Tiga orang ditangkap di dalam satu rumah milik seseorang bernama Ujang Saefullah (43).

Ujang diduga ditangkap bersama dengan dua rekannya, Imron dan Indra. Kedua orang itu sebelummya pernah dicurigai terpapar paham radikalisme. Namun mereka akhirnya menandatangani surat bermaterai untuk setia kepada NKRI. (idr/mg1/jpnn/ala)

 

 

 

 

 

Exit mobile version