30.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Prof Posman Sibuea Terpilih Tim Perumus Debat Capres

KABAR membanggakan untuk masyarakat Sumatera Utara (Sumut) datang dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta. Atas rekomendasi Sumut Pos, Guru Besar Ketahanan Pangan Departemen Teknologi Hasil Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas, Medan, Prof Dr Posman Sibuea terpilih menjadi satu dari enam anggota tim ahli yang bertugas menyusun dan merumuskan pertanyaan pada debat capres/cawapres yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (5/7) pukul 20.30 WIB. Dalam debat sesi terakhir ini, KPU mengangkat tema ‘Pangan, Energi, dan Lingkungan’
Terpilihnya Prof Posman Sibuea sebagai kandidat moderator dan akhirnya menjadi tim ahli pada debat capres/cawapres malam ini merupakan buah komunikasi yang dilakukan Sumut Pos dengan komisioner KPU di Jakarta.

‘’Sehabis debat capres sesi III, saya kontak-kontakan dengan komisioner KPU Arief Budiman. Saya bertanya apakah moderator debat capres/cawapres tak ada yang diundang dari Pulau Sumatera? Kok dari perguruan tinggi di Jawa terus? Lantas Pak Arief mempersilakan saya merekomendasikan kandidat moderator untuk sesi IV dan V dari Sumatera Utara,’’ ungkap Pemred Sumut Pos Valdesz Junianto, kemarin.

Setelah mengiventarisir sejumlah guru besar yang memiliki kepakaran untuk debat cawapres sesi IV dengan tema ‘Pembangunan Sumber Daya Manusia dan IPTEK’ dan debat capres/cawapres sesi V dengan tema ‘Pangan, Energi, dan Lingkungan’, Sumut Pos merekomendasikan Prof Dr Posman Sibuea ke KPU Jakarta setelah sebelumnya meminta kesediaan namanya dimasukkan sebagai kandidat moderator pada sesi terakhir.

‘’Prof Sibuea rupanya sangat apresiatif. Lantas saya minta beliau mengirim biodata kepada tim debat KPU. Bagi Sumut Pos, kebanggaan yang besar bisa mempromosikan pakar-pakar keilmuan yang ada di berbagai perguruan tinggi di Sumut untuk naik pentas ke level nasional,’’ tukas Valdesz.

Sesuai pemberitahuan KPU, pada Rabu (2/7), Prof Posman Sibuea diundang ke KPU Jakarta bersama enam akademisi dari sejumlah perguruan tinggi negeri untuk menggelar pertemuan dengan seluruh komisioner KPU.

Pada pertemuan yang berlangsung Kamis (3/7) pukul 10.00 WIB, KPU akhirnya menetapkan Rektor Universitas Diponegoro Prof Sudharto P Hadi, Phd sebagai moderator debat Pilpres 2014 edisi pamungkas tersebut.

Selain memandu debat, Profesor bidang lingkungan ini juga menjadi anggota tim ahli bersama enam anggota tim ahli lainnya. Selain Prof Dr Posman Sibuea, lima tim ahli lainnya adalah Dekan Fakultas Ekologi Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria, PhD, Pakar Matematika dan Sains dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Megawati Santoso, PhD, Rektor Universitas Nusa Cendana (NTT) Prof Fredrik Lukas Benu, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Andalas Prof Helmi, PhD, dan Kepala Studi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Deendarlianto.

Sekilas tentang Prof Sudharto. Guru Besar bidang lingkungan ini menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) di Undip pada 1979. Kemudian ia memperoleh gelar Master in Environmental Studies (MES) di Faculty of Environmental Studies, York University, Toronto, Kanada, pada 1989.

Pendidikan doktornya ditempuh di School of Community and Regional Planning University of British Columbia (UBC), Vancouver, Canada. Wilayah kepakaran Sudharto adalah bidang  perencanaan/manajemen lingkungan, etika lingkungan, dan resolusi konflik lingkungan.

Ketika dikonfirmasi di Jakarta, Prof Posman mengaku surprise ketika direkomendasikan Sumut Pos. “Saya kira saat itu Pak Valdezs bercanda. Masa iya, saya ini kan universitasnya tidak terkenal. Semula saya kurang tertarik karena pasti dipandang sebelah mata. Lantas saya cerita ke istri. Istri saya memberi semangat. Saya berubah pikiran. Sesuai saran Pak Valdesz, saya kirim biodata saya ke e-mail Pak Arif (anggota KPU Arief Budiman),” cerita Prof Posman.

“Lantas saya beritahu Pak Valdesz bahwa saya sudah kirim biodata ke Pak Arief. Saya minta Pak Valdesz kasih tahu Pak Arief agar buka e-mail dari saya. Setelah itu, Pak Valdes bilang, ‘bagus, bagus’,” cerita Prof Posman.

Setelah kirim biodata, sudah tidak terpikirkan lagi urusan itu. Ada selang waktu sekitar dua pekan. “Tiba-tiba hari Rabu, 2 Juli, ada telepon dari anggota KPU, Pak Sigit (anggota KPU Sigit Pamungkas), minta saya siap-siap saja kalau dipanggil ke Jakarta. Saya pikir, apa ini?” ujarnya.

“Terus Kamis ada SMS, dari Pak Sigit, minta saya harus datang ke Jakarta. Saya belum yakin, apalagi saat saya telepon balik, tak diangkat teleponnya itu. Saya pikir ini aksi penipuan. Ya saya telepon ke Pak Valdesz. Pak Valdezs bilang ke saya,’betul Pak, itu tadi Pak Sigit KPU.’ Begitu ceritanya. Terima kasih Pak Valdezs, saya dicalonkan,” cerita Prof Posman, yang mengaku kenal Valdesz dalam pola hubungan antara narasumber dengan wartawan.

“Rupanya, Pak Valdezs itu mengikuti rekam jejak saya sehingga berani merekomendasikan nama saya ke KPU,” pungkasnya.

Untuk acara debat nanti malam, yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, sebagai anggota tim perumus pertanyaan, Prof Posman juga mendapat undangan khusus untuk hadir langsung di tempat acara. Hanya saja, hingga kemarin petang, dia belum memutuskan datang atau tidak. Alasannya, undangan hanya untuk satu orang saja, tidak boleh digunakan berdua. “Kan saya perlu teman. Jadi saya belum pastikan hadir atau tidak,” ujarnya.

Prof Posman bercerita, mereka bertujuh (lihat grafis), pada Kamis (3/7) malam, sibuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan saat debat. Pertemuan untuk perumusan soal debat ini pun berjalan dinamis. Ketujuh pakar sudah menyiapkan daftar pertanyaan yang jumlahnya cukup banyak.

Perdebatan alot lantaran KPU hanya meminta dua pertanyaan inti dari tujuh pakar ini. “Akhirnya kami sepakati dua pertanyaan manis, dengan beberapa pertanyaan cadangan. Pertanyaannya apa, tentu itu rahasia, tak boleh bocor,” cerita Prof Posman.

Apakah ada anggota tim sukses pasangan capres yang mencoba menghubungi untuk mendapatkan bocoran pertanyaan debat? Posman mengatakan, hingga kemarin sore, tidak ada orang partai yang menghubunginya.

Bahkan dia cerita, saat sedang merumuskan pertanyaan hingga kelar jam 22.00 WIB pun, situasi biasa-biasa saja. “Juga tidak ada isolasi, biasa saja. Barangkali KPU sudah percaya sama kita,” ujar Prof Posman sembari tertawa. (sam/rbb)

[table caption=”Moderator “]
Prof Sudharto P Hadi\, Phd ,Rektor Universitas Diponegoro
[/table]
[table caption=”Tim Ahli”]

Prof Dr Posman Sibuea,Guru Besar Pangan Unika St Thomas\, Medan
Arif Satria\, PhD,Dekan Fakultas Ekologi IPB
Megawati Santoso, PhD\,Pakar Matematika dan Sains ITB
Prof Fredrik Lukas Benu,Rektor Universitas Nusa Cendana\, NTT
Prof Helmi\, PhD,Guru Besar Pertanian Unand\, Padang
Dr Deendarlianto,Kepala Studi Energi UGM
[/table]

KABAR membanggakan untuk masyarakat Sumatera Utara (Sumut) datang dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta. Atas rekomendasi Sumut Pos, Guru Besar Ketahanan Pangan Departemen Teknologi Hasil Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas, Medan, Prof Dr Posman Sibuea terpilih menjadi satu dari enam anggota tim ahli yang bertugas menyusun dan merumuskan pertanyaan pada debat capres/cawapres yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (5/7) pukul 20.30 WIB. Dalam debat sesi terakhir ini, KPU mengangkat tema ‘Pangan, Energi, dan Lingkungan’
Terpilihnya Prof Posman Sibuea sebagai kandidat moderator dan akhirnya menjadi tim ahli pada debat capres/cawapres malam ini merupakan buah komunikasi yang dilakukan Sumut Pos dengan komisioner KPU di Jakarta.

‘’Sehabis debat capres sesi III, saya kontak-kontakan dengan komisioner KPU Arief Budiman. Saya bertanya apakah moderator debat capres/cawapres tak ada yang diundang dari Pulau Sumatera? Kok dari perguruan tinggi di Jawa terus? Lantas Pak Arief mempersilakan saya merekomendasikan kandidat moderator untuk sesi IV dan V dari Sumatera Utara,’’ ungkap Pemred Sumut Pos Valdesz Junianto, kemarin.

Setelah mengiventarisir sejumlah guru besar yang memiliki kepakaran untuk debat cawapres sesi IV dengan tema ‘Pembangunan Sumber Daya Manusia dan IPTEK’ dan debat capres/cawapres sesi V dengan tema ‘Pangan, Energi, dan Lingkungan’, Sumut Pos merekomendasikan Prof Dr Posman Sibuea ke KPU Jakarta setelah sebelumnya meminta kesediaan namanya dimasukkan sebagai kandidat moderator pada sesi terakhir.

‘’Prof Sibuea rupanya sangat apresiatif. Lantas saya minta beliau mengirim biodata kepada tim debat KPU. Bagi Sumut Pos, kebanggaan yang besar bisa mempromosikan pakar-pakar keilmuan yang ada di berbagai perguruan tinggi di Sumut untuk naik pentas ke level nasional,’’ tukas Valdesz.

Sesuai pemberitahuan KPU, pada Rabu (2/7), Prof Posman Sibuea diundang ke KPU Jakarta bersama enam akademisi dari sejumlah perguruan tinggi negeri untuk menggelar pertemuan dengan seluruh komisioner KPU.

Pada pertemuan yang berlangsung Kamis (3/7) pukul 10.00 WIB, KPU akhirnya menetapkan Rektor Universitas Diponegoro Prof Sudharto P Hadi, Phd sebagai moderator debat Pilpres 2014 edisi pamungkas tersebut.

Selain memandu debat, Profesor bidang lingkungan ini juga menjadi anggota tim ahli bersama enam anggota tim ahli lainnya. Selain Prof Dr Posman Sibuea, lima tim ahli lainnya adalah Dekan Fakultas Ekologi Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria, PhD, Pakar Matematika dan Sains dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Megawati Santoso, PhD, Rektor Universitas Nusa Cendana (NTT) Prof Fredrik Lukas Benu, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Andalas Prof Helmi, PhD, dan Kepala Studi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Deendarlianto.

Sekilas tentang Prof Sudharto. Guru Besar bidang lingkungan ini menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) di Undip pada 1979. Kemudian ia memperoleh gelar Master in Environmental Studies (MES) di Faculty of Environmental Studies, York University, Toronto, Kanada, pada 1989.

Pendidikan doktornya ditempuh di School of Community and Regional Planning University of British Columbia (UBC), Vancouver, Canada. Wilayah kepakaran Sudharto adalah bidang  perencanaan/manajemen lingkungan, etika lingkungan, dan resolusi konflik lingkungan.

Ketika dikonfirmasi di Jakarta, Prof Posman mengaku surprise ketika direkomendasikan Sumut Pos. “Saya kira saat itu Pak Valdezs bercanda. Masa iya, saya ini kan universitasnya tidak terkenal. Semula saya kurang tertarik karena pasti dipandang sebelah mata. Lantas saya cerita ke istri. Istri saya memberi semangat. Saya berubah pikiran. Sesuai saran Pak Valdesz, saya kirim biodata saya ke e-mail Pak Arif (anggota KPU Arief Budiman),” cerita Prof Posman.

“Lantas saya beritahu Pak Valdesz bahwa saya sudah kirim biodata ke Pak Arief. Saya minta Pak Valdesz kasih tahu Pak Arief agar buka e-mail dari saya. Setelah itu, Pak Valdes bilang, ‘bagus, bagus’,” cerita Prof Posman.

Setelah kirim biodata, sudah tidak terpikirkan lagi urusan itu. Ada selang waktu sekitar dua pekan. “Tiba-tiba hari Rabu, 2 Juli, ada telepon dari anggota KPU, Pak Sigit (anggota KPU Sigit Pamungkas), minta saya siap-siap saja kalau dipanggil ke Jakarta. Saya pikir, apa ini?” ujarnya.

“Terus Kamis ada SMS, dari Pak Sigit, minta saya harus datang ke Jakarta. Saya belum yakin, apalagi saat saya telepon balik, tak diangkat teleponnya itu. Saya pikir ini aksi penipuan. Ya saya telepon ke Pak Valdesz. Pak Valdezs bilang ke saya,’betul Pak, itu tadi Pak Sigit KPU.’ Begitu ceritanya. Terima kasih Pak Valdezs, saya dicalonkan,” cerita Prof Posman, yang mengaku kenal Valdesz dalam pola hubungan antara narasumber dengan wartawan.

“Rupanya, Pak Valdezs itu mengikuti rekam jejak saya sehingga berani merekomendasikan nama saya ke KPU,” pungkasnya.

Untuk acara debat nanti malam, yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, sebagai anggota tim perumus pertanyaan, Prof Posman juga mendapat undangan khusus untuk hadir langsung di tempat acara. Hanya saja, hingga kemarin petang, dia belum memutuskan datang atau tidak. Alasannya, undangan hanya untuk satu orang saja, tidak boleh digunakan berdua. “Kan saya perlu teman. Jadi saya belum pastikan hadir atau tidak,” ujarnya.

Prof Posman bercerita, mereka bertujuh (lihat grafis), pada Kamis (3/7) malam, sibuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan saat debat. Pertemuan untuk perumusan soal debat ini pun berjalan dinamis. Ketujuh pakar sudah menyiapkan daftar pertanyaan yang jumlahnya cukup banyak.

Perdebatan alot lantaran KPU hanya meminta dua pertanyaan inti dari tujuh pakar ini. “Akhirnya kami sepakati dua pertanyaan manis, dengan beberapa pertanyaan cadangan. Pertanyaannya apa, tentu itu rahasia, tak boleh bocor,” cerita Prof Posman.

Apakah ada anggota tim sukses pasangan capres yang mencoba menghubungi untuk mendapatkan bocoran pertanyaan debat? Posman mengatakan, hingga kemarin sore, tidak ada orang partai yang menghubunginya.

Bahkan dia cerita, saat sedang merumuskan pertanyaan hingga kelar jam 22.00 WIB pun, situasi biasa-biasa saja. “Juga tidak ada isolasi, biasa saja. Barangkali KPU sudah percaya sama kita,” ujar Prof Posman sembari tertawa. (sam/rbb)

[table caption=”Moderator “]
Prof Sudharto P Hadi\, Phd ,Rektor Universitas Diponegoro
[/table]
[table caption=”Tim Ahli”]

Prof Dr Posman Sibuea,Guru Besar Pangan Unika St Thomas\, Medan
Arif Satria\, PhD,Dekan Fakultas Ekologi IPB
Megawati Santoso, PhD\,Pakar Matematika dan Sains ITB
Prof Fredrik Lukas Benu,Rektor Universitas Nusa Cendana\, NTT
Prof Helmi\, PhD,Guru Besar Pertanian Unand\, Padang
Dr Deendarlianto,Kepala Studi Energi UGM
[/table]

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/