25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Golkar Tak Usung Pasangan Calon

JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, memastikan tidak akan mengusung pasangan calon tertentu dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Batubara yang akan berlangsung 14 Agustus mendatang.

Langkah ini diambil bukan karena ketiadaan calon yang dinilai cukup memiliki kemampuan, namun semata-mata sebagai salah satu strategi politik demi memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 yang kini tengah berada di depan mata.

“DPP memutuskan untuk Pilkada Batubara, Golkar tidak ada calon yang akan diusung. Ini merupakan strategi partai,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Golkar, Leo Nababan kepada koran ini saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (3/7).

Keputusan ini terbilang menarik, pasalnya Bupati Batubara yang saat ini menjabat, OK Arya, merupakan Ketua DPC Partai Golkar non aktif. Ia diketahui akan kembali maju sebagai pasangan calon bupati, namun bukan lewat jalur parpol, tapi lewat jalur independen. Disebut-sebut karena keputusan incumbent inilah yang membuat Golkar akhirnya sama sekali memutuskan tidak mengusung salah satu pasangan nama tertentu.

Saat ditanya hal tersebut, Leo enggan berkomentar lebih jauh. Ia hanya menegaskan, bahwa dalam politik parpol harus memiliki sejumlah strategi demi menghasilkan hal-hal yang lebih baik bagi masyarakat. Terutama guna memerjuangkan visi dan misi yang ada. Apalagi kondisinya, tahun ini merupakan tahun politik, menjelang pelaksanaan Pemilu 2014. Karena Golkar tidak mau kecolongan dan bertekad memenangkan pemilu nasional dimaksud.
“Dalam politik itu kan perlu ada strategi dan taktik. Dan itu dilakukan Golkar, salah satunya dengan tidak mengusung pasangan calon dalam Pilkada Batubara. Yang penting kita harus tetap memerjuangkan visi dan misi, sebagaimana cita-cita Golkar adalah suara rakyat,” ujarnya yang mengaku tengah berada di Sumatera Utara.

Selain Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sampai saat ini juga diketahui belum menentukan pasangan calon. Informasi berkembang menyebut, langkah ini ditempuh untuk membantu suksesi OK Arya.

Sementara itu, sejumlah fungsionaris DPP Golkar memberi lampu hijau bagi Tengku Erry Nuradi untuk ikut maju memperebutkan kursi Ketua DPD Golkar Sumut.

Pengamat politik dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Umar Syadat Hasibuan menilai, Erry memang punya kans terbesar menjadi pimpinan Golkar Sumut.

Menurut doktor ilmu politik itu, Erry bakal menyingkirkan calon-calon lainnya, seperti Ajib Syah, Ngogesa Sitepu, maupun Syahrul Pasaribu.
Sejumlah argumen disampaikan putra kelahiran Labuhanbatu itu. Pertama, sesuai tradisi di internal Golkar, partai ini akan mensupport kadernya yang sedang berkuasa untuk menjadi pimpinan Golkar di daerah.

“Di sisi lain, Erry juga butuh Golkar sebagai kekuatan politik untuk memback up dirinya sebagai wakil gubernur,” ujar Umar kepada koran ini di Jakarta, kemarin (5/7).

Yang dimaksud Umar, sebagaimana pola hubungan kepala daerah-wakil kepala daerah, di antara keduanya selalu berebut kewenangan, terutama dalam hal penempatan jabatan di SKPD-SKPD.

‘’Situasi yang sekarang, posisi Ery sangat lemah di hadapan Gatot. Pasalnya, Gatot lah yang memilih Ery untuk dijadikan pasangannya saat maju di pilgub, tatkala saat itu banyak pilihan lain, seperti Fadli Nurzal,’’ katanya. (gir/sam)ng butuh Golkar,” pungkas Umar. (gir/sam)

JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, memastikan tidak akan mengusung pasangan calon tertentu dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Batubara yang akan berlangsung 14 Agustus mendatang.

Langkah ini diambil bukan karena ketiadaan calon yang dinilai cukup memiliki kemampuan, namun semata-mata sebagai salah satu strategi politik demi memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 yang kini tengah berada di depan mata.

“DPP memutuskan untuk Pilkada Batubara, Golkar tidak ada calon yang akan diusung. Ini merupakan strategi partai,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Golkar, Leo Nababan kepada koran ini saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (3/7).

Keputusan ini terbilang menarik, pasalnya Bupati Batubara yang saat ini menjabat, OK Arya, merupakan Ketua DPC Partai Golkar non aktif. Ia diketahui akan kembali maju sebagai pasangan calon bupati, namun bukan lewat jalur parpol, tapi lewat jalur independen. Disebut-sebut karena keputusan incumbent inilah yang membuat Golkar akhirnya sama sekali memutuskan tidak mengusung salah satu pasangan nama tertentu.

Saat ditanya hal tersebut, Leo enggan berkomentar lebih jauh. Ia hanya menegaskan, bahwa dalam politik parpol harus memiliki sejumlah strategi demi menghasilkan hal-hal yang lebih baik bagi masyarakat. Terutama guna memerjuangkan visi dan misi yang ada. Apalagi kondisinya, tahun ini merupakan tahun politik, menjelang pelaksanaan Pemilu 2014. Karena Golkar tidak mau kecolongan dan bertekad memenangkan pemilu nasional dimaksud.
“Dalam politik itu kan perlu ada strategi dan taktik. Dan itu dilakukan Golkar, salah satunya dengan tidak mengusung pasangan calon dalam Pilkada Batubara. Yang penting kita harus tetap memerjuangkan visi dan misi, sebagaimana cita-cita Golkar adalah suara rakyat,” ujarnya yang mengaku tengah berada di Sumatera Utara.

Selain Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sampai saat ini juga diketahui belum menentukan pasangan calon. Informasi berkembang menyebut, langkah ini ditempuh untuk membantu suksesi OK Arya.

Sementara itu, sejumlah fungsionaris DPP Golkar memberi lampu hijau bagi Tengku Erry Nuradi untuk ikut maju memperebutkan kursi Ketua DPD Golkar Sumut.

Pengamat politik dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Umar Syadat Hasibuan menilai, Erry memang punya kans terbesar menjadi pimpinan Golkar Sumut.

Menurut doktor ilmu politik itu, Erry bakal menyingkirkan calon-calon lainnya, seperti Ajib Syah, Ngogesa Sitepu, maupun Syahrul Pasaribu.
Sejumlah argumen disampaikan putra kelahiran Labuhanbatu itu. Pertama, sesuai tradisi di internal Golkar, partai ini akan mensupport kadernya yang sedang berkuasa untuk menjadi pimpinan Golkar di daerah.

“Di sisi lain, Erry juga butuh Golkar sebagai kekuatan politik untuk memback up dirinya sebagai wakil gubernur,” ujar Umar kepada koran ini di Jakarta, kemarin (5/7).

Yang dimaksud Umar, sebagaimana pola hubungan kepala daerah-wakil kepala daerah, di antara keduanya selalu berebut kewenangan, terutama dalam hal penempatan jabatan di SKPD-SKPD.

‘’Situasi yang sekarang, posisi Ery sangat lemah di hadapan Gatot. Pasalnya, Gatot lah yang memilih Ery untuk dijadikan pasangannya saat maju di pilgub, tatkala saat itu banyak pilihan lain, seperti Fadli Nurzal,’’ katanya. (gir/sam)ng butuh Golkar,” pungkas Umar. (gir/sam)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/