25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jenazah Pilot Edy Disambut Air Mata

KEDIRI- Jenazah Edy Purwono, 56, pilot helikopter Bell 412 yang jatuh di Bitung, Sulawesi Utara tadi malam akhirnya dimakamkan di tanah kelahirannya. Tiba di kediaman orang tuanya di Desa Tulungrejo, Pare sekitar pukul 17.30 bertepatan dengan waktu berbuka puasa jenazah langsung disambut hujan air mata.

Informasi yang dihimpun Radar Kediri, jenazah diberangkatkan dari Bandara Juanda, Surabaya sekitar pukul 15.00, setelah sebelumnya diterbangkan dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Jenazah diangkut dengan mobil ambulans Isuzu Panther L 9614 AH.

Begitu tiba di halaman rumah, Susi Andriyani, 50, istri almarhum yang berdiri paling depan di teras rumah, langsung menghambur menyambutnya. Tangisnya pecah begitu pintu belakang mobil ambulans dibuka dan sebuah peti mati bercat putih dikeluarkan.

Ketegaran yang sempat ditunjukkan kepada Radar Kediri beberapa jam sebelumnya luluh juga. “Doakan saya dan anak-anak kuat, Mas,” pintanya sebelum jenazah sang suami tiba.

Tak hanya Susi, tangis juga pecah dari anak perempuannya, Asti Yunia Sabrina, 25, ketika jenazah ayah tercintanya dibawa masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah, peti jenazah putra sulung dari tujuh bersaudara pasangan Muhammad Muchsin (Alm) dan Siti Aisyah, 75, tersebut diletakkan di ruang tamu. (c3/hid/jpnn)

KEDIRI- Jenazah Edy Purwono, 56, pilot helikopter Bell 412 yang jatuh di Bitung, Sulawesi Utara tadi malam akhirnya dimakamkan di tanah kelahirannya. Tiba di kediaman orang tuanya di Desa Tulungrejo, Pare sekitar pukul 17.30 bertepatan dengan waktu berbuka puasa jenazah langsung disambut hujan air mata.

Informasi yang dihimpun Radar Kediri, jenazah diberangkatkan dari Bandara Juanda, Surabaya sekitar pukul 15.00, setelah sebelumnya diterbangkan dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Jenazah diangkut dengan mobil ambulans Isuzu Panther L 9614 AH.

Begitu tiba di halaman rumah, Susi Andriyani, 50, istri almarhum yang berdiri paling depan di teras rumah, langsung menghambur menyambutnya. Tangisnya pecah begitu pintu belakang mobil ambulans dibuka dan sebuah peti mati bercat putih dikeluarkan.

Ketegaran yang sempat ditunjukkan kepada Radar Kediri beberapa jam sebelumnya luluh juga. “Doakan saya dan anak-anak kuat, Mas,” pintanya sebelum jenazah sang suami tiba.

Tak hanya Susi, tangis juga pecah dari anak perempuannya, Asti Yunia Sabrina, 25, ketika jenazah ayah tercintanya dibawa masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah, peti jenazah putra sulung dari tujuh bersaudara pasangan Muhammad Muchsin (Alm) dan Siti Aisyah, 75, tersebut diletakkan di ruang tamu. (c3/hid/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/